Profil termasuk ragam tulisan nonfiksi yang paling digemari.
Hal ini sesuai dengan rumusan bahwa “People
want to know (read) about people” (pada galibnya, orang suka mengetahui
(membaca) ihwal orang lain.”
Lain media, lain pula nama untuk ragam tulisan bernama profil ini. Dilihat dari gaya publikasinya (publication style), ada yang isinya panjang, ada pula yang singkat. Nama rubriknya pun bermacam-macam, yakni
- Pokok dan Tokoh
- Nama dan Peristiwa
- Tamu Kita
- Siapa & Mengapa
- Sosok & Pemikiran
- Tokoh Kita
- Sosok
- Eksponen
- Profil
- Nama dan Warna
Panjang pendeknya naskah profil, bergantung pada kebijakan media masing-masing. Ada yang muncul setiap terbitan (biasanya singkat disertai foto) dan ada yang cukup panjang (kerap muncul dalam edisi Minggu).
Apa pun nama, tidak peduli panjang-pendeknya, yang pasti untuk menulis profil diperlukan proses dan langkah-langkah. Proses kreatifnya sama dengan ragam tulisan yang lain, yakni melalui penemuan ide (inventing), mengumpulkan data dan informasi (collecting), mengorganisasikan atau mengurutkan data dan informasi (organizing), mulai menulis naskah kasarnya (drafting), merevisinya (revising), dan memeriksa serta mengoreksi cetak-coba (proof reading).
Adakah kriteria untuk menentukan tokoh untuk diprofilkan? Tentu saja, ada. Kriteria yang berlaku umum untuk itu ialah dengan
- Memilih tokoh yang memiliki nilai berita (R. Masri Sareb Putra, 2005: 33)
- Memilih tokoh yang dikenal atau dekat dengan khalayak
Marilisa Sachteleben dalam artikelnya “How To Write a Personal Profile” membuat rambu-rambu agar dihasilkan tulisan profil yang berhasil sebagai berikut.
Adakah ukuran untuk menentukan bagaimana tulisan profil yang berhasil? Memang ada. Yang pasti, tulisan profil dikatakan berhasil manakala tulisan itu dibaca habis. Akan lebih baik, apabila selain dibaca habis, tulisan profil juga meninggalkan kesan yang mendalam bagi pembaca. Pembaca memetik hikmah, terinspirasi, termotivasi, dan berempati dengan sang tokoh. Inilah ukuran keberhasilan tulisan profil!
Pendeskripsian yang kuat dan ketajaman memperhatikan detail harus dilakukan. Penulis tidak cukup hanya melakukan wawancara, tetapi juga mendalaminya dengan pengamatan, memperkaya data dan informasi dengan berbagai sumber.
Dengan kata lain, untuk menghasilkan tulisan profil yang berhasil, seseorang harus mencelikkan mata dan membuka hati. Baru menuangkannya dalam tulisan. Tulisan baru akan memantulkan power atau greget ke luar manakala dihayati dengan sungguh. Sebaliknya, setenar dan sehebat apa pun sang tokoh, apabila penulis profil kurang menghayati dan mendalaminya, tulisan akan hambar dan pembaca tidak akan menemukan apa-apa usai membaca tulisan itu.
Untuk itu, penulis profil perlu mengetahui bidang-bidang yang menarik yang dapat dijadikan pelatuk dalam mendeskripsikan seseorang. Sebagaimana diketahui bahwa desksipsi berasal dari kata Latin describere yang berarti: menggores, menggambarkan, menarik, menulis. Apabila dikaitkan dengan orang atau profil maka mendeskripsikan seseorang berarti menggambarkan orang tersebut melalui kata-kata secara jelas dan terperinci.
Meski demikian, haruslah diingat bahwa manusia adalah makhluk multidimensional. Karena itu, tidak mungkin membuat gambaran tentang manusia secara lengkap dan terperinci hingga sedetail-detailnya.
Salah satu kompleksitas manusia ialah struktur anatominya yang tidak mudah untuk dianalisis atau struktur tubuhnya yang sukar untuk digambarkan. Apa lagi manusia adalah makhluk yang unik dibanding makhluk lain, yakni berakal budi dan berjiwa. Selain ada aspek badaniah yang kasat mata, ada pula aspek rohaniah yang tidak kasat mata sehingga tidak mudah untuk mendeskripsikan orang.
Adakah kiat bagaimana mendeskripsikan orang, agar tulisan bukan hanya benar berdasarkan fakta dan informasi, tetapi juga menarik? Memang ada! Berikut ini beberapa tips dan contoh bagaimana mendeskripsikan orang .
Bidang Fisik
Bidang fisik tentu aspek yang paling mudah untuk mulai mendeskripsikan seseorang. Tujuan deksripsi aspek ini ialah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya mengenai keadaan fisik seseorang sehingga pembaca memperoleh gambaran mengenai tokoh yang bersangkutan. Dengan mendeskripsikan fisik, pembaca mengenal kembali tokoh tersebut andaikata berjumpa dengannya pada suatu kesempatan.
Misalnya, Winnie dilukiskan sebagai seorang bertubuh semampai, kulit kuning langsat, bermata tajam bulat, berhidung mancung, memiliki tahi lalat di dagu sebelah kiri, rambut lurus tebal pekat, mengenakan celana blue jeans, dipadu T-Shirt keluaran terbaru, dan seterusnya. Deskripsi seperti ini lebih bersifat subjektif karena memang demikianlah adanya keadaan fisik Winnie. Penulis tidak memberikan penafsiran atas unsur-unsur deskripsinya. Metafora atau bahasa kiasan dapat dipakai untuk melukiskannya, termasuk unsur-unsur perbandingan dapat digunakan untuk menajamkan deskripsi.
Contoh deskripsi bidang fisik:
Pintu ruang 316 terkuak. Terdengar dari belakang derai tawa disertai dehem orang.
“Itu Winnie datang,” seru Diane.
Winnie muncul sekarang di depan kelas. “Hai, teman-teman semua. Apa kabar?”
Winnie yang telah lama tak masuk kuliah segera membuat sukacita. Ia bertubuh jangkung. Berkulit kuning langsat. Hidungnya yang mancung tampak kemerahan karena berkali-kali ia pencet. Seakan menahan perasaan. Tapi raut mukanya tampak segar, habis mandi rupanya. Ia mengenakan celana blue jeans, tubuhnya yang halus mulus dibalut kemeja T-Shirt keluaran terbaru. Sementara sepatunya masih tetap sama seperti dulu. Ia menyukai warna putih-biru.
Dalam contoh tampak beberapa deskripsi tambahan, namun tidak mengurangi penggambaran fisik tokoh yang dilukiskan dengan jelas: Winnie bertubuh jangkung, hidungnya mancung, kulitnya halus mulus dengan bola mata bulat yang menyorot tajam.
Deskripsi mengenai unsur-unsur fisik itu coba dikaitkan dengan ungkapan apa yang dikerjakan sehingga lukisan mengenai tokoh terasa lebih hidup dan segar.
Bidang Milik
Bidang kedua yang dapat dijadikan pelatuk untuk mendeskripsikan seseorang ialah dengan mengangkat segala sesuatu yang dilingkupi atau dimiliki seseorang. Misalnya, pakaian, sepatu, rumah, kendaraan, maupun aksesorinya. Berikut ini contoh deskripsi seseorang yang mengangkat bidang aksesorinya.
Ada berbagai aksesori yang biasa dipakai seorang artis. Namun aksesori yang digemari Julia Perez tergolong unik. Dia suka sekali melukis tato di bagian tubuhnya. "Tato itu aksesori yang membuatku merasa seksi dan kuat," ujar perempuan 29 tahun ini. Sekarang dua rajah tertera di tengkuk dan perut bawah sebelah kirinya.
