Profil termasuk ragam tulisan nonfiksi yang paling digemari.
Hal ini sesuai dengan rumusan bahwa “People
want to know (read) about people” (pada galibnya, orang suka mengetahui
(membaca) ihwal orang lain.”
Lain media, lain pula nama untuk ragam tulisan bernama profil ini. Dilihat dari
gaya publikasinya (publication style),
ada yang isinya panjang, ada pula yang singkat. Nama rubriknya pun
bermacam-macam, yakni
- Pokok dan Tokoh
- Nama dan Peristiwa
- Tamu Kita
- Siapa & Mengapa
- Sosok & Pemikiran
- Tokoh Kita
- Sosok
- Eksponen
- Profil
- Nama dan Warna
Panjang pendeknya naskah profil, bergantung pada kebijakan media masing-masing.
Ada yang muncul setiap terbitan (biasanya singkat disertai foto) dan ada yang
cukup panjang (kerap muncul dalam edisi Minggu).
Apa pun nama, tidak peduli panjang-pendeknya, yang pasti untuk menulis profil
diperlukan proses dan langkah-langkah. Proses kreatifnya sama dengan ragam
tulisan yang lain, yakni melalui penemuan ide (inventing), mengumpulkan data
dan informasi (collecting), mengorganisasikan atau mengurutkan data dan
informasi (organizing), mulai menulis naskah kasarnya (drafting), merevisinya
(revising), dan memeriksa serta mengoreksi cetak-coba (proof reading).
Adakah kriteria untuk menentukan tokoh untuk diprofilkan? Tentu saja, ada.
Kriteria yang berlaku umum untuk itu ialah dengan
- Memilih tokoh yang memiliki nilai berita (R. Masri Sareb Putra, 2005: 33)
- Memilih tokoh yang dikenal atau dekat dengan khalayak
Marilisa Sachteleben dalam artikelnya “How To Write a Personal Profile” membuat
rambu-rambu agar dihasilkan tulisan profil yang berhasil sebagai berikut.
-
Pertimbangkan kata sifat. Cek kamus jika harus menggunakannya sehingga Anda
dapat memilih sepatah kata untuk menyatakan dengan jelas apa yang Anda inginkan
untuk berbagi (misalnya, kata optimis versus ceria, pragmatis versus
turun-ke-bumi).
-
Pilih istilah spesifik. Misalnya, “Astrid pemain basket” memberikan informasi
lebih banyak pada pembaca daripada “Astrid menyukai olah raga”; “mesin dan rem
diperbaiki” lebih menarik daripada “cenderung mekanis”.
-
Beri contoh bukan generalisasi. Misalnya, “Sutradara drama Hamlet di
perguruan tinggi” jauh lebih menarik daripada “aktif di bengkel teater. "
-
Gunakan kata-kata yang berdaya pikat. Biasanya, hal ini mengacu pada verba,
tetapi berhati-hati dalam hal pilihan kata dalam penggunaan langsung, kata-kata
punchy tidak malas, miskin frasa, misalnya, “desain” versus “membuat”,
“kolaboratif” vs “dapat bekerja dengan baik dengan orang lain.”
-
Rumuskan atau tuliskan dalam kalimat pendek. Katakanlah apa yang Anda
maksudkan. Jangan menutup-nutupi, bertele-tele, bimbang, mengulangi, ngelantur,
mengkhotbahi, atau terus-menerus menjelaskan.
-
Format garis besar lebih mudah dibaca daripada format narasi. Daftar snapshot
kadang memberikan pandangan tentang kehidupan seseorang.
-
Angkat berbagi hal-hal positif, namun tidak berlebihan. Setiap orang punya
masalah, tapi tidak ada yang sudi membaca ihwal yang serba negatif.
- Bersikaplah jujur, jangan bohong atau melebih-lebihkan.
-
Mengisahkan tentang si profil. Jelas, tidak menyombongkan, tetapi juga tidak
ada manfaatnya mencaci-maki atau mengkritik yang bersangkutan. Itu membuat
orang merasa tidak nyaman dan menjengkelkan. Hindari menulis, "Ia gadis
gemuk, tidak cantik, dan dungu...” ini akan membuat orang pergi meninggalkan
tulisan Anda.
-
Jangan menggunakan profil sebagai tempat untuk berkhotbah. Rubrik profil
bukanlah tempatnya.
-
Jangan mengiklankan atau menggunakan profil untuk menjual atau mempromosikan.
