"Wow!! ayah coba lihat! ada sesuatu yang terbang!" teriak Aldo bersemangat. "Itu pesawat terbang, sayang" jawab ayahnya. "Waaahh, kereeenn". Aldo adalah seorang anak berumur 7 tahun, dari pasangan Pak Lukiman dan Bu Citra. Keluarganya memang hidup pas-pasan tapi tidak pernah kekurangan. Rumah mereka dekat dengan bandara, jadi hampir setiap hari mereka melihat pesawat terbang. "Ayah, suatu hari nanti, aku ingin buat pesawat terbang" ucap Aldo. Ayahnya hanya tersenyum. "pikiran anak kecil" pikir ayahnya.
Pada saat Aldo berumur 10 tahun, ayahnya kembali bertanya kepadanya "Aldo, apa cita-citamu?". "Aku ingin membuat pesawat terbang ayah.." jawabnya. Ayahnya kembali berpikir, "tunggu saja beberapa tahun, pasti cita-citanya berubah". Namun, dari hari ke hari, cita-citanya tidak berubah. Setiap kali ia mendengar suara pesawat terbang, tekadnya semakin bulat. Ketika Aldo lulus SMP, ia memilih masuk ke suatu SMA, di mana pada perpustakaan SMA itu, memiliki koleksi buku-buku yang lengkap tentang pesawat terbang. Setiap jam istirahat, ia pergi ke perpustakaan untuk belajar tentang mekanisme pesawat terbang, sampai ia mengerti betul, semua bagan-bagan pesawat terbang.
Ketika ia telah lulus SMA, ayahnya bertanya lagi, "Aldo, apa cita-citamu?". Namun jawabannya tidak berubah, "aku ingin membuat pesawat terbang". Akhirnya ayahnya menyerah. "Di mana kau mau melanjutkan sekolahmu, nak?" tanya Pak Lukiman. "Aku ingin bersekolah, di mana ada pendidikan tentang cara membuat pesawat terbang" jawabnya. Ayahnya terkejut. "Aldo, ayah mendukung cita-citamu, nak. Tapi jika kau ingin bersekolah tempat yang ada pendidikan cara membuat pesawat terbang, itu hanya ada di Amerika. Ayah tidak sanggup membayarnya" ujar ayahnya. "Kalau begitu, aku tidak usah sekolah saja" jawab Aldo. "Aldo, sayang sekali kalau kecerdasanmu ini tidak dikembangkan, nak" ujar sang ayah, lagi.
Namun, sekeras apapun usaha Pak Lukiman membujuknya, Aldo tetap tidak mau sekolah. Akhirnya Pak Lukiman menyerah dan membiarkan anaknya itu tidak bersekolah. Aldo memutuskan untuk bekerja di salah satu perusahaan yang ada di kotanya.
Pada suatu hari, ada beberapa orang dari perusahaan Boeing, Amerika yang datang ke Indonesia untuk melihat-lihat. Mereka menyadari bahwa ada banyak anak bangsa yang berprestasi. Jadi mereka membuka tawaran untuk bersekolah di Boeing, Amerika secara gratis. Berita tersebut sampai pada Pak Haris, bos Aldo. Ia mengetahui betapa besar anak itu menyukai pesawat terbang, jadi ia menawarkannya pada Aldo.
Tentu saja Aldo tidak akan mensia-siakan kesempatan ini. Namun, ternyata Aldo masih belum memenuhi persyaratan, karena yang bisa ikut tes ini minimal bersekolah setingkat S1. Ia memohon dengan sangat kepada atasannya itu, untuk membantunya. Cara apapun akan dia lakukan. Sampai pada akhirnya, dengan bantuan bosnya, ia dapat mengikuti tes masuk. Dari antara banyak orang yang mengikuti tes, hanya dia sendirilah yang hanya lulusan SMA. Namun, dia tidak menyerah.Sampai pada waktu pemilihan, dia terpilih menjadi salah satu orang yang mendapat beasiswa.
Akhirnya, Aldo pun pergi dan bersekolah di Amerika.
Pesan : Jangan menyerah dengan apa yang telah kau impikan. Dan jangan takut untuk bermimpi besar. Tetaplah berdoa, dan berusaha. Siapa tahu, mimpi itu bisa menjadi kenyataan. God Bless.. :)