Kamis, 26 Agustus 2010

BAJU LEBARAN FATIMAH

oleh: Natasya Angelin dan Bernice Megale

Pada saat Bulan Puasa seringkali kita jumpai, para pedagang menjual berbagai makanan dan minuman untuk buka puasa. Seperti halnya dengan Fatimah. Fatimah adalah anak seorang penjual es dawet. Ia adalah anak yang sangat rajin. Setiap hari saat menjelang buka puasa, ia membantu ibunya untuk berjualan es dawet di pasar. Fatimah hidup berdua bersama ibunya. Meskipun harus berjualan es dawet setiap hari, tetapi Fatimah tidak pernah mengenal lelah untuk belajar demi masa depannya.


Selain anak yang rajin dan berbakti pada orang tuanya. Fatimah adalah anak yang pandai di sekolahnya. Ia selalu mendapatkan juara dan penghargaan dalam berbagai lomba. Suatu hari ada acara Pondok Ramadhan di sekolahnya. Setiap siswa yang hadir diharuskan untuk memakai pakaian muslim. Tetapi baju muslim yang dimiliki oleh Fatimah sudah tidak cukup lagi. Ia merasa kasihan jika meminta uang pada ibunya, karena ia tahu bahwa ibunya sudah menyimpan uang hanya untuk pulang kampung. Fatimah bingung harus bagaimana.


Keesokan harinya pada saat Fatimah pulang sekolah. Ia bertemu dengan seorang anak yang jatuh dan menangis kesakitan. Hati Fatimah merasa iba saat ia melihatnya. Ternyata anak itu adalah anak tetangga Fatimah. Akhirnya, ia menolong anak kecil itu dan mengantarkannya pulang. Sesampai di rumah anak itu, Bu Kholifah keluar dengan wajah cemas dan gelisah. Tetapi kecemasan itu hilang dalam waktu sekejap saat ia melihat Ahmad, anaknya pulang. Bu Kholifah sangat berterima kasih pada Fatimah yang telah menolong Ahmad. Akhirnya, Bu Kholifah memberikan sedikit uang sebagai rasa terima kasihnya pada Fatimah. Fatimah tidak tahu harus bagaimana, dengan penuh rasa kaget dan senang, ia menerima uang itu.


Dalam perjalanan pulang kerumah Fatimah mampir ke sebuah toko baju muslim milik teman baik ibu Fatimah. Saat Fatimah hendak membayar baju muslim yang dibelinya , teman baik ibunya tidak mengizinkan ia untuk membayarnya. Padahal, Fatimah sudah memaksa untuk membayarnya. Malahan sang penjual berkata “ Baju ini sebagai pengganti es dawet yang pernah saya dapatkan dari ibumu saat saya lupa membawa dompet, sekaligus sebagai bingkisan ramadhan buat kamu ”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar