Kamis, 25 Februari 2016

BULLYING


Penindasan atau bullying, adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. Tindakan penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber.
Penindasan Fisik, merupakan tindakan penindasan dengan kontak secara fisik yang menimbulkan perasaan sakit fisik, luka, cedera, atau penderitaan fisik lainnya. Contohnya memukul, menampar, atau menendang orang lain.
Penindasan Psikologis/emosional, merupakan tindakan penindasan yang menimbulkan trauma psikologis, ketakutan, depresi, kecemasan, atau stres. Selain itu juga menimbulkan kegalauan/gusar.
Verbal Bullying, merupakan penindasan dengan menggunakan kata-kata untuk menyakiti dan merendahkan sasarannya, melalui julukan, penghinaan, atau ejekan kasar yang tak henti-hentinya.
Cyber Bullying, merupakan perilaku anti-sosial yang melecehkan ataupun merendahkan seseorang, kebanyakan menimpa anak-anak dan remaja, baik yang dilakukan secara online atau melalui telepon seluler.


Kenapa sih, orang melakukan bullying??


1. Kurangnya perhatian
Kurangnya keterlibatan orang tua terhadap anak membuat anak menjadi caper atau cari perhatian dari orang lain. Dan itu menyebabkan anak menjadi selalu ingin diperhatikan sekalipun ia harus melakukan kekerasan.
2.  Gender sebagai laki-laki dan kecenderungan untuk berkelahi
Banyak dari mereka yang mendidik anak laki-lakinya bahwa laki-laki itu harus kuat, tidak boleh kalah dalam persaingan tapi tidak memberi contoh dari hal-hal yang diajarkan tersebut sehingga anak salah dalam memahami kuat itu bagaimana, menang dari persaingan itu seperti apa. Akhirnya, anak menjadi suka berkelahi dan berperilaku yang kurang baik dengan tujuan ingin diakui sebagai laki-laki. Selain itu, anak menjadi berperilaku agresif secara fisik dan membuat anak menjadi sering dimusuhi. Akibat dari dimusuhi, akhirnya anak jadi sering berkelahi karena ingin membalas dendam.
3.  Adegan kekerasan dari beberapa media
Berbagai media seperti game, televisi, dan film sering menampilkan tayangan perang dan kekerasan. Maka dari itu, orang tua harus mendampingi dan mengawasi anak saat bermain game maupun menonton film dan jangan lupa bagi orang tua untuk memperingatkan anak untuk tidak meniru adegan-adegan yang berhubungan dengan kekerasan, sebab anak cenderung meniru pada apa yang ia tonton dan ia mainkan.
4. Masalah keluarga
Seringnya terjadi percekcokan antara ayah dan ibu yang dilakukan di depan anak serta orang tua yang sering memarahi anaknya menyebabkan emosional anak tidak stabil dan menjadi agresif.
5. Faktor psikologis dari orang tua
Orang tua juga harus menjadi teladan yang baik bagi anaknya. Orang tua yang memiliki kesehatan mental dan jiwa yang kurang baik berpotensi besar memiliki anak yang melakukan tindakan bullying.
6. Kecenderungan permusuhan
Dalam hubungan keluarga maupun pertemanan, permusuhan seringkali tak bisa dihindari. Merasa dimusuhi akan membuat anak merasa dendam dan ingin membalasnya.
7. Riwayat korban kekerasan
Biasanya, anak yang pernah mengalami kekerasan khususnya dari orang tua lebih cenderung 'balas dendam' pada temannya di luar rumah.
8. Riwayat berkelahi
Kadang berkelahi untuk membuktikan kekuatan bisa menjadikan seseorang ketagihan untuk tetap melakukannya. Bisa jadi karena mereka senang karena memperoleh pujian oleh banyak



Wah.. banyak juga ya. Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan untuk mencegah bullying??



1. Membuat kebijakan dan tindakan terintegrasi yang melibatkan seluruh komponen mulai dari guru, murid, kepala sekolah, sampai orangtua, yang bertujuan untuk menghentikan perilaku bullying dan menjamin rasa aman bagi korban.
2. Menyelenggarakan program anti-bullying di sekolah.Contohnya : memperketat pengawasan atas siswa, dan memberi sanksi yang tepat bagi pelaku. Memasukkan materi bullying ke dalam pembelajaran. Dan sebagainya.
3. Interaksi yang baik antara orangtua dan anak.
4. Memuji tindakan pro sosial yang dilakukan anak, dan mendorong anak untuk mengembangkan minat dan bakatnya.
5. Mengajari anak untuk melindungi diri.

Sekian, terima kasih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar