Kabar duka datang dari SMP TNH. Bapak Yuli Hananto, S.Pd, guru mata pelajaran IPS yang sudah mengajar selama sebelas tahun di sekolah ini, telah berpulang ke Rahmatullah pada tanggal 3 November 2015 pada pukul 23.45. (perlu konfirmasi). Berita tersebut tentu mengejutkan semua pihak karena kejadiannya begitu mendadak.
Karena Kecelakaan
Kabar duka ini bermula ketika hari Senin, 2 November 2015 lalu pada pukul 05.45 beliau berangkat ke sekolah dengan naik sepeda onthel. Seperti biasanya, ketika berangkat bekerja, beliau sering sekali menggunakan sepeda onthel sebagai alat transportasinya. Namun naas, belum sampai sepuluh menit meninggalkan rumahnya, sebuah truk air isi ulang menyerempet tubuhnya. Pak Yuli mengalami kecelakaan. Sopir truk kemudian menghentikan truknya dan mencegat sebuah mobil. Dengan bantuan mobil yang dicegatnya, sopir truk tersebut akhirnya melarikan Pak Yuli ke sebuah klinik, namun klinik tersebut menolaknya. Pihak klinik menganjurkan untuk segera membawa Pak Yuli ke rumah sakit.
Dari ponsel yang terdapat di dalam tas yang dibawa oleh Pak Yuli, kabar tentang musibah ini pertama kali disampaikan oleh petugas Rumah Sakit Gatoel kepada Ibu drh. L. Herwiningtyas yang kemudian menyebarkannya ke sesama rekan guru. Tak heran jika pada pukul 06.30 hampir semua rekan guru sudah mengetahui musibah yang menimpa Pak Yuli tersebut.
Dua orang guru, Pak Tri dan Pak Petrus, ditugaskan untuk melihat kondisi Pak Yuli di rumah sakit. Satu orang guru, Pak Dion, diberi tugas untuk menjemput istri Pak Yuli di Perumahan Lawang Asri. Sementara itu, para guru yang lain tetap berada di sekolah untuk melaksanakan upacara bendera rutin setiap hari Senin. Ketika upacara berlangsung, Pak Tri menelepon untuk meminta bantuan guru putri guna mendampingi istri Pak Yuli yang sangat terkejut di rumah sakit. Ibu Tien dengan diantarkan oleh Ibu Helen akhirnya yang mendampingi Bu Yuli di rumah sakit sampai siang hari.
Ada Dua Anak Berseragam SMA yang Mengejutkan Sopir Truk
Berdasarkan keterangan sopir truk yang disampaikan kepada para guru di rumah sakit, kecelakaan itu bermula ketika sopir truk melaju dari arah Pacet menuju ke utara (Kota Mojokerto). Dari arah yang berlawanan muncul sebuah mobil yang menyalip mobil yang lain hingga melewati marka tengah jalan. Untuk menghindari kecelakaan, sopir bus itu membelokkan truknya ke kiri. Tabrakan pun bisa dihindari. Namun secara tiba-tiba, muncullah dua anak berseragam SMA mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi dari balik mobil tadi. Karena terkejut dan untuk menghindari tabrakan dengan pengendara sepeda motor tersebut, pengemudi truk membelokkan truknya ke kiri. Sialnya di sebelah kiri truk ada Pak Yuli yang sedang mengayuh sepedanya searah dengan truk tanki air. Menurut penuturan sang sopir, Pak Yuli terserempet dan terbanting di aspal.
Rencananya Tiga Operasi, Namun Hanya Satu yang Terlaksana
Menurut rencana, dokter akan melakukan paling tidak tiga kali operasi. Pertama, operasi di bagian kepala sebelah kanan. Kedua, operasi di bagian dada dan perut, dan Ketiga, operasi di bagian tulang panggul sebelah kanan. Namun baru terlaksana satu operasi, yaitu operasi kepala, Pak Yuli sudah tidak bisa diselamatkan lagi.
Ada pelajaran berharga yang bisa diambil dari hilangnya nyawa Bapak Yuli Hananto ini. Pertama, jangan kebut-kebutan di jalan raya. Kedua, Jangan melanggar rambu-rambu lalu lintas yang sudah terpampang di jalan raya. Kecelakaan yang terjadi akan menyedihkan banyak pihak. (TIM WARTA TNH)
Maaf..mnrt ket dr saksi mata(kebtln tetangga) di tempat kejadian tdk spt itu adanya,tdk ada anak2 SMA yg mengejutkan sopir,Insyallah kami ikhlas..smga Almarhum khusnul khotimah..
BalasHapus