Rabu, 09 Desember 2009

Aduh Becek Nggak Ada Ojek!!!!!

oleh Conivia Kristanti

Pak Blasius dan Pak Jaka akan merencanakan bahwa kita,para jurnalis,akan mengadakan hunting. Lokasi yang akan kita tuju adalah Pasar Tanjung dan perempatan jalan Gajah Mada. Pada tanggal 25 November 2009, kami para jurnalis bersiap-siap untuk hunting sebuah berita. Lokasi pertama yang akan kita hunting adalah Pasar. Pertama kali kita dengar kalau kita akan hunting di pasar, semua pada melongo,karena kita jaraaaanggg...sekali ke pasar. Malah katanya ada dari salah satu jurnalis yang mengatakan kalau dia pertama kalinya pergi ke pasar.

Kami berkumpul di kelas IXb. Setelah kami peserta sudah kumpul semua, kami diberi pengarahan oleh Pak Jaka. Kami harus menjaga nama baik sekolah, tidak boleh memetik tanaman yang ada di luar,dan masih banyak lagi. Setelah selesai mendapat pengarahan dari Pak Jaka, kami membuat kelompok. Kelas VII dibagi menjadi 2 kelompok, dan masing-masing kelompok berisi 6 orang. Kelas VIII dibagi menjadi 2 Kelompok juga, yang masing-masing kelompok berisi 5 orang. Dan untuk kelas IX, karena yang datang cuma 5 orang, jadi cuma dijadikan 1 kelompok. Di masing-masing kelompok, terdapat ketua kelompok. Kelompok 1 untuk kelas VII adalah Christina, dan untuk kelompok 2 adalah Elisa. Kelompok 1 untuk kelas VIII adalah Yolanda, dan untuk kelompok 2 adalah Faustina. Untuk kelas IX adalah Conivia. Semua pembagian selesai, kami bersiap-siap untuk berangkat menuju ke lokasi. Tapi sebelum itu kita menaruh tas di ruang guru.

Ketua kelompok di panggil Pak Jaka untuk diberi tahu rute perjalanan kita. Setelah itu, ketua memberikan infomasi yang diberikan Pak Jaka kepada kelompoknya masing-masing. Setelah selesai memberikan informasi,kami segera pergi ke lokasi. Rute perjalanan kita adalah keluar dari sekolah kita belok kiri, sampai menemukan perempatan lampu merah kita belok kiri lagi, Jalan Taman Siswa. Setelah ada pertigaan, kami belok kanan.Nah tinggal beberapa langkah lagi kita sudah sampai di Pasar Tanjung.

Sesampai kita di Pasar Tanjung, kami diberi waktu kira-kira 20 menit untuk hunting dan beberapa foto.dan kita akan kumpul lagi di tempat dimana kita pertama kali kita datang. Ternyata kondisi pasar tradisional sungguh becek. Kami harus pandai-pandai pilih jalan agar tidak terjebak di lumpur tengah pasar. Jadi ingat lagunya Chinta Laura " Udah Becek Nggak Ada Ojek" atau apalah judulnya? Sekitar itu. Kami sangat diburu oleh hujan. Akhirnya kita kembali ke sekolah.

Sesampainya di sekolah, kami berkumpul kembali di kelas IXB untuk evaluasi hunting kita hari ini. Setelah evaluasi dari Pak Blass, kami diperbolehkan pulang.

MENCARI BERITA DI ANTARA GERIMIS SORE HARI

oleh Michelle Evania Santoso

Pada tanggal 18 November 2009, Pak Jaka dan Pak Blas merencanakan dan mengajak anak-anak Jurnalistik untuk berburu berita atau hunting. Pokok berita dan tempat yang dituju sudah dipersiapkan. Tempat tersebut adalah Pasar dan Jalan Raya. Mereka memilih kedua tempat itu karena berita utama yang akan diliput adalah tentang pelanggaran.

Satu minggu kemudian, tepatnya tanggal 25 November 2009, kegiatan tersebut dilaksanakan. Kurang lebih pukul dua, Pak Jaka memberitahukan apa saja yang akan dilakukan di sana. Pak Jaka juga sudah membagikan kelompok-kelompok sesuai dengan kelasnya masing-masing. Beberapa koordinator juga sudah dipilih dan diberi penjelasan.

Anak-anak jurnalistik yang belum pulang ke rumah, dan membawa tas yang berat boleh menitipkan tasnya di ruang guru. Di sana adalah tempat yang paling aman untuk menitipkan tas.

Kira-kira pukul setengah tiga, murid-murid sudah sampai di Pasar Tanjung. Lagi-lagi Pak Jaka memberikan pernjelasan singkat. Ia memberikan waktu sekitar 20 menit untuk mecari berita dan mengambil gambar.

Pukul tiga kurang sepuluh menit, hampir semua kelompok berkumpul. Namun, ada satu kelompok yang kurang. Pak Blas yang sudah berada di sana menyuruh Pak Jaka dan kelompok-kelompok yang sudah berkumpul untuk kembali ke sekolah terlebih dahulu. Ia akan kembali bersama satu kelompok yang tersisa.

Di perjalanan menuju sekolah, kami para jurnalistik merasakan tetesan-tetesan air yang turun dari langit, yang biasanya disebut gerimis. Sesaat setelah kami sampai di sekolah, hujan deras turun. Semua kelompok sudah terkumpul bersama dua guru mereka. Mereka terlihat senang dan ada pula yang sudah terlihat tak bersemangat.

Kira-kira pukul tiga, Pak Blas dan Pak Jaka menyuruh anak-anak untuk masuk ke kelas IX B. Kedua guru itu memberi penjelasan yang disertai bunyi hujan yang deras. Akhirnya, kurang lebih pukul setengah empat sore, mereka mempersilahkan semua murid Jurnalistik untuk pulang. Tentunya dengan doa terlebih dahulu.

PENGALAMAN PERTAMA JADI JURNALIS

oleh Chrissila Valensia



Kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik SMP TNH telah mengadakan hunting di pasar tradisional. Tempatnya tepat berada di Jalan Presiden Pamuji. Kegiatan hunting ini dilakukan pada hari Rabu tanggal 25November2009 dan dikontrol oleh guru pembimbing, yaitu Pak Jaka dan Pak Blasius. Sebelum kegiatan hunting dilaksanakan, guru pembimbing membentuk 5 kelompok yang terdiri dari 2 kelompok kelas 7, 2 kelompok kelas 8, dan 1 kelompok kelas 9. Setiap kelompok terdiri dari 5 orang, dan setiap kelompok diharuskan memilih salah satu dari mereka sebagai penanggung jawab.

Setelah kelompok terbentuk, penanggung jawab dalam kelompok diberi instruksi dari Pak Jaka. Sesudah para penanggung jawab dari stiap kelompok memberitahukan kepada anggota kelompok masing-masing, setiap kelompok memulai perjalanannya dengan jalan kaki. Setiap kelompok membawa kamera digital minimal 1.Dalam perjalanan anggota kelompok masing-masing diharapkan tetap dalam kelompok.

Sesampainya di pasar, Pak Jaka dan Pak Blasius mengijinkan semua kelompok untuk memulai wawancara.Setiap kelompok mempunyai waktu 15 menit, masing-masing kelompok mulai berpencar. Keadaan di pasar tersebut sangat ramai, jalan di pasar sempit, dan banyak orang yang berjualan di pinggir jalan, banyak sampah yang berserakan di jalan. Masing-masing anggota mulai mengambil gambar saat kegiatan jual-beli antara pedagang dan pembeli yang berjualan di pasar. Menurut kesimpulan wawancara dari salah satu kelompok, harga barang di pasar memang lebih murah, tetapi kualitasnya belum bisa dipercaya sepenuhnya karena keadaan pasar yang belum menjaga kebersihan.

Keadaan kendaraan yang melalui jalan di pasar juga belum teratur akibat jalan yang sempit. Kebersihan lingkungan di pasar juga belum terpenuhi, sehingga kualitas barang-barang yang dijual kurang dipercaya. Banyak barang yang kurang laku terjual, kemungkinan hal ini terjadi karena tampang penjual yang kurang ramah kepada setiap pembeli. Tak terasa 15 menit sudah berlalu dan semua kelompok berkumpul di tempat awal sebelum setiap kelompok berpencar. Cuaca mulai mendung, akhirnya kegiatan hunting selesai dan semua kelompok juga guru pembimbing memutuskan untuk kembali ke sekolah.

Ketika di sekolah, semua peserta kegiatan jurnalistik berkumpul di kelas 9b untuk membahas kegiatan hunting yang dilaksanakan. Pak Jaka dan Pak Blasius meneragkan dan menjelaskan kekurangan semua kelompok. Semua kelompok merasa memang masih banyak kelemahan dalam kegiatan hunting yang pertama dilaksanakan tersebut. Kegiatan hunting tersebut merupakan pengalaman pertama dan berkesan.

SUKA DUKA JURNALIS PEMULA

oleh Christina Shintya Hapsari (VII B)


Ini adalah pengalaman yang menarik sekaligus menjadi pengalaman yang mengecewakan bagi kami para peserta esktrakulikuler jurnalistik SMP TNH.Awalnya kami merencanakan akan Berburu berita di Pasar Tanjung Mojokerto dan Jalan Gajah Mada.Semua kegiatan itu sudah kami rencanakan dengan matang.Kami bahkan membentuk kelompok,karena kami masih belum berpengalaman dalm berburu berita diluar lingkungan sekolah.Rencananya kami akan berburu berita dan foto di Pasar Tanjung dan dilanjutkan dengan berburu foto tentang pelanggaran lalu lintas yang terjadi di sekitar jalan Gajah Mada.

Sebelum kami berangkat kami dijelaskan kembali tentang kegiatan yang akan kami lakukan nanti agar tidak melakukan kesalahan,juga beberapa orang dari kami juga harus disuruh menjadi koordinator kelompok yang bertugas untuk memimpin sekaligus mengatur setiap anggotanya agar tidak bertindak seenaknya sendiri.

Kami berangkat dari SMP TNH menuju Pasar Tanjung dengan berjalan kaki dari jam setengah dua siang.Awalnya cuaca masih terang.Setibanya di Pasar Tanjung cuaca lumayan mendung,namun itu tidak membuat semagat kami padam begitu saja.Kami masih terus melanjutkan perburuan kami.Sebelum kami mulai berburu berita,kami dan para guru pembimbing kami yaitu Pak Blassius dan Pak Jaka menentukan lokasi untuk kumpul jika waktunya sudah selesai.Dan akhirnya di putuskan kami akan berkumpul di pintu masuk Pasar Tanjung,para koordinator harus mencocokkan waktu agar tidak ada kelompok yang ketinggallan.

Tiba saatnya kami berburu berita dan foto.Kami sangat gugup sekali saat menanyakan harga ataupun memfoto para pedagang di pasar tersebut,apalagi sebagian dari kami belum sering pergi ke pasar.Kami harus berpencar agar tidak mendapat berita yang sama anata kelompok satu dengan kelompok lainnya.Namun walau awalnya sudah terpisah tapi ujung-ujungnya pasti bertemu lagi,mungkin karena jalan pasar yang begitu membingungkan dan berkelok-kelok sehingga tak jarang banyak kelompok yang saling bertemu satu sama lain.

Ketika waktu sudah mulai habis kami semua berkumpul di tempat yang sudah kami sepakati bersama,tak lain adalah pintu masuk pasar tersebut.Setelah semuanya berkumpul dan akan melanjutkan berburu foto di jalan Gajah Mada tiba-tiba hujan mulai turun.Dengan terpaksa kami tidak jadi berburu foto.Dengan rasa kecewa kami kembali ke sekolah kami.Namun ketika akan berangkat pulang ada satu kelompok yang belum juga kembali,maka itu terpaksa Pak Blassius menunggu dulu di Pasar.Kamipun segera berangkat karena hujan semakin lebat dan ditengah perjalanan akhirnya kelompok yang ketinggalan tadi muncul.Dan kamipun segera pulang ke sekolah dan tiba di sekolah pukul setengah empat.

Diantara kami ada yang pulang dengan membawa oleh-oleh yaitu tempe dan bawang merah karena terpaksa membeli untuk hasil foto yang bagus namun ternyata malah terlihat kaku.Tetapi tidak apa-apa karena mungkin saja orang di rumah membutuhkan tempe dan bawang merah.

HUNTING CERIA, MEMBURU BERITA

oleh : Abiel Christian


Pada hari Rabu, 25 November 2009 pukul 15.00, anak-anak SMP Taruna Nusa Harapan yang mengikuti ekstrakurikuler jurnalistik melakukan hunting berita. Mereka melakukan hunting berita di salah satu pasar tradisional di Mojokerto, yaitu di Pasar Tanjung kota Mojokerto.