Profil pribadi seseorang, jika Anda wartawan tetap suatu media, tidak boleh
digunakan untuk menjadi mesin uang. Misalnya, menjanjikan akan dimuat dengan
syarat yang bersangkutan memberikan imbalan.
Adakah ukuran untuk menentukan bagaimana tulisan profil yang berhasil? Memang
ada. Yang pasti, tulisan profil dikatakan berhasil manakala tulisan itu dibaca
habis. Akan lebih baik, apabila selain dibaca habis, tulisan profil juga
meninggalkan kesan yang mendalam bagi pembaca. Pembaca memetik hikmah,
terinspirasi, termotivasi, dan berempati dengan sang tokoh. Inilah ukuran
keberhasilan tulisan profil!
Pendeskripsian yang kuat dan ketajaman memperhatikan detail harus dilakukan.
Penulis tidak cukup hanya melakukan wawancara, tetapi juga mendalaminya dengan
pengamatan, memperkaya data dan informasi dengan berbagai sumber.
Dengan kata lain, untuk menghasilkan tulisan profil yang berhasil, seseorang
harus mencelikkan mata dan membuka hati. Baru menuangkannya dalam tulisan.
Tulisan baru akan memantulkan power atau greget ke luar manakala dihayati
dengan sungguh. Sebaliknya, setenar dan sehebat apa pun sang tokoh, apabila
penulis profil kurang menghayati dan mendalaminya, tulisan akan hambar dan
pembaca tidak akan menemukan apa-apa usai membaca tulisan itu.
Untuk itu, penulis profil perlu mengetahui bidang-bidang yang menarik yang
dapat dijadikan pelatuk dalam mendeskripsikan seseorang. Sebagaimana diketahui
bahwa desksipsi berasal dari kata Latin describere yang berarti: menggores,
menggambarkan, menarik, menulis. Apabila dikaitkan dengan orang atau profil
maka mendeskripsikan seseorang berarti menggambarkan orang tersebut melalui
kata-kata secara jelas dan terperinci.
Meski demikian, haruslah diingat bahwa manusia adalah makhluk multidimensional.
Karena itu, tidak mungkin membuat gambaran tentang manusia secara lengkap dan
terperinci hingga sedetail-detailnya.
Salah satu kompleksitas manusia ialah struktur anatominya yang tidak mudah
untuk dianalisis atau struktur tubuhnya yang sukar untuk digambarkan. Apa lagi
manusia adalah makhluk yang unik dibanding makhluk lain, yakni berakal budi dan
berjiwa. Selain ada aspek badaniah yang kasat mata, ada pula aspek rohaniah
yang tidak kasat mata sehingga tidak mudah untuk mendeskripsikan orang.
Adakah kiat bagaimana mendeskripsikan orang, agar tulisan bukan hanya benar
berdasarkan fakta dan informasi, tetapi juga menarik? Memang ada! Berikut ini
beberapa tips dan contoh bagaimana mendeskripsikan orang .
Bidang Fisik
Bidang fisik tentu aspek yang paling mudah untuk mulai mendeskripsikan
seseorang. Tujuan deksripsi aspek ini ialah memberikan gambaran yang
sejelas-jelasnya mengenai keadaan fisik seseorang sehingga pembaca memperoleh
gambaran mengenai tokoh yang bersangkutan. Dengan mendeskripsikan fisik, pembaca
mengenal kembali tokoh tersebut andaikata berjumpa dengannya pada suatu
kesempatan.
Misalnya, Winnie dilukiskan sebagai seorang bertubuh semampai, kulit kuning
langsat, bermata tajam bulat, berhidung mancung, memiliki tahi lalat di dagu
sebelah kiri, rambut lurus tebal pekat, mengenakan celana blue jeans, dipadu
T-Shirt keluaran terbaru, dan seterusnya. Deskripsi seperti ini lebih bersifat
subjektif karena memang demikianlah adanya keadaan fisik Winnie. Penulis tidak
memberikan penafsiran atas unsur-unsur deskripsinya. Metafora atau bahasa
kiasan dapat dipakai untuk melukiskannya, termasuk unsur-unsur perbandingan
dapat digunakan untuk menajamkan deskripsi.
Contoh deskripsi bidang fisik:
Pintu ruang 316 terkuak. Terdengar dari belakang derai tawa disertai dehem
orang.
“Itu Winnie datang,” seru Diane.
Winnie muncul sekarang di depan kelas. “Hai, teman-teman semua. Apa kabar?”
Winnie yang telah lama tak masuk kuliah segera membuat sukacita. Ia bertubuh
jangkung. Berkulit kuning langsat. Hidungnya yang mancung tampak kemerahan
karena berkali-kali ia pencet. Seakan menahan perasaan. Tapi raut mukanya
tampak segar, habis mandi rupanya. Ia mengenakan celana blue jeans, tubuhnya
yang halus mulus dibalut kemeja T-Shirt keluaran terbaru. Sementara sepatunya
masih tetap sama seperti dulu. Ia menyukai warna putih-biru.
Dalam contoh tampak beberapa deskripsi tambahan, namun tidak mengurangi
penggambaran fisik tokoh yang dilukiskan dengan jelas: Winnie bertubuh
jangkung, hidungnya mancung, kulitnya halus mulus dengan bola mata bulat yang
menyorot tajam.
Deskripsi mengenai unsur-unsur fisik itu coba dikaitkan dengan ungkapan apa
yang dikerjakan sehingga lukisan mengenai tokoh terasa lebih hidup dan segar.
Bidang Milik
Bidang kedua yang dapat dijadikan pelatuk untuk mendeskripsikan seseorang ialah
dengan mengangkat segala sesuatu yang dilingkupi atau dimiliki seseorang.
Misalnya, pakaian, sepatu, rumah, kendaraan, maupun aksesorinya. Berikut ini
contoh deskripsi seseorang yang mengangkat bidang aksesorinya.
Ada berbagai aksesori yang biasa dipakai seorang artis. Namun aksesori yang
digemari Julia Perez tergolong unik. Dia suka sekali melukis tato di bagian tubuhnya.
"Tato itu aksesori yang membuatku merasa seksi dan kuat," ujar
perempuan 29 tahun ini. Sekarang dua rajah tertera di tengkuk dan perut bawah
sebelah kirinya.
Rajah di tengkuk bertulisan India kuno, dibuat di Kemang, Jakarta Selatan. Tato
di perut bawah berupa gambar kalajeng-king tiga dimensi berwarna cokelat tua,
dibuat di Bandung. "Kalajengking itu artinya aku bisa baik, tapi juga bisa
berbahaya," dia menjelaskan.
Belum puas, Jupe ingin menambah satu rajah lagi di tepi kanan tubuhnya. Soalnya,
dia ingin terlihat seksi bila difoto dari samping- kanan. "Tato ketiga ini
soal falsafah hidup," katanya. Lalu apa arti rajah bertulisan India kuno?
"Itu sebuah nama rahasia. Orang yang sangat berarti dalam hidupku."
Sumber: TempoOnline, 08 Maret 2010
Bidang Tindakan
Bidang ketiga yang dapat dijadikan objek untuk mendeskripsikan seseorang ialah
dengan mengangkat tindak tanduk atau perbuatan yang dilakukan sang tokoh.
Seorang penulis dapat mengikuti dengan saksama kemudian menuliskan dengan
menarik tindak tanduk, perbuatan, dan gerak gerik sang tokoh dari suatu tempat
ke tempat lain dan dari dari suatu kesempatan ke kesempatan lain. Sesuatu yang
khas atau hal yang unik dapat diangkat. Anekdot atau cerita-cerita langka
tentang sang tokoh dapat pula menjadi pemicu yang menarik untuk menggarap
deskripsi bidang ini.
Camkan bahwa deskripsi mengenai tindakan ini bukanlah eksposisi secara umum,
namun khusus mengenai sang tokoh. “Marwan meninju Daud,” bukanlah contoh
kalimat deskriptif yang baik. Mengapa? Sebab kalimat ini merupakan kalimat
pernyataan biasa, tanpa coba menunjukkan sifat-sifat deksriptif yang
dimaksudkan.
Contoh deskripsi bidang tindakan.
Tak lama selang pulang dari studi di Jerman, Susanto ingin menyaksikan dengan
mata kepala sendiri bagaimana orang bekerja di pusat pertambangan berlian. Di
sana mata hatinya tercelik. Bahwa proses menambang berlian tidak sesederhana
sebagaimana yang dikira.
Ketika usianya belum lagi menapak angka 30, Susanto bertekad ke Martapura.
Kisah mengenai kejayaan pertambangan berlian di Martapura, Kalimantan Selatan,
telah lama ia dengar. Susanto ingin membuktikan dengan mata kepala sendiri.