Rajah di tengkuk bertulisan India kuno, dibuat di Kemang, Jakarta Selatan. Tato di perut bawah berupa gambar kalajeng-king tiga dimensi berwarna cokelat tua, dibuat di Bandung. "Kalajengking itu artinya aku bisa baik, tapi juga bisa berbahaya," dia menjelaskan.
Belum puas, Jupe ingin menambah satu rajah lagi di tepi kanan tubuhnya. Soalnya, dia ingin terlihat seksi bila difoto dari samping- kanan. "Tato ketiga ini soal falsafah hidup," katanya. Lalu apa arti rajah bertulisan India kuno? "Itu sebuah nama rahasia. Orang yang sangat berarti dalam hidupku."
Sumber: TempoOnline, 08 Maret 2010
Lain media, lain pula nama untuk ragam tulisan bernama profil ini. Dilihat dari gaya publikasinya (publication style), ada yang isinya panjang, ada pula yang singkat. Nama rubriknya pun bermacam-macam, yakni
- Pokok dan Tokoh
- Nama dan Peristiwa
- Tamu Kita
- Siapa & Mengapa
- Sosok & Pemikiran
- Tokoh Kita
- Sosok
- Eksponen
- Profil
- Nama dan Warna
Panjang pendeknya naskah profil, bergantung pada kebijakan media masing-masing. Ada yang muncul setiap terbitan (biasanya singkat disertai foto) dan ada yang cukup panjang (kerap muncul dalam edisi Minggu).
Apa pun nama, tidak peduli panjang-pendeknya, yang pasti untuk menulis profil diperlukan proses dan langkah-langkah. Proses kreatifnya sama dengan ragam tulisan yang lain, yakni melalui penemuan ide (inventing), mengumpulkan data dan informasi (collecting), mengorganisasikan atau mengurutkan data dan informasi (organizing), mulai menulis naskah kasarnya (drafting), merevisinya (revising), dan memeriksa serta mengoreksi cetak-coba (proof reading).
Adakah kriteria untuk menentukan tokoh untuk diprofilkan? Tentu saja, ada. Kriteria yang berlaku umum untuk itu ialah dengan
- Memilih tokoh yang memiliki nilai berita (R. Masri Sareb Putra, 2005: 33)
- Memilih tokoh yang dikenal atau dekat dengan khalayak
Marilisa Sachteleben dalam artikelnya “How To Write a Personal Profile” membuat rambu-rambu agar dihasilkan tulisan profil yang berhasil sebagai berikut.
- Pertimbangkan kata sifat. Cek kamus jika harus menggunakannya sehingga Anda dapat memilih sepatah kata untuk menyatakan dengan jelas apa yang Anda inginkan untuk berbagi (misalnya, kata optimis versus ceria, pragmatis versus turun-ke-bumi).
- Pilih istilah spesifik. Misalnya, “Astrid pemain basket” memberikan informasi lebih banyak pada pembaca daripada “Astrid menyukai olah raga”; “mesin dan rem diperbaiki” lebih menarik daripada “cenderung mekanis”.
- Beri contoh bukan generalisasi. Misalnya, “Sutradara drama Hamlet di perguruan tinggi” jauh lebih menarik daripada “aktif di bengkel teater. "
- Gunakan kata-kata yang berdaya pikat. Biasanya, hal ini mengacu pada verba, tetapi berhati-hati dalam hal pilihan kata dalam penggunaan langsung, kata-kata punchy tidak malas, miskin frasa, misalnya, “desain” versus “membuat”, “kolaboratif” vs “dapat bekerja dengan baik dengan orang lain.”
- Rumuskan atau tuliskan dalam kalimat pendek. Katakanlah apa yang Anda maksudkan. Jangan menutup-nutupi, bertele-tele, bimbang, mengulangi, ngelantur, mengkhotbahi, atau terus-menerus menjelaskan.
- Format garis besar lebih mudah dibaca daripada format narasi. Daftar snapshot kadang memberikan pandangan tentang kehidupan seseorang.
- Angkat berbagi hal-hal positif, namun tidak berlebihan. Setiap orang punya masalah, tapi tidak ada yang sudi membaca ihwal yang serba negatif.
- Bersikaplah jujur, jangan bohong atau melebih-lebihkan.
- Mengisahkan tentang si profil. Jelas, tidak menyombongkan, tetapi juga tidak ada manfaatnya mencaci-maki atau mengkritik yang bersangkutan. Itu membuat orang merasa tidak nyaman dan menjengkelkan. Hindari menulis, "Ia gadis gemuk, tidak cantik, dan dungu...” ini akan membuat orang pergi meninggalkan tulisan Anda.
- Jangan menggunakan profil sebagai tempat untuk berkhotbah. Rubrik profil bukanlah tempatnya.
- Jangan mengiklankan atau menggunakan profil untuk menjual atau mempromosikan. Profil pribadi seseorang, jika Anda wartawan tetap suatu media, tidak boleh digunakan untuk menjadi mesin uang. Misalnya, menjanjikan akan dimuat dengan syarat yang bersangkutan memberikan imbalan.
Adakah ukuran untuk menentukan bagaimana tulisan profil yang berhasil? Memang ada. Yang pasti, tulisan profil dikatakan berhasil manakala tulisan itu dibaca habis. Akan lebih baik, apabila selain dibaca habis, tulisan profil juga meninggalkan kesan yang mendalam bagi pembaca. Pembaca memetik hikmah, terinspirasi, termotivasi, dan berempati dengan sang tokoh. Inilah ukuran keberhasilan tulisan profil!
Pendeskripsian yang kuat dan ketajaman memperhatikan detail harus dilakukan. Penulis tidak cukup hanya melakukan wawancara, tetapi juga mendalaminya dengan pengamatan, memperkaya data dan informasi dengan berbagai sumber.
Dengan kata lain, untuk menghasilkan tulisan profil yang berhasil, seseorang harus mencelikkan mata dan membuka hati. Baru menuangkannya dalam tulisan. Tulisan baru akan memantulkan power atau greget ke luar manakala dihayati dengan sungguh. Sebaliknya, setenar dan sehebat apa pun sang tokoh, apabila penulis profil kurang menghayati dan mendalaminya, tulisan akan hambar dan pembaca tidak akan menemukan apa-apa usai membaca tulisan itu.
Untuk itu, penulis profil perlu mengetahui bidang-bidang yang menarik yang dapat dijadikan pelatuk dalam mendeskripsikan seseorang. Sebagaimana diketahui bahwa desksipsi berasal dari kata Latin describere yang berarti: menggores, menggambarkan, menarik, menulis. Apabila dikaitkan dengan orang atau profil maka mendeskripsikan seseorang berarti menggambarkan orang tersebut melalui kata-kata secara jelas dan terperinci.
Meski demikian, haruslah diingat bahwa manusia adalah makhluk multidimensional. Karena itu, tidak mungkin membuat gambaran tentang manusia secara lengkap dan terperinci hingga sedetail-detailnya.
Salah satu kompleksitas manusia ialah struktur anatominya yang tidak mudah untuk dianalisis atau struktur tubuhnya yang sukar untuk digambarkan. Apa lagi manusia adalah makhluk yang unik dibanding makhluk lain, yakni berakal budi dan berjiwa. Selain ada aspek badaniah yang kasat mata, ada pula aspek rohaniah yang tidak kasat mata sehingga tidak mudah untuk mendeskripsikan orang.
Adakah kiat bagaimana mendeskripsikan orang, agar tulisan bukan hanya benar berdasarkan fakta dan informasi, tetapi juga menarik? Memang ada! Berikut ini beberapa tips dan contoh bagaimana mendeskripsikan orang .
Bidang Fisik
Bidang fisik tentu aspek yang paling mudah untuk mulai mendeskripsikan seseorang. Tujuan deksripsi aspek ini ialah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya mengenai keadaan fisik seseorang sehingga pembaca memperoleh gambaran mengenai tokoh yang bersangkutan. Dengan mendeskripsikan fisik, pembaca mengenal kembali tokoh tersebut andaikata berjumpa dengannya pada suatu kesempatan.
Misalnya, Winnie dilukiskan sebagai seorang bertubuh semampai, kulit kuning langsat, bermata tajam bulat, berhidung mancung, memiliki tahi lalat di dagu sebelah kiri, rambut lurus tebal pekat, mengenakan celana blue jeans, dipadu T-Shirt keluaran terbaru, dan seterusnya. Deskripsi seperti ini lebih bersifat subjektif karena memang demikianlah adanya keadaan fisik Winnie. Penulis tidak memberikan penafsiran atas unsur-unsur deskripsinya. Metafora atau bahasa kiasan dapat dipakai untuk melukiskannya, termasuk unsur-unsur perbandingan dapat digunakan untuk menajamkan deskripsi.
Contoh deskripsi bidang fisik:
Pintu ruang 316 terkuak. Terdengar dari belakang derai tawa disertai dehem orang.
“Itu Winnie datang,” seru Diane.
Winnie muncul sekarang di depan kelas. “Hai, teman-teman semua. Apa kabar?”
Winnie yang telah lama tak masuk kuliah segera membuat sukacita. Ia bertubuh jangkung. Berkulit kuning langsat. Hidungnya yang mancung tampak kemerahan karena berkali-kali ia pencet. Seakan menahan perasaan. Tapi raut mukanya tampak segar, habis mandi rupanya. Ia mengenakan celana blue jeans, tubuhnya yang halus mulus dibalut kemeja T-Shirt keluaran terbaru. Sementara sepatunya masih tetap sama seperti dulu. Ia menyukai warna putih-biru.
Dalam contoh tampak beberapa deskripsi tambahan, namun tidak mengurangi penggambaran fisik tokoh yang dilukiskan dengan jelas: Winnie bertubuh jangkung, hidungnya mancung, kulitnya halus mulus dengan bola mata bulat yang menyorot tajam.
Deskripsi mengenai unsur-unsur fisik itu coba dikaitkan dengan ungkapan apa yang dikerjakan sehingga lukisan mengenai tokoh terasa lebih hidup dan segar.
Bidang Milik
Bidang kedua yang dapat dijadikan pelatuk untuk mendeskripsikan seseorang ialah dengan mengangkat segala sesuatu yang dilingkupi atau dimiliki seseorang. Misalnya, pakaian, sepatu, rumah, kendaraan, maupun aksesorinya. Berikut ini contoh deskripsi seseorang yang mengangkat bidang aksesorinya.
Ada berbagai aksesori yang biasa dipakai seorang artis. Namun aksesori yang digemari Julia Perez tergolong unik. Dia suka sekali melukis tato di bagian tubuhnya. "Tato itu aksesori yang membuatku merasa seksi dan kuat," ujar perempuan 29 tahun ini. Sekarang dua rajah tertera di tengkuk dan perut bawah sebelah kirinya.
Rajah di tengkuk bertulisan India kuno, dibuat di Kemang, Jakarta Selatan. Tato di perut bawah berupa gambar kalajeng-king tiga dimensi berwarna cokelat tua, dibuat di Bandung. "Kalajengking itu artinya aku bisa baik, tapi juga bisa berbahaya," dia menjelaskan.
Belum puas, Jupe ingin menambah satu rajah lagi di tepi kanan tubuhnya. Soalnya, dia ingin terlihat seksi bila difoto dari samping- kanan. "Tato ketiga ini soal falsafah hidup," katanya. Lalu apa arti rajah bertulisan India kuno? "Itu sebuah nama rahasia. Orang yang sangat berarti dalam hidupku."
Sumber: TempoOnline, 08 Maret 2010
Bidang Tindakan
Bidang ketiga yang dapat dijadikan objek untuk mendeskripsikan seseorang ialah dengan mengangkat tindak tanduk atau perbuatan yang dilakukan sang tokoh.
Seorang penulis dapat mengikuti dengan saksama kemudian menuliskan dengan menarik tindak tanduk, perbuatan, dan gerak gerik sang tokoh dari suatu tempat ke tempat lain dan dari dari suatu kesempatan ke kesempatan lain. Sesuatu yang khas atau hal yang unik dapat diangkat. Anekdot atau cerita-cerita langka tentang sang tokoh dapat pula menjadi pemicu yang menarik untuk menggarap deskripsi bidang ini.
Camkan bahwa deskripsi mengenai tindakan ini bukanlah eksposisi secara umum, namun khusus mengenai sang tokoh. “Marwan meninju Daud,” bukanlah contoh kalimat deskriptif yang baik. Mengapa? Sebab kalimat ini merupakan kalimat pernyataan biasa, tanpa coba menunjukkan sifat-sifat deksriptif yang dimaksudkan.
Contoh deskripsi bidang tindakan.
Tak lama selang pulang dari studi di Jerman, Susanto ingin menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana orang bekerja di pusat pertambangan berlian. Di sana mata hatinya tercelik. Bahwa proses menambang berlian tidak sesederhana sebagaimana yang dikira.
Ketika usianya belum lagi menapak angka 30, Susanto bertekad ke Martapura. Kisah mengenai kejayaan pertambangan berlian di Martapura, Kalimantan Selatan, telah lama ia dengar. Susanto ingin membuktikan dengan mata kepala sendiri.
Maka, suatu hari, di tengah-tengah kesibukan. Ia menyempatkan diri datang ke pusat pertambangan dan pendulangan berlian yang terletak di wilayah Kalimantan Selatan itu. Dengan mata kepala sendiri, Susanto menyaksikan bagaimana berlian digali dari perut bumi pertiwi. Lokasi penambangan sebenarnya terletak di Kampung Cempaka Putih, sekitar 5 km dari Martapura. Kita memang belum punya kota pemotongan berlian seperti Antwerp.
Saat ini, hanya di Martapuralah berlian tanah Banjar ini dapat dipotong (cut).
Seperti diketahui, pusat pemotongan berlian dunia terdapat di Antwerp, Amsterdam, Johannesburg, New York, dan Tel Aviv. Baru-baru ini, dibuka di China, India, Thailand, Namibia dan Botswana. Bahkan, pusat pemotongan berlian termurah terdapat di Surat in Gujarat, India. Setelah diproses dan dipotong jadi benda berharga dan bernilai intrinsik, berlian siap dipasarkan di pasar Martapura.
Sumber: Biografi Profesional DR. A.B. Susanto, 2009: 129.
Bidang Perasaan
Bidang perasaan juga dapat menjadi pelatuk bagi penulis untuk mulai mendeskripsikan seseorang. Tidak harus langsung, perasaan dapat digambarkan dengan metafora dan perbandingan. Suasana hati gembira, perasaan bahagia, dan jiwa yang membara dapat dilukiskan dengan suasana sebagai berikut.
Ruang dipan itu bernuansa interior modern. Tiga anggota keluarga sedang bercengkerama. Rona ceria terpancar pada wajah-wajah mereka. Sorot mata ayah, ibu, dan dara tengah terpanah pada sebuah noktah: perhiasan bertahtakan berlian.
Ini momentum penting. Mugkin ulang tahun. Perhiasan bertahta berlian itu siap dikalungkan pada leher sang dara. Ibu yang mengenakannya. Ayah mengamati, sembari menyungging senyuman. Sementara sang dara tiada putus-putusnya menebar tawa.
Sumber: Biografi Profesional DR. A.B. Susanto, 2009: 113.
Bidang Watak
Bidang ini paling sukar dijadikan pijakan manakala mendeskripsikan seseorang. Mengapa? Karena watak sering abstrak, perlu pengamatan dan juga penafsiran. Namun, bukan berarti tidak dapat mendeskripsikan watak seseorang. Sesuatu yang dilakukan terus-menerus membentuk kebiasaan. Kebiasaan yang dilakukan terus-menerus menjadi watak.
