Warta TNH adalah blog yang dibuat untuk memuat hasil karya para siswa SMP TNH Mojokerto yang tergabung dalam kelompok ekstrakurikuler jurnalistik.
Kamis, 28 Januari 2016
Kamis, 21 Januari 2016
Pengenalan Sifat Karakter Academi of Al-Revis
Vanus:serius,cool,baik hati
Bella:setia,baik,selalu semangat
Seno:Penakut,Ceria,Pikun
dan lain-lain masih banyak karakternya ikutin ceritanya ya!!:)XD
Alchemist Of Al Revis episode one!
Di dunia ini ada dua ras makhluk hidup yaitu Mana dan Manusia. sebuah Manusia pun hidup di desa terpencil itu bernama Venus.Ia hidup di rumah yang setengah hancur.dia ditemani kucing yang juga Mana.kucing itu bernama Bella.mereka dikucilkan dari desa karena mereka mempunyai teknik sihir.
Vanus:"Bella apa kamu sendirian?"
Bella:"Ya aku pun seperti kamu yang juga sendirian."
Vanus:"Ohh..begitu bisakah aku tetap bersamamu?"
Bella:"Tentu itu bukan ide yang buruk."
Vanus:"makasih,um...aku..."
Bella:"Vanus,itu nama diberikan padamu"
Vanus:"Vanus...itu namaku..."
Pada suatu hari ada seseorang yang mencari Vanus ke desa itu dia berkeliling kemana-mana untuk mencarinya.Tetapi semua orang yang di desa takut setelah mendengar nama itu. orang itu terus mencari hingga masuk ke hutan.Pada malam harinya ia menemukan rumah yang setengah hancur itu.tetapi dia belum tahu bahwa dia itu Vanus yang ia cari.
Seno:"Permisi kalian mengenal orang yang bernama Vanus?"
Vanus:"Ya itu saya ada apa ya?"
Seno:"Oh,aku akhirnya menemukanmu.Bisakah kita berbicara sebentar?"
Vanus:"Anda itu siapa ya?"
Bella pun tanpa berbicara apapun langsung berjaga-jaga di depan vanus dan terus memperhatikan tingkah laku Seno
Seno:Apa ini Manamu?"
Vanus:"Mana?,Bella itu temanku tahu!"
Seno:"Tolong maafkan aku...tolong jangan memandangku seperti itu."
Bella yang tadinya di depan vanus langsung berpindah tempat karena ia tidak menemukan ancaman di tubuh Seno
Seno:"Umm...apa kamu...maksudku apa kalian berdua tinggal di sini sendirian?"
Vanus:"saat kami pergi ke kota semua orang ketakutan."
Seno:"Aku juga menganggap seperti itu.Semua orang di sektar sini tidak tahu tenteng akademi.Kekuatanmu mungkin tidak dapat dipahami mereka"
Vanus:"Aka..de..mi?
Seno:"Oh,kamu juga tidak tahu tentang akademi juga?...Pemilik rumah ini dulu Alchemist terkenal..belum lama ini kok...
Vanus:"Sungguh?"
Bella:"Ya.dia mengunci dirinya sendiri.tidak ada yang menyukainya juga."
Vanus:"Oh..."
Seno:"Apa kamu tahu sesuatu...tentang tempat ini?"
Vanus:"Aku ngak bisa ingat.Hanyabayangan yang samar-samar..."
Seno:"Hmm.untuk mencarimu sangat susah sekali."
Bella:"Apa yang dia lakukan di sini?"
Vanus:"Um..ada perlu apa anda kesini?..itu yang ingin ditanyakan Bella."
Seno:"hmm?oh,sorry,aku lupa.Namaku Seno Kriever.Aku instruktur dari Akademi Al-Revis."
Vanus:"Al-Revis...Akademi?"
Seno:"Ya.itu sekolah untuk semua alchemist diseluruh dunia..kamu lihat...aku kesini untuk mengajakmu."
Vanus:"Aku..?"
Seno:"Yup"
Lanjut ke episode 2
Vanus:"Bella apa kamu sendirian?"
Bella:"Ya aku pun seperti kamu yang juga sendirian."
Vanus:"Ohh..begitu bisakah aku tetap bersamamu?"
Bella:"Tentu itu bukan ide yang buruk."
Vanus:"makasih,um...aku..."
Bella:"Vanus,itu nama diberikan padamu"
Vanus:"Vanus...itu namaku..."
Pada suatu hari ada seseorang yang mencari Vanus ke desa itu dia berkeliling kemana-mana untuk mencarinya.Tetapi semua orang yang di desa takut setelah mendengar nama itu. orang itu terus mencari hingga masuk ke hutan.Pada malam harinya ia menemukan rumah yang setengah hancur itu.tetapi dia belum tahu bahwa dia itu Vanus yang ia cari.
Seno:"Permisi kalian mengenal orang yang bernama Vanus?"
Vanus:"Ya itu saya ada apa ya?"
Seno:"Oh,aku akhirnya menemukanmu.Bisakah kita berbicara sebentar?"
Vanus:"Anda itu siapa ya?"
Bella pun tanpa berbicara apapun langsung berjaga-jaga di depan vanus dan terus memperhatikan tingkah laku Seno
Seno:Apa ini Manamu?"
Vanus:"Mana?,Bella itu temanku tahu!"
Seno:"Tolong maafkan aku...tolong jangan memandangku seperti itu."
Bella yang tadinya di depan vanus langsung berpindah tempat karena ia tidak menemukan ancaman di tubuh Seno
Seno:"Umm...apa kamu...maksudku apa kalian berdua tinggal di sini sendirian?"
Vanus:"saat kami pergi ke kota semua orang ketakutan."
Seno:"Aku juga menganggap seperti itu.Semua orang di sektar sini tidak tahu tenteng akademi.Kekuatanmu mungkin tidak dapat dipahami mereka"
Vanus:"Aka..de..mi?
Seno:"Oh,kamu juga tidak tahu tentang akademi juga?...Pemilik rumah ini dulu Alchemist terkenal..belum lama ini kok...
Vanus:"Sungguh?"
Bella:"Ya.dia mengunci dirinya sendiri.tidak ada yang menyukainya juga."
Vanus:"Oh..."
Seno:"Apa kamu tahu sesuatu...tentang tempat ini?"
Vanus:"Aku ngak bisa ingat.Hanyabayangan yang samar-samar..."
Seno:"Hmm.untuk mencarimu sangat susah sekali."
Bella:"Apa yang dia lakukan di sini?"
Vanus:"Um..ada perlu apa anda kesini?..itu yang ingin ditanyakan Bella."
Seno:"hmm?oh,sorry,aku lupa.Namaku Seno Kriever.Aku instruktur dari Akademi Al-Revis."
Vanus:"Al-Revis...Akademi?"
Seno:"Ya.itu sekolah untuk semua alchemist diseluruh dunia..kamu lihat...aku kesini untuk mengajakmu."
Vanus:"Aku..?"
Seno:"Yup"
Lanjut ke episode 2
MENULIS PUISI; MENULIS SESUATU YANG BIASA DENGAN CARA YANG TIDAK BIASA
Berikut ini disajikan puisi karya teman-teman kalian, Andreas Margono dan Aileen Chalina Wijaya. Untuk ukuran pemula, puisi tersebut sudah bagus. Namun, kalau kita kembali ke prinsip penulisan puisi yang harus jelas, ringkas, dan menggunakan bahasa atau kata-kata yang estetis puisi temanmu berikut ini masih bisa disempurnakan lagi. Berikut ini disajikan alternatif penyesuaian bahasa. Dengan editan berikut ini, harapannya puisinya menjadi lebih enak dibaca atau terkesan lebih indah. Semoga.
Perhatikan puisi-puisi berikut!
Alamku
Oleh: Andreas Margono
Alamku kau tampak sangat indah
Terdapat banyak pohon yang sangat rindang
Warnamu dapat membuat hati menjadi tenang
Alamku aku sangat berterima kasih
Kau selalu membantuku untuk menghilangkan
Kebosanan
Karena keindahanmu
Dapat menghilangkan bosan semua orang
Alamku (hasil editan)
alamku,kau sangat indah
hijaunya dedaunan,
rindangnya pepohonan
jadikan tenang hatiku
alamku, terima kasih
kau telah membantu
usir kebosanan
yang bersarang
di dalam kalbu
Mojokerto, 15 Januari 2016
Hembusan Angin
Oleh: Aileen Chalina Wijaya
Pohon
bergoyang karena kau
Ke
kanan ke kiri
Suaramu
sampai menembus telingaku
Karena
kau
Daun
berjatuhan
Debu
beterbangan
Hembusan Angin (hasil editan)
Angin,
Bersamamu pohon-pohon menari
Menemani setiap jingkrak riang
Di hatiku
Spoi-spoi silirmu
Membelaiku
Jadikan aku
Terlena
Mojokerto, 15 Januari 2016
CARA PALING GAMPANG MENULIS PUISI
Banyak orang berpendapat bahwa menulis puisi merupakan
kegiatan yang sulit. Berdasarkan pengalaman membelajarkan penulisan puisi di
depan kelas, rata-rata para siswa langsung mengatakan bahwa mereka tidak bisa
menulis puisi. Padahal mereka belum mencoba sedikit pun.
Perilaku menghakimi diri sendiri seperti itulah yang
seringkali membunuh kreativitas kita, sebelum memberinya kesempatan untuk
tumbuh dan berkembang. Idealnya, kita memberikan kesempatan kepada diri sendiri
untuk mencoba dan mengembangkan kreativitas yang ada dalam diri kita.
Lalu langkah apakah yang harus kita tempuh? Tengsoe
Tjahjono dalam bukunya Mendaki Gunung Puisi (2011:102) mengatakan bahwa tidak ada teori dan resep dalam
pembuatan puisi. Seandainya ada, teori dan resep tersebut justru akan
membelenggu kita. Puisi adalah ekspresi pribadi sehingga
sangat khas dan subjektif. Masing-masing penyair memiliki gayanya
sendiri-sendiri. Kepandaian seorang penyair diperoleh melalui jam terbangnya yang tinggi dalam menulis puisi. Selain itu, ditentukan
juga oleh pengalaman kemanusiaan yang luas dan daya analisisnya yang tajam. Jadi resep terbaik
untuk menjadi penulis adalah terus membaca,
terus menulis, dan jangan lupa berdiskusi dengan orang lain yang lebih
berpengalaman.
Tengsoe Tjahjono mengungkapkan bahwa menulis puisi tidak
harus berangkat dari tema. Menulis puisi bisa dimulai dari mana saja. Bahan penulisan puisi adalah
realitas kehidupan, pengalaman kita sehari-hari. Sebagai contoh, saat
kita duduk di kamar tamu, kondisi di luar rumah hujan. Air hujan sebagian ada
yang jatuh mengenai kaca jendela rumah kita. Dari pengalaman tersebut kita bisa
menulis:
SAJAK
HUJAN
Kaki-kaki
hujan
Memukuli
kaca jendela
Tik-taknya
sampai ke dalam
Jiwa
AKU
oleh:
Zipora Kristanti Wibowo
Sehelai rambut adalah kepribadianku
Yang akan terus tumbuh walau mungkin
Akan bercabang
Seutas tali adalah kegigihanku
Yang akan lebih kuat, walau mungkin
kadang rapuh juga
Aku,
Seorang anak kecil yang ingin
Menjadi seperti rembulan di angkasa
Menjadi pelita dalam kegelapan
Aku,
Seorang anak kecil yang ingin
Melihat lebih dekat mimpi-mimpi
Yang mustahil kulihat
Aku
Manusia biasa dengan sejuta
Kerinduan untuk meraih
mentari
Dan aku
ingin hidup
menjadi diriku sendiri
Langganan:
Postingan (Atom)