Kamis, 21 Januari 2016

CARA PALING GAMPANG MENULIS PUISI




Banyak orang berpendapat bahwa menulis puisi merupakan kegiatan yang sulit. Berdasarkan pengalaman membelajarkan penulisan puisi di depan kelas, rata-rata para siswa langsung mengatakan bahwa mereka tidak bisa menulis puisi. Padahal mereka belum mencoba sedikit pun.

Perilaku menghakimi diri sendiri seperti itulah yang seringkali membunuh kreativitas kita, sebelum memberinya kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Idealnya, kita memberikan kesempatan kepada diri sendiri untuk mencoba dan mengembangkan kreativitas yang ada dalam diri kita.

Lalu langkah apakah yang harus kita tempuh? Tengsoe Tjahjono dalam bukunya Mendaki Gunung Puisi (2011:102) mengatakan bahwa tidak ada teori dan resep dalam pembuatan puisi. Seandainya ada, teori dan resep tersebut justru akan membelenggu kita.  Puisi adalah ekspresi pribadi sehingga sangat khas dan subjektif. Masing-masing penyair memiliki gayanya sendiri-sendiri. Kepandaian seorang penyair diperoleh melalui jam terbangnya yang tinggi dalam menulis puisi. Selain itu, ditentukan juga oleh pengalaman kemanusiaan yang luas dan daya analisisnya yang tajam. Jadi resep terbaik untuk menjadi penulis adalah terus membaca,  terus menulis, dan jangan lupa berdiskusi dengan orang lain yang lebih berpengalaman.

Tengsoe Tjahjono mengungkapkan bahwa menulis puisi tidak harus berangkat dari tema. Menulis puisi bisa dimulai dari mana saja. Bahan penulisan puisi adalah realitas kehidupan, pengalaman kita sehari-hari. Sebagai contoh, saat kita duduk di kamar tamu, kondisi di luar rumah hujan. Air hujan sebagian ada yang jatuh mengenai kaca jendela rumah kita. Dari pengalaman tersebut kita bisa menulis:


SAJAK HUJAN

Kaki-kaki hujan
Memukuli kaca jendela
Tik-taknya sampai ke dalam
Jiwa

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar