Kamis, 28 April 2016

SEBUAH KATA CINTA

Oleh : Jasephine Angelica

Kata sayang
Kata cinta
Itu yang kudengar dari mulutmu
Rasa sakit
Rasa hancur
Itu yang kurasakan darimu
Kau menghancurkan hatiku
Menusuk jiwaku
Tapi cintaku
Akan selamanya untukmu
Karena aku sayang padamu

Kamis, 21 April 2016

AKU INGIN DAN AKU BISA!!!

"Wow!! ayah coba lihat! ada sesuatu yang terbang!" teriak Aldo bersemangat. "Itu pesawat terbang, sayang" jawab ayahnya. "Waaahh, kereeenn". Aldo adalah seorang anak berumur 7 tahun, dari pasangan Pak Lukiman dan Bu Citra. Keluarganya memang hidup pas-pasan tapi tidak pernah kekurangan. Rumah mereka dekat dengan bandara, jadi hampir setiap hari mereka melihat pesawat terbang. "Ayah, suatu hari nanti, aku ingin buat pesawat terbang" ucap Aldo. Ayahnya hanya tersenyum. "pikiran anak kecil" pikir ayahnya.

Pada saat Aldo berumur 10 tahun, ayahnya kembali bertanya kepadanya "Aldo, apa cita-citamu?". "Aku ingin membuat pesawat terbang ayah.." jawabnya. Ayahnya kembali berpikir, "tunggu saja beberapa tahun, pasti cita-citanya berubah". Namun, dari hari ke hari, cita-citanya tidak berubah. Setiap kali ia mendengar suara pesawat terbang, tekadnya semakin bulat. Ketika Aldo lulus SMP, ia memilih masuk ke suatu SMA, di mana pada perpustakaan SMA itu, memiliki koleksi buku-buku yang lengkap tentang pesawat terbang. Setiap jam istirahat, ia pergi ke perpustakaan untuk belajar tentang mekanisme pesawat terbang, sampai ia mengerti betul, semua bagan-bagan pesawat terbang.

Ketika ia telah lulus SMA, ayahnya bertanya lagi, "Aldo, apa cita-citamu?". Namun jawabannya tidak berubah, "aku ingin membuat pesawat terbang". Akhirnya ayahnya menyerah. "Di mana kau mau melanjutkan sekolahmu, nak?" tanya Pak Lukiman. "Aku ingin bersekolah, di mana ada pendidikan tentang cara membuat pesawat terbang" jawabnya. Ayahnya terkejut. "Aldo, ayah mendukung cita-citamu, nak. Tapi jika kau ingin bersekolah tempat yang ada pendidikan cara membuat pesawat terbang, itu hanya ada di Amerika. Ayah tidak sanggup membayarnya" ujar ayahnya. "Kalau begitu, aku tidak usah sekolah saja" jawab Aldo. "Aldo, sayang sekali kalau kecerdasanmu ini tidak dikembangkan, nak" ujar sang ayah, lagi.
Namun, sekeras apapun usaha Pak Lukiman membujuknya, Aldo tetap tidak mau sekolah. Akhirnya Pak Lukiman menyerah dan membiarkan anaknya itu tidak bersekolah. Aldo memutuskan untuk bekerja di salah satu perusahaan yang ada di kotanya.

Pada suatu hari, ada beberapa orang dari perusahaan Boeing, Amerika yang datang ke Indonesia untuk melihat-lihat. Mereka menyadari bahwa ada banyak anak bangsa yang berprestasi. Jadi mereka membuka tawaran untuk bersekolah di Boeing, Amerika secara gratis. Berita tersebut sampai pada Pak Haris, bos Aldo. Ia mengetahui betapa besar anak itu menyukai pesawat terbang, jadi ia menawarkannya pada Aldo.
Tentu saja Aldo tidak akan mensia-siakan kesempatan ini. Namun, ternyata Aldo masih belum memenuhi persyaratan, karena yang bisa ikut tes ini  minimal bersekolah setingkat S1. Ia memohon dengan sangat kepada atasannya itu, untuk membantunya. Cara apapun akan dia lakukan. Sampai pada akhirnya, dengan bantuan bosnya, ia dapat mengikuti tes masuk. Dari antara banyak orang yang mengikuti tes, hanya dia sendirilah yang hanya lulusan SMA. Namun, dia tidak menyerah.Sampai pada waktu pemilihan, dia terpilih menjadi salah satu orang yang mendapat beasiswa.

Akhirnya, Aldo pun pergi dan bersekolah di Amerika.

Pesan : Jangan menyerah dengan apa yang telah kau impikan. Dan jangan takut untuk bermimpi besar. Tetaplah berdoa, dan berusaha. Siapa tahu, mimpi itu bisa menjadi kenyataan. God Bless.. :)

GLADIUS SI RAJA PEDANG

      Namanya Gladius. Ia adalah seorang gladiator terlaris pada abad 5 SM. Dia kuat, ototnya besar, dan badannya kekar. Gladius tinggal di penjara kayu di dekat arena tarung. Menendang, memukul, mengikat, menyabet, menjungkir-balikkan adalah pekerjaan-bisa juga disebut hobi-. Setiap hari, ia selalu seperti itu di arena tarung. Setidaknya, setiap harinya ia menghabisi 20 orang dan memperoleh uang hasil bertarung sebesar 400 gold dan 30 perak. Jika menang, ia akan mengejek musuhnya habis - habisan. Alangkah senangnya hatinya bila mendapat pujian dan sorakan penonton. Sampai suatu hari...

      "Gladius, hari ini engkau melawan orang baru". Jelas sipir penjara." Ia adalah seorang legenda dari selatan". Gladius nampaknya tidak senang dengan penjelasan sipir itu. Gladius menarik kerah si sipir ke arah sel dan berkata "Mana petarung itu. Akan kuremukkan tubuhnya dan kuberikan pada anjing kesayanganku untuk dimakannya". Sipir itu langsung membalas pernyataan Gladius dengan memuji petarung terkenal di negerinya yang akan dihadapi Gladius. "Se..sebaiknya eng.....engkau tidak meremehkannya". "Aah... aku tidak peduli. Lihat saja, aku akan menghabisinya nanti" bantah Gladius. Kaisar Roma telah memerintahkan untuk membuka sel Gladius. Gladius segera pergi dengan wajah mengerikannya itu.

      Pedang, tameng dan armor telah disiapkan untuk pertarungan nanti. Gladius langsung menuju arena dan sudah siap untuk beradu kekuatan. "Gladius....Gladius" begitulah penonton menyorakinya. Gladius langsung menaikkan kepalanya sedikit dan tersenyum sinis. Ia merasa sangat kuat dan tidak ada yang dapat mengalahkannya. Sementara lawan Gladius masih melangkah ke arena. Langkahnya menakutkan. Musuhnya itu sepertinya hanya memiliki nafsu membunuh yang hebat.

     Saat musuhnya sampai di arena, semua penonton terdiam. Penonton terkagum melihatnya. Otot-ototnya besar, badannya lebih kekar dari Gladius. Gladius bertanya siapa nama petarung itu, tetapi sang petarung tidak menjawabnya. Gladius kesal dan segera berlari dan menyerang petarung itu. Gladius menghunuskan pedangnya tetapi sang petarung dengan cepat menendang perut Gladius. Gladius kesakitan sekaligus merasa malu. Sang petarung menghunuskan pedang, tetapi Gladius mengelaknya dengan tameng. Petarung tidak sabar. Ia menjegal dan membalik balikkan Gladius. Penonton merasa heran melihat pertarungan itu. Penonton tidak percaya pada Gladius lagi. Petarung melemparkan Gladius ke udara dan menendang Gladius. Gladius pingsan. Kemenangan berpihak pada sang petarung.

       Kaisar Roma membuat keputusan bahwa seluruh uang Gladius kini diberikan pada si petarung. Gladius miskin dan tidak berdaya. Tubuh Gladius sakit semua dan ia diusir dari arena pertarungan itu. Gladius dibuang dan ia menyesali perbuatannya.

TONI KRISTIANDARU MENGUNDURKAN DIRI DARI EKSTRAKURIKULER JURNALISTIK

Kamis, 03 Maret 2016 menjadi akhir keikutsertaan salah satu siswa kelas IX yang menjadi anggota dalam ekstrakurikuler jurnalistik, Toni Kristiandaru. Kepada WARTA TNH,Toni mengatakan bahwa ia akan mengundurkan diri dari kegiatan jurnalistik minggu depan karena  jadwal ulangan dan ujian yang sangat padat. Mulai dari Ulangan Akhir Semester atau UAS, Ujian UAS praktik, Ujian Sekolah praktik, Ujian Sekolah, Try Out, dan Ujian Nasional.

"Karena melihat jadwal yang sedemikian padatnya, saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari jurnalistik. Bukan karena pernah bosan dengan jurnalistik, melainkan karena melihat jadwal," katanya.Toni akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh nilai yang baik untuk dapat menunjukkan kemampuannya sehingga dapat lulus dengan hasil yang sempurna.Menurutnya, ini akan menjadi bulan yang sangat sibuk dan menegangkan.

Menurut Pak Jaka Purnama, Toni Kristiandaru merupakan peserta ekstrakurikuler jurnalistik yang sangat rajin. Meskipun di awal-awal keikutsertaan masih terlihat malu-malu, namun akhir-akhir ini sudah menunjukkan perkembangan yang relatif baik. Paling tidak keberaniannya sudah muncul. 

JUARA LOMBA MENULIS DAN MEMAPARKAN PRODUK UNGGULAN KOTA MOJOKERTO DALAM BAHASA INGGRIS

Pada taggal 19 April 2016 Dinas Pendidikan Kota Mojokerto mengadakan Lomba Menulis Dan Memamparkan Produk Unggulan Kota Mojokerto. Lomba itu diadakan di SMPN 3 Kota Mojokerto dan dimulai pada pukul 08.00. Dalam kegiatan tersebut, SMP TNH mengirimkan seorang siswinya untuk mengikuti lomba tersebut. Sherryn Febrina, dialah siswi yang diberi kesempatan untuk mengikuti lomba tersebut. Ia menampilkan judul yang bertemakan Batik Dalam lomba tersebut Sherryn dibimbing oleh Dwi Cahyo Utomo, atau yang sering dipanggil Pak Yoyok. Selaku pembimbing, Pak Yoyok melatih Sherryn sejak jauh hari agar hasilnya maksimal, dan strategi itu berhasil, karena Sherryn dapat meraih gelar juara ke-2 dalam ajang tersebut. Walaupun tidak menjadi juara pertama, tetapi prestasi yang dicetak oleh Sherryn ini cukup memuaskan, dan tentunya ajang ini dapat dijadikan pengalaman untuk lomba-lomba yang akan datang.

TAS MENGINAP DI SEKOLAH

     Pada hari Kamis tanggal 14 April,sepulang sekolah pada pukul 12.30.sesudah bel pulang saya dan teman saya pulang sekolah.Setelah keluar kelas saya langsung menuju ke ruang komputer. Disana masih terlihat sangat sepi kecuali satu orang guru.Guru komputer itu bernama Pak Dodik.Guru itu sedang membereskan tempat kerja guru di ruangan tersebut.Saya masuk dan bersalaman denganya.Setelah itu,saya menaruh tas saya lalu pergi. Setelah itu Pak Dodit Menguncinya.Setelah itu saya pergi menunggu guru jurnalistik.Pada pukul 14.30 Guru Jurnalistik saya datang, saya mengira guru jurnalistik saya punya kunci lain untuk membuka ruang komputer. Ternyata saya salah guru jurnalistik tidak membawa kuncinya, kuncinya dibawa oleh Pak Dodit. Akhirnya tas saya terkunci dan tertahan disana selama 1 hari. kelas jurnalistik dipindah di ruang lain untuk sementara. Keesokan harinya untungnya pelajaran pertama kelas saya adalah kelas komputer. tas saya yang tertinggal disana sedingin es batu tetapi untunglah tidak hilang. Dari peristiwa itu saya mendapat pelajaran supaya tidak ceroboh untuk menaruh suatu barang