Kamis, 23 Januari 2014

KEGALAUAN



          Zaman sekarang itu udah zamannya galau, bukan cuma anak SMA, sekarang anak-anak SMP aja udah pada pacaran (cuma banyak yang ga mau ngaku-_-). Masa-masa kegalauan itu sebenernya bisa dinikmatin, sendirian maupun bareng-bareng (?).

          Galauers itu nyebar di seluruh pelosok bumi, ada yang galo gara-gara jomblo, ada yang taken ga bahagia. Tapi walaupun banyak, kalo lagi galo itu rata-rata sama aja. Dari mogok makan sampe update-update status, entah di bbm, facebook, twitter, atau bahkan upload foto lagi nangis di instagram. Yang udah pernah mending ngaku aja deh.

          Biasanya sih para galauers, baik jomblo maupun taken, tingkahnya itu tergantung tahapnya. Kalo galauers junior itu paling nangis sambil natepin bulan. Kalo yang menengah ke atas itu rata-rata galau di wastafel sambil ngusep-ngusep ingus pake tisu. Nah, kalo yang udah pro itu galaunya maximal! Tiap saat, tiap detik galau terus. Dikit-dikit nangis, nunggu jemputan sendirian sambil nangis-nangis, dikasih pentol gratis langsung nangis (entah terharu atau saking galaunya), sampe dikasih duit gara-gara dikirain ngemis pun masih nangis.

          Nah ini dia tipstips cara menikmati saat-saat kegalauan anda datang; kalo udah keluar air mata sama ingus itu langsung siapin tisu. Tenang aja, kotak tisu selalu ada untukmu, peluk dia erat-erat, cium kalo perlu. Kalo kamu lagi di mobil trus tiba-tiba kegalauan melanda, stay cool, pasang headset dan dengerin lagu galo favorit sambil natap keluar jendela mobil. Umm.. kalo yang suka galo di motor saya ga tau deh. Dan satu lagi, yang lagi galo coba aja ngelupain masalahnya dengan cara main game, makan, ngobrol sama temen, makan, nonton TV, makan, dll. Warningnya, kalo cara-cara di atas ga ngefek JANGAN coba-coba buat loncat dari lantai 2 atau minum baygon.

          Nah kalian galauers tahap mana? Kalo saya pribadi sih bukan tipe galauer, sekian.


@Erica_Apr & @GracielaAnggi, from 8B.

Rabu, 22 Januari 2014

LANGIT MALAM

LANGIT MALAM

Gelap hitam membentang
Bertabur berlian
Bintang
Menemani bulan
Menghias dunia
Memandangnya
Tak terasa diriku melayang
Terbang 
Menuju mimpi terdalam
Ku t'lah lelap
Memandangi langit malam 
 
Raphaela Mirari

Dari Single ke Double

Perkenalkan namaku Roran. ciri-ciriku itu tinggi sekitar 171 cm. berambut pirang. dan yah single. aku satu-satunya anak single di kelasku. tapi tak apa. yang satu ini pengalamanku yang menyenangkan...
    Waktu itu, tepat pukul 7 pagi di hari Rabu. Jam wekerku berbunyi nyaring. Suara yang aku benci. Aku mandi dan bersiap untuk sekolah. Jove, dia sahabatku, sudah menungguku didepan rumah. "Roran!!! cepatlah!! Kau tahu hari ini hari apa, huh? Mrs. Sophia akan memakan kita jika kita terlambat!" teriaknya. aku tergupuh-gupuh. Dan keluar dengan menggigit selembar roti. "Apa kau kesiangan lagi?" tanya Jove. "Tidak. Hanya saja aku masih ngantuk".
    Yups, Jove benar. Kami terlambat. "Roran, akan kubunuh kau, kalau kita kena hukuman berat" kata Jove. Aku menggertakkan gigiku. Dan... Saat aku dan Jove masuk, Mrs.Sophia melihat kearah kami. Seakan-aka dia akan menerkam kami. "Jove, Roran. kalian terlambat?".Kami hanya bisa diam sambil menggenggam erat tas kami. "CEPAT KALIAN BERSIHKAN TOILET DAN LAPANGAN!!! DALAM SATU JAM, SAYA AKAN MENGECEK. JIKA BELUM SELESAI...KALIAN AKAN MENDAPATKAN KEJUTAN YANG LAIN!!!" Marah Mrs.Sophia pada kami.
    Kami segera lari menuju toilet. "Jove, kabar buruknya adalah ada sekitar 5 toilet di sekolah ini". Jove langsung menatapku. "Ini celaka. Cepat roran. kau bersihkan lapangan dan aku toilet! cepat!!!". Kami berlari dan berpisah. bagus, lapangan besar ini penuh dengan daun kering. Dan sepertinya angin tidak bersahabat juga.
    Waktu aku menyapu dedaunan, aku melihat cewe. Sepertinya dia murid baru disekolah ini. Dia datang menghampiriku, dan bertanya. "Bolehkah aku bertanya?". Tanyanya dengan suara yang lembut. "B-b-boleh". "Dimana tempat kelas 12?". Itu kelasku. dia pasti kena hukum juga nantinya. "Yah, temyu. letaknya tidak jauh dari lapangan ini. tinggal jalan lurus, belok ke kanan. Ada kelas bercat putih, itulah kelas 12" Dia pun mengangguk, "terima kasih". Cewe itu berlari, mengikuti arah yang kukatakan. Aku belum sempat menanyakan namanya.
    Tak lama kemudian, cewe itu datang lagi padaku. "Hey! Kamu Roran 'kan?". Dia menyebut namaku? dari mana ia bisa tahu namaku? "Mrs.Sophia menyuruhku membantumu. Karena aku terlambat". ooh Mrs.sophia. "Baiklah. aku belum tahu namamu" Kataku sambil menggenggam erat sapu. "ooh. maaf. Namaku Phaell. Aku murid baru disini. Aku tinggal di West Road 13A". Katanya memperkenalkan diri. West Road? Itu rumahku. Tapi aku West Road 11A. Dia tetanggaku? Bagaimana aku tidak tahu?. tapi akhirnya aku menyapu bersama dia, Phaell. Pekerjaanku sudah selesai, begitu juga Jove. kami masuk kelas bersama.
    Bel istirahat berbunyi. semua murid keluar kelas kecuali satu, Phaelli. Mungkin dia belum dikenal banyak anak. Tapi dia akan kesepian. aku ajak saja. pikirku. "Paell, Kenapa kamu tidak makan? mau kah kamu istirahat denganku?" tanyaku tergagap-gagap. Dia tersenyum "Baiknya kamu. baiklah aku mau". Kami pun Beristirahat ria bersama. Kami saling menceritakan pengalaman kami. Bertukar cerita, lebih tepatnya.
    Sepulang sekolah, aku menanyakannya lagi "Phaell, kamu mau gak pulang bareng. Mumpung rumah kita berdekatan". Wajah gembira menghiasi wajahnya. Dia mengangguk. Jove datang. "Silahkan naik, tuan dan nona". aku memelototi Jove. Didalam mobil, kami bernyanyi-nyanyi. Paell juga ikut menyanyi. Sampai juga di West Road. Jove menurunkan kami. "Terima kasih Jove, Roran :)" kata Phaell sambil senyum. 
    Aku membuka pintu rumah. Memandang langit-langit rumah. Akhirnya aku punya ide. Aku pun pergi kerumah Phaelli. Aku mengetuk pintu rumahnya. Dan... "Ada apa Roran?" Tanyanya melalui jendela. Terdengar hentak kakinya berlari membuka pintu. "mmmmmmm. mau gak, kamu main sama aku" tanyaku. Phaell pun berteriak "Ma! Bolehkan aku berjalan-jalan dengan Roran?!". Terdengar teriakan mamanya meng-iyakan. "Ya. Boleh". Saat Phaell mau menutup pintu papanya keluar. "Hati-hati, ya". kami mengangguk serentak.
    Dijalan kami bercakap banyak. "Roran, aku lupa memperkenalkan orang tuaku. nama mamaku itu Perrie. dan papaku Zayn". aku mengangguk. Kami berjaan tanpa mengatakan sepatah kata pun. Karena merasa tidak enak aku mulai berbicara "Apakah kamu tahu? Taman kota disini sangat bagus untuk bersantai". Tanyaku. "Oh-Ya? Aku ingin tahu". 
Tidak lama kemudian, kami sampai ditaman kota. Kami duduk disalah satu kursi dibawah rindangnya pohon. kami sempat berbincang-bincang sedikit, dan bercanda. Angin bertiup kencang, meniup rambut brunette Phaell. Serasa, waktu membeku. Aku ingin berkata, tapi aku tidak bisa. "ooh, jangan gagalkan aku sekarang" Kataku dalam hati. 
"Roran? Kamu tak apa, kan?". Kata Phaell sambil tertawa. " ooh aku tak apa...". Phaell menjawabku dengan senyuman manis. "Aku harus mengatakan yang sebenanrnya! Aku bukan pecundang. Ayolaah, Roran". Aku terus berbicara pada diriku sendiri. "Ini dia...' 
Aku akhirnya memberanikan diri berkata, "Phaell?". "Ya, Roran?". "Aku sebenarnya ingin mengatan ini dari pertama...tapi, aku ingin menentukan saat yang tepat. mmmm, Aku suka sama kamu.." Kataku perlahan. Aku pikir Phaell akan mengatakan hal sebaliknya, tapi.. "Roran, Roran. Baiklah, kita jalani saja". Kata Phaell sambil mencubit pipiku. Hari mulai malam senaiknya kita pulang.
Aku mengantarkan Phaell pulang terlebih dahulu. Phaell melambaikan tangan dan memelukku. Aku pun pulang dan masuk kedalam rumah. serasa hidup baru dimulai. aku berbaring di tempat tidur hingga aku pun tidur. hha.
Yups! Itulah ceritaku. Dari single ke double. Akhirnya aku bukan satu-satunya lagi yang single xx. 
 
(oleh Raphaela Mirari)