Persiapan yang mereka lakukan adalah membawa kamera digital dan sebuah buku catatan. Pembina kegiatan ekstra tersebut, Pak Jaka dan Pak Blas membagi mereka ke dalam kelompok yang berdasarkan kelas. Anak- anak jurnalistik merasa sangat senang sekali karena hal itu adalah hal pertama kalinya mereka keluar dalam mencari berita. Biasanya mereka mencari berita di luar sekolah hanya dengan mengakses lewat internet saja.

Perjalanan dilakukan mereka dari sekolah ke pasar dengan berjalan kaki. Di jalan,mereka tertawa-tawa dan ada pula yang menyanyi.

Sesampainya di pasar,mereka diberikan briefing oleh Pak jaka dan Pak Blas. Isi briefing tersebut ialah bahwa saat mereka meliput kejadian yang ada di pasar, mereka harus membiarkan kegiatan di pasar tersebut berjalan alami. Kalau sedang mencari info atau bertanya kepada penjual harus melakukan dengan sopan dan pertanyaan yang ditanyakan harus mengandung unsur 5W 1H.

Setelah anak- anak menerima briefing, anak-anak langsung berjalan menyusuri pasar tersebut. Mereka berpencar berdasarkan kelompoknya.

Suasana di dalam pasar tersebut berjalan alami. Anak-anak jurnalistik merasa senang berada di pasar itu walaupun kebanyakan anak- anak jurnalistik perempuan banyak yang mengeluh karena tidak tahan oleh bau daging dan beceknya pasar tersebut. Ada yang memotret, ada yang mewawancarai penjual, dan lain-lain. Sempat juga salah satu anak jurnalistik perempuan diteriaki oleh salah satu penjual. Rasanya waktu itu memang emosi, tetapi mereka menahan emosi itu demi kepentingan jurnalistik mereka.

Setelah selesai melakukan hunting, mereka harus kembali sesuai waktu yang telah ditentukan. Sebetulnya, tujuan mereka tidak hanya Pasar Tanjung, tetapi juga menyusuri jalan raya yang ada di kota Mojokerto. Sayang sekali saat mereka mau meneruskan perjalanan, turun hujan yang menyebabkan mereka tidak bisa melanjutkan perjalanan dan harus kembali ke sekolah.

Saat perjalanan tersebut, wajah mereka terlihat sedih karena tidak bisa melanjutkan perjalanan. Mereka berpikir dalam hati bahwa seharusnya kalau mau menjadi wartawan profesional, mereka harus tahan dalam kondisi cuaca apapun.

Akhirnya, mereka kembali ke sekolah. Di sekolah, mereka mendengarkan perkataan dari Pak Blas dan Pak Jaka sebelum pulang. Akhirnya saat pulan telah tiba. Mereka berdoa dahulu sebelum pulang dan akhirnya pulang ke rumah masing-masing. Teruslah berusaha anak-anak jurnalistik, kalian pasti bisa.

CARI BERITA DI BALIK MEJA?

oleh Blasius P. Purwa Atmaja

Judul tersebut sebenarnya ingin mempertanyakan lebih dalam apakah sebuah berita bisa dihasilkan tanpa beranjak dari meja kerja? Jawaban sementara yang bisa diberikan tentu saja bisa, hanya saja berita yang dihasilkan tentu tidak akan maksimal jika dibandingkan dengan berita yang dihasilkan seorang jurnalis yang terjun langsung di tempat sebuah peristiwa terjadi.

Dengan menceburkan diri ke dalam sebuah peristiwa, seorang penulis akan terlibat secara fisik, psikis, emosi dalam sebuah peristiwa dan akhirnya akan ikut merasakan, menghayati, dan memikirkan apa yang terjadi. Tulisan yang terbentuk lewat penghayatan fisik, psikis dan emosi tersebut tentu akan lebih punya jiwa jika dibanding tulisan hasil cerita orang lain.

Sejalan dengan konsep itulah kegiatan jurnalistik di SMP TNH perlu terjun langsung ke sumber berita. Kegiatan awal yang telah dilakukan adalah dengan terjun langsung ke Pasar Tanjung Anyar, lokasi terdekat dengan SMP TNH. (Tulisan belum selesai)