Waktu itu,
tepat pukul 7 pagi di hari Rabu. Jam wekerku berbunyi nyaring. Suara
yang aku benci. Aku mandi dan bersiap untuk sekolah. Jove, dia
sahabatku, sudah menungguku didepan rumah. "Roran!!! cepatlah!! Kau tahu
hari ini hari apa, huh? Mrs. Sophia akan memakan kita jika kita
terlambat!" teriaknya. aku tergupuh-gupuh. Dan keluar dengan menggigit
selembar roti. "Apa kau kesiangan lagi?" tanya Jove. "Tidak. Hanya saja
aku masih ngantuk".
Yups, Jove benar. Kami terlambat. "Roran,
akan kubunuh kau, kalau kita kena hukuman berat" kata Jove. Aku
menggertakkan gigiku. Dan... Saat aku dan Jove masuk, Mrs.Sophia melihat
kearah kami. Seakan-aka dia akan menerkam kami. "Jove, Roran. kalian
terlambat?".Kami hanya bisa diam sambil menggenggam erat tas kami.
"CEPAT KALIAN
BERSIHKAN TOILET DAN LAPANGAN!!! DALAM
SATU JAM, SAYA AKAN MENGECEK. JIKA BELUM SELESAI...KALIAN AKAN
MENDAPATKAN KEJUTAN YANG LAIN!!!" Marah Mrs.Sophia pada kami.
Kami segera lari menuju toilet. "Jove, kabar buruknya adalah ada
sekitar 5 toilet di sekolah ini". Jove langsung menatapku. "Ini celaka.
Cepat roran. kau bersihkan lapangan dan aku toilet! cepat!!!". Kami
berlari dan berpisah. bagus, lapangan besar ini penuh dengan daun
kering. Dan sepertinya angin tidak bersahabat juga.
Waktu aku menyapu dedaunan, aku melihat cewe. Sepertinya dia murid baru
disekolah ini. Dia datang menghampiriku, dan bertanya. "Bolehkah
aku bertanya?". Tanyanya dengan suara yang lembut. "B-b-boleh". "Dimana
tempat kelas 12?". Itu kelasku. dia pasti kena hukum juga nantinya.
"Yah, temyu. letaknya tidak jauh dari lapangan ini. tinggal jalan lurus,
belok ke kanan. Ada kelas bercat putih, itulah kelas 12" Dia pun
mengangguk, "terima kasih". Cewe itu berlari, mengikuti arah yang
kukatakan. Aku belum sempat menanyakan namanya.
Tak lama kemudian, cewe itu datang lagi padaku. "Hey! Kamu Roran
'kan?". Dia menyebut namaku? dari mana ia bisa tahu namaku? "Mrs.Sophia
menyuruhku membantumu. Karena aku terlambat". ooh Mrs.sophia. "Baiklah.
aku belum tahu namamu" Kataku sambil menggenggam erat sapu. "ooh. maaf.
Namaku Phaell. Aku murid baru disini. Aku tinggal di West Road 13A".
Katanya
memperkenalkan diri. West Road? Itu rumahku. Tapi aku West Road 11A.
Dia tetanggaku? Bagaimana aku tidak tahu?. tapi akhirnya aku menyapu
bersama dia, Phaell. Pekerjaanku sudah selesai, begitu juga Jove. kami
masuk kelas bersama.
Bel istirahat berbunyi. semua murid keluar kelas kecuali satu, Phaelli.
Mungkin dia belum dikenal banyak anak. Tapi dia akan kesepian. aku ajak
saja. pikirku. "Paell, Kenapa kamu tidak makan? mau kah kamu istirahat
denganku?" tanyaku tergagap-gagap. Dia tersenyum "Baiknya kamu. baiklah
aku mau". Kami pun Beristirahat ria bersama. Kami saling menceritakan pengalaman kami. Bertukar cerita, lebih tepatnya.
Sepulang sekolah, aku
menanyakannya lagi "Phaell, kamu mau gak pulang bareng. Mumpung rumah
kita berdekatan". Wajah gembira menghiasi wajahnya. Dia mengangguk. Jove
datang. "Silahkan naik, tuan dan nona". aku memelototi Jove. Didalam
mobil, kami bernyanyi-nyanyi. Paell juga ikut menyanyi. Sampai juga di
West Road. Jove menurunkan kami. "Terima kasih Jove, Roran :)" kata
Phaell sambil senyum.
Aku membuka pintu rumah. Memandang langit-langit rumah. Akhirnya aku
punya ide. Aku pun pergi kerumah Phaelli. Aku mengetuk pintu rumahnya.
Dan... "Ada apa Roran?" Tanyanya melalui jendela. Terdengar hentak
kakinya berlari membuka pintu. "mmmmmmm. mau gak, kamu main sama aku"
tanyaku. Phaell pun
berteriak "Ma! Bolehkan aku berjalan-jalan dengan Roran?!". Terdengar
teriakan mamanya meng-iyakan. "Ya. Boleh". Saat Phaell mau menutup pintu
papanya keluar. "Hati-hati, ya". kami mengangguk serentak.
Dijalan kami bercakap banyak. "Roran, aku lupa memperkenalkan orang
tuaku. nama mamaku itu Perrie. dan papaku Zayn". aku mengangguk. Kami
berjaan tanpa mengatakan sepatah kata pun. Karena merasa tidak enak aku
mulai berbicara "Apakah kamu tahu? Taman kota disini sangat bagus untuk
bersantai". Tanyaku. "Oh-Ya? Aku ingin tahu".
Tidak lama kemudian, kami sampai ditaman kota. Kami duduk
disalah satu kursi dibawah rindangnya pohon. kami sempat
berbincang-bincang sedikit, dan bercanda. Angin bertiup kencang, meniup
rambut brunette Phaell. Serasa, waktu membeku. Aku ingin berkata, tapi aku tidak bisa. "ooh, jangan gagalkan aku sekarang" Kataku dalam hati.
"Roran?
Kamu tak apa, kan?". Kata Phaell sambil tertawa. " ooh aku tak apa...".
Phaell menjawabku dengan senyuman manis. "Aku harus mengatakan yang
sebenanrnya! Aku bukan pecundang. Ayolaah, Roran". Aku terus berbicara
pada diriku sendiri. "Ini dia...'
Aku
akhirnya memberanikan diri berkata, "Phaell?". "Ya, Roran?". "Aku
sebenarnya ingin mengatan ini dari pertama...tapi, aku ingin menentukan
saat yang tepat. mmmm, Aku suka sama kamu.." Kataku perlahan. Aku pikir
Phaell akan mengatakan hal sebaliknya, tapi.. "Roran, Roran. Baiklah,
kita jalani saja". Kata Phaell sambil mencubit pipiku. Hari mulai malam
senaiknya kita pulang.
Aku mengantarkan Phaell pulang terlebih dahulu. Phaell melambaikan tangan dan memelukku. Aku pun pulang dan masuk kedalam rumah.
serasa hidup baru dimulai. aku berbaring di tempat tidur hingga aku pun tidur. hha.
Yups! Itulah ceritaku. Dari single ke double. Akhirnya aku bukan satu-satunya lagi yang single xx.
(oleh Raphaela Mirari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar