Rabu, 09 Desember 2009

HUNTING CERIA, MEMBURU BERITA

oleh : Abiel Christian


Pada hari Rabu, 25 November 2009 pukul 15.00, anak-anak SMP Taruna Nusa Harapan yang mengikuti ekstrakurikuler jurnalistik melakukan hunting berita. Mereka melakukan hunting berita di salah satu pasar tradisional di Mojokerto, yaitu di Pasar Tanjung kota Mojokerto.

Persiapan yang mereka lakukan adalah membawa kamera digital dan sebuah buku catatan. Pembina kegiatan ekstra tersebut, Pak Jaka dan Pak Blas membagi mereka ke dalam kelompok yang berdasarkan kelas. Anak- anak jurnalistik merasa sangat senang sekali karena hal itu adalah hal pertama kalinya mereka keluar dalam mencari berita. Biasanya mereka mencari berita di luar sekolah hanya dengan mengakses lewat internet saja.

Perjalanan dilakukan mereka dari sekolah ke pasar dengan berjalan kaki. Di jalan,mereka tertawa-tawa dan ada pula yang menyanyi.

Sesampainya di pasar,mereka diberikan briefing oleh Pak jaka dan Pak Blas. Isi briefing tersebut ialah bahwa saat mereka meliput kejadian yang ada di pasar, mereka harus membiarkan kegiatan di pasar tersebut berjalan alami. Kalau sedang mencari info atau bertanya kepada penjual harus melakukan dengan sopan dan pertanyaan yang ditanyakan harus mengandung unsur 5W 1H.

Setelah anak- anak menerima briefing, anak-anak langsung berjalan menyusuri pasar tersebut. Mereka berpencar berdasarkan kelompoknya.

Suasana di dalam pasar tersebut berjalan alami. Anