Namanya Gladius. Ia adalah seorang gladiator terlaris pada abad 5 SM. Dia kuat, ototnya besar, dan badannya kekar. Gladius tinggal di penjara kayu di dekat arena tarung. Menendang, memukul, mengikat, menyabet, menjungkir-balikkan adalah pekerjaan-bisa juga disebut hobi-. Setiap hari, ia selalu seperti itu di arena tarung. Setidaknya, setiap harinya ia menghabisi 20 orang dan memperoleh uang hasil bertarung sebesar 400 gold dan 30 perak. Jika menang, ia akan mengejek musuhnya habis - habisan. Alangkah senangnya hatinya bila mendapat pujian dan sorakan penonton. Sampai suatu hari...
"Gladius, hari ini engkau melawan orang baru". Jelas sipir penjara." Ia adalah seorang legenda dari selatan". Gladius nampaknya tidak senang dengan penjelasan sipir itu. Gladius menarik kerah si sipir ke arah sel dan berkata "Mana petarung itu. Akan kuremukkan tubuhnya dan kuberikan pada anjing kesayanganku untuk dimakannya". Sipir itu langsung membalas pernyataan Gladius dengan memuji petarung terkenal di negerinya yang akan dihadapi Gladius. "Se..sebaiknya eng.....engkau tidak meremehkannya". "Aah... aku tidak peduli. Lihat saja, aku akan menghabisinya nanti" bantah Gladius. Kaisar Roma telah memerintahkan untuk membuka sel Gladius. Gladius segera pergi dengan wajah mengerikannya itu.
Pedang, tameng dan armor telah disiapkan untuk pertarungan nanti. Gladius langsung menuju arena dan sudah siap untuk beradu kekuatan. "Gladius....Gladius" begitulah penonton menyorakinya. Gladius langsung menaikkan kepalanya sedikit dan tersenyum sinis. Ia merasa sangat kuat dan tidak ada yang dapat mengalahkannya. Sementara lawan Gladius masih melangkah ke arena. Langkahnya menakutkan. Musuhnya itu sepertinya hanya memiliki nafsu membunuh yang hebat.
Saat musuhnya sampai di arena, semua penonton terdiam. Penonton terkagum melihatnya. Otot-ototnya besar, badannya lebih kekar dari Gladius. Gladius bertanya siapa nama petarung itu, tetapi sang petarung tidak menjawabnya. Gladius kesal dan segera berlari dan menyerang petarung itu. Gladius menghunuskan pedangnya tetapi sang petarung dengan cepat menendang perut Gladius. Gladius kesakitan sekaligus merasa malu. Sang petarung menghunuskan pedang, tetapi Gladius mengelaknya dengan tameng. Petarung tidak sabar. Ia menjegal dan membalik balikkan Gladius. Penonton merasa heran melihat pertarungan itu. Penonton tidak percaya pada Gladius lagi. Petarung melemparkan Gladius ke udara dan menendang Gladius. Gladius pingsan. Kemenangan berpihak pada sang petarung.
Kaisar Roma membuat keputusan bahwa seluruh uang Gladius kini diberikan pada si petarung. Gladius miskin dan tidak berdaya. Tubuh Gladius sakit semua dan ia diusir dari arena pertarungan itu. Gladius dibuang dan ia menyesali perbuatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar