Selasa, 17 Mei 2011 lalu, bertepatan dengan hari Waisak, hari raya umat Buddha yang paling terkenal, rombongan beranggotakan 16 orang dengan pakaian hijau-hitam-kuning memadati halaman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto, yang beralamat di Jalan P. B. Sudirman. Mereka tampak ribut dan agak panik. Maklum, hari itu adalah hari keberangkatan mereka menuju Kota Surabaya untuk mengikuti lomba. Lomba yang menyangkut nama Kota Mojokerto, sekolah masing – masing, dan nama diri.
Rombongan yang beranggotakan 16 orang itu, di antaranya terdapat 2 orang siswi SMP TNH, 1 orang mantan siswi SMP TNH, dan 2 orang pembina dari SMP TNH. Kedua siswi itu adalah Maharani Stavira I. (VIIIA) dan Gracia Maria P. (VIIIC). Sedangkan, mantan siswi yang dimaksud adalah seorang murid lulusan SMP TNH yaitu Aksha Rinelsya P.. Selain itu, SMP TNH juga menyertakan Drs. Tri Harijanto, guru seni rupa SMP dan SMA TNH dan Pinto Yuwono, S. Pd., guru seni musik SMP dan SMA TNH. Sisanya, adalah siswa - siswi dari SMPN -SMPN di Mojokerto dan 4 orang pembimbing lainnya.
Berangkat kurang lebih pukul 09.10 dengan tiga mobil, salah satunya disediakan oleh Yayasan Pendidikan SMP TNH, rombongan ini tiba kira – kira pukul 11. 25 di Asrama Haji Sukolilo, tempat menginap peserta FLS2N (Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional) se- provinsi Jawa Timur. Sesampainya di sana, rombongan terpaksa menunggu karena kamar untuk mereka, kamar no. 223 dan 224 di gedung E1, belum dibersihkan sebab baru dipakai oleh peserta lomba O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional).
Setelah menunggu sampai kurang – lebih pukul 13.00, Pak Tri memutuskan untuk bertanya ulang apakah kamarnya sudah selesai dibersihkan. Kabar mengejutkan datang. Ternyata, kamar untuk kontingen dari Mojokerto bukan di gedung E1 tetapi di gedung E2. Semua anggota buru – buru meraih bawaan masing – masing dan menuju gedung E2. Di sana, ternyata, kamar yang sudah bisa ditempati baru satu yaitu kamar nomor 224. Karena lebih cepat sampai, kamar itu langsung ditempati oleh rombongan dari SMP TNH, 2 orang pembimbing, dan satu – satunya siswa dalam rombongan, yang bernama Lukman.
Sisa rombongan, yang akan menempati kamar 223, disuruh meletakkan barang dalam kamar 224 untuk sementara. Sekitar pukul 14.30, barulah kamar 223 bisa digunakan. Setelah membongkar barang bawaan, beberapa orang dari rombongan ini mengikuti Technical Meeting untuk lomba tari, menyanyi solo, dan membaca Al-Qur'an. Sedangkan untuk lomba lukis dan Story Telling, Technical Meetingnya berlangsung pukul 19.00.
Keesokan harinya, semua berpencar untuk mengikuti lomba masing – masing. Rani, panggilan Maharani, mengikuti lomba lukis bersama Pak Tri di SMPN 19 Surabaya, Grace, nama panggilan Gracia Maria P., mengikuti lomba menyanyi solo di Hall C Asrama Haji Sukolilo dengan Pak Pinto dan Elsya, sebagai pengiring. Para penari, pembaca Al-Qur'an, peserta Story telling juga berlomba di tempat yang terpisah.
Lomba seni lukis dengan tema “Kekayaan Budaya Ban saku” dilangsungkan di ruang kelas IX SMPN 19 selama 5 jam dengan bahan warna krayon 24 buah. Sedangkan lomba menyanyi solo, diwajibkan menyanyikan 3 buah lagu yang terdiri atas satu lagu wajib (Bendera – Cokelat), satu lagu pilihan , dan satu lagu daerah Jawa Timur. Lomba tari sendiri mengusung tema kepahlawanan, spesifiknya pahlawan nasional.
Semua rombongan berjuang keras untuk memperoleh kemenangan. Berlatih hingga malam dan bangun pagi – pagi juga untuk berlatih. Sayangnya, hal itu tidak cukup membuat mereka mendapat trophy satupun. Meski pulang dengan kekalahan, tetapi mereka cukup senang karena mendapat pengalaman berharga yang takkan terlupa. (by Rani 8a)