Maka, suatu hari, di tengah-tengah kesibukan. Ia menyempatkan diri datang ke
pusat pertambangan dan pendulangan berlian yang terletak di wilayah Kalimantan
Selatan itu. Dengan mata kepala sendiri, Susanto menyaksikan bagaimana berlian
digali dari perut bumi pertiwi. Lokasi penambangan sebenarnya terletak di
Kampung Cempaka Putih, sekitar 5 km dari Martapura. Kita memang belum punya
kota pemotongan berlian seperti Antwerp.
Saat ini, hanya di Martapuralah berlian tanah Banjar ini dapat dipotong (cut).
Seperti diketahui, pusat pemotongan berlian dunia terdapat di Antwerp,
Amsterdam, Johannesburg, New York, dan Tel Aviv. Baru-baru ini, dibuka di
China, India, Thailand, Namibia dan Botswana. Bahkan, pusat pemotongan berlian
termurah terdapat di Surat in Gujarat, India. Setelah diproses dan dipotong
jadi benda berharga dan bernilai intrinsik, berlian siap dipasarkan di pasar
Martapura.
Sumber: Biografi Profesional DR. A.B. Susanto, 2009: 129.
Bidang Perasaan
Bidang perasaan juga dapat menjadi pelatuk bagi penulis untuk mulai
mendeskripsikan seseorang. Tidak harus langsung, perasaan dapat digambarkan
dengan metafora dan perbandingan. Suasana hati gembira, perasaan bahagia, dan
jiwa yang membara dapat dilukiskan dengan suasana sebagai berikut.
Ruang dipan itu bernuansa interior modern. Tiga anggota keluarga sedang
bercengkerama. Rona ceria terpancar pada wajah-wajah mereka. Sorot mata ayah,
ibu, dan dara tengah terpanah pada sebuah noktah: perhiasan bertahtakan
berlian.
Ini momentum penting. Mugkin ulang tahun. Perhiasan bertahta berlian itu siap
dikalungkan pada leher sang dara. Ibu yang mengenakannya. Ayah mengamati,
sembari menyungging senyuman. Sementara sang dara tiada putus-putusnya menebar
tawa.
Sumber: Biografi Profesional DR. A.B. Susanto, 2009: 113.
Bidang Watak
Bidang ini paling sukar dijadikan pijakan manakala mendeskripsikan seseorang.
Mengapa? Karena watak sering abstrak, perlu pengamatan dan juga penafsiran.
Namun, bukan berarti tidak dapat mendeskripsikan watak seseorang. Sesuatu yang
dilakukan terus-menerus membentuk kebiasaan. Kebiasaan yang dilakukan
terus-menerus menjadi watak.
Di mana pun, selalu ada orang sulit, egoisme, dan mencari perhatian. Seorang
snobisme yang selalu mencari perkara. Orang macam begini biasanya bagian dari
persoalan, bukan bagian dari pemecah persoalan. Ia cenderung membesarkan
masalah yang kecil, berpandangan pesimistis, dan selalu menyalahkan orang lain,
lingkungan, dan keadaan apabila mengalami kegagalan.
Contoh deskripsi bidang watak.
Hamidah, sebut saja begitu gadis yang nama lengkapnya panjang sekali itu:
Hamidah Muliasari Harum Setandan Wangi. Namanya yang panjang sesuai dengan
kerumitan pribadinya.
Seperti yang dilakukannya hari ini. Di kost, janji pada Sari meminjam mobil
hanya sejam untuk ke salon. Tak tahunya, Hamidah ke mall. Pulang dari mal,
karena tidak mengecek bensin, di jalan mobil pinjaman itu mogok. Bukannya
memberi tahu Sari, Hamidah malah meninggalkan mobil teman kostnya itu di jalan.
Akibat perbuatan Hamidah, Sari terlambat kuliah. Pukul 08.20 ia baru sampai
depan kelas. Toleransi keterlambatan lima belas menit sudah tidak berlaku lagi
baginya. Karena tidak diperkenankan masuk, Sari nunggu kuliah berikutnya di
kantin.
“Kukira aku yang paling telat. Kamu lebih terlambat lagi dariku,” kata Sari
pada Hamidah.
“Nih, kuncinya,” lempar Hamidah pada Sari. Bukannya terima kasih, Hamidah malah
menjelek-jelekkan mobil temannya. “Dasar gerobak tua!”
Profil, dalam bentuk singkatnya adalah "Pokok dan Tokoh". Bentuk
panjangnya biografi. Ragam tulisan ini sangat menjanjikan. Mengapa Anda tidak
coba mulai?
Sumber tulisan (http://kebayan-udien.blogspot.com/2010/04/menulis-profil-dengan-gaya-berkisah.html)