Di mana pun, selalu ada orang sulit, egoisme, dan mencari perhatian. Seorang snobisme yang selalu mencari perkara. Orang macam begini biasanya bagian dari persoalan, bukan bagian dari pemecah persoalan. Ia cenderung membesarkan masalah yang kecil, berpandangan pesimistis, dan selalu menyalahkan orang lain, lingkungan, dan keadaan apabila mengalami kegagalan.
Contoh deskripsi bidang watak.
Hamidah, sebut saja begitu gadis yang nama lengkapnya panjang sekali itu: Hamidah Muliasari Harum Setandan Wangi. Namanya yang panjang sesuai dengan kerumitan pribadinya.
Seperti yang dilakukannya hari ini. Di kost, janji pada Sari meminjam mobil hanya sejam untuk ke salon. Tak tahunya, Hamidah ke mall. Pulang dari mal, karena tidak mengecek bensin, di jalan mobil pinjaman itu mogok. Bukannya memberi tahu Sari, Hamidah malah meninggalkan mobil teman kostnya itu di jalan.
Akibat perbuatan Hamidah, Sari terlambat kuliah. Pukul 08.20 ia baru sampai depan kelas. Toleransi keterlambatan lima belas menit sudah tidak berlaku lagi baginya. Karena tidak diperkenankan masuk, Sari nunggu kuliah berikutnya di kantin.
“Kukira aku yang paling telat. Kamu lebih terlambat lagi dariku,” kata Sari pada Hamidah.
“Nih, kuncinya,” lempar Hamidah pada Sari. Bukannya terima kasih, Hamidah malah menjelek-jelekkan mobil temannya. “Dasar gerobak tua!”
Profil, dalam bentuk singkatnya adalah "Pokok dan Tokoh". Bentuk panjangnya biografi. Ragam tulisan ini sangat menjanjikan. Mengapa Anda tidak coba mulai?
Bidang ketiga yang dapat dijadikan objek untuk mendeskripsikan seseorang ialah dengan mengangkat tindak tanduk atau perbuatan yang dilakukan sang tokoh.
Seorang penulis dapat mengikuti dengan saksama kemudian menuliskan dengan menarik tindak tanduk, perbuatan, dan gerak gerik sang tokoh dari suatu tempat ke tempat lain dan dari dari suatu kesempatan ke kesempatan lain. Sesuatu yang khas atau hal yang unik dapat diangkat. Anekdot atau cerita-cerita langka tentang sang tokoh dapat pula menjadi pemicu yang menarik untuk menggarap deskripsi bidang ini.
Camkan bahwa deskripsi mengenai tindakan ini bukanlah eksposisi secara umum, namun khusus mengenai sang tokoh. “Marwan meninju Daud,” bukanlah contoh kalimat deskriptif yang baik. Mengapa? Sebab kalimat ini merupakan kalimat pernyataan biasa, tanpa coba menunjukkan sifat-sifat deksriptif yang dimaksudkan.
Contoh deskripsi bidang tindakan.
Tak lama selang pulang dari studi di Jerman, Susanto ingin menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana orang bekerja di pusat pertambangan berlian. Di sana mata hatinya tercelik. Bahwa proses menambang berlian tidak sesederhana sebagaimana yang dikira.
Ketika usianya belum lagi menapak angka 30, Susanto bertekad ke Martapura. Kisah mengenai kejayaan pertambangan berlian di Martapura, Kalimantan Selatan, telah lama ia dengar. Susanto ingin membuktikan dengan mata kepala sendiri.
Maka, suatu hari, di tengah-tengah kesibukan. Ia menyempatkan diri datang ke pusat pertambangan dan pendulangan berlian yang terletak di wilayah Kalimantan Selatan itu. Dengan mata kepala sendiri, Susanto menyaksikan bagaimana berlian digali dari perut bumi pertiwi. Lokasi penambangan sebenarnya terletak di Kampung Cempaka Putih, sekitar 5 km dari Martapura. Kita memang belum punya kota pemotongan berlian seperti Antwerp.
Saat ini, hanya di Martapuralah berlian tanah Banjar ini dapat dipotong (cut).
Seperti diketahui, pusat pemotongan berlian dunia terdapat di Antwerp, Amsterdam, Johannesburg, New York, dan Tel Aviv. Baru-baru ini, dibuka di China, India, Thailand, Namibia dan Botswana. Bahkan, pusat pemotongan berlian termurah terdapat di Surat in Gujarat, India. Setelah diproses dan dipotong jadi benda berharga dan bernilai intrinsik, berlian siap dipasarkan di pasar Martapura.
Sumber: Biografi Profesional DR. A.B. Susanto, 2009: 129.
Bidang Perasaan
Bidang perasaan juga dapat menjadi pelatuk bagi penulis untuk mulai mendeskripsikan seseorang. Tidak harus langsung, perasaan dapat digambarkan dengan metafora dan perbandingan. Suasana hati gembira, perasaan bahagia, dan jiwa yang membara dapat dilukiskan dengan suasana sebagai berikut.
Ruang dipan itu bernuansa interior modern. Tiga anggota keluarga sedang bercengkerama. Rona ceria terpancar pada wajah-wajah mereka. Sorot mata ayah, ibu, dan dara tengah terpanah pada sebuah noktah: perhiasan bertahtakan berlian.
Ini momentum penting. Mugkin ulang tahun. Perhiasan bertahta berlian itu siap dikalungkan pada leher sang dara. Ibu yang mengenakannya. Ayah mengamati, sembari menyungging senyuman. Sementara sang dara tiada putus-putusnya menebar tawa.
Sumber: Biografi Profesional DR. A.B. Susanto, 2009: 113.
Bidang Watak
Bidang ini paling sukar dijadikan pijakan manakala mendeskripsikan seseorang. Mengapa? Karena watak sering abstrak, perlu pengamatan dan juga penafsiran. Namun, bukan berarti tidak dapat mendeskripsikan watak seseorang. Sesuatu yang dilakukan terus-menerus membentuk kebiasaan. Kebiasaan yang dilakukan terus-menerus menjadi watak.
Di mana pun, selalu ada orang sulit, egoisme, dan mencari perhatian. Seorang snobisme yang selalu mencari perkara. Orang macam begini biasanya bagian dari persoalan, bukan bagian dari pemecah persoalan. Ia cenderung membesarkan masalah yang kecil, berpandangan pesimistis, dan selalu menyalahkan orang lain, lingkungan, dan keadaan apabila mengalami kegagalan.
Contoh deskripsi bidang watak.
Hamidah, sebut saja begitu gadis yang nama lengkapnya panjang sekali itu: Hamidah Muliasari Harum Setandan Wangi. Namanya yang panjang sesuai dengan kerumitan pribadinya.
Seperti yang dilakukannya hari ini. Di kost, janji pada Sari meminjam mobil hanya sejam untuk ke salon. Tak tahunya, Hamidah ke mall. Pulang dari mal, karena tidak mengecek bensin, di jalan mobil pinjaman itu mogok. Bukannya memberi tahu Sari, Hamidah malah meninggalkan mobil teman kostnya itu di jalan.
Akibat perbuatan Hamidah, Sari terlambat kuliah. Pukul 08.20 ia baru sampai depan kelas. Toleransi keterlambatan lima belas menit sudah tidak berlaku lagi baginya. Karena tidak diperkenankan masuk, Sari nunggu kuliah berikutnya di kantin.
“Kukira aku yang paling telat. Kamu lebih terlambat lagi dariku,” kata Sari pada Hamidah.
“Nih, kuncinya,” lempar Hamidah pada Sari. Bukannya terima kasih, Hamidah malah menjelek-jelekkan mobil temannya. “Dasar gerobak tua!”
Profil, dalam bentuk singkatnya adalah "Pokok dan Tokoh". Bentuk panjangnya biografi. Ragam tulisan ini sangat menjanjikan. Mengapa Anda tidak coba mulai?
Sumber tulisan (http://kebayan-udien.blogspot.com/2010/04/menulis-profil-dengan-gaya-berkisah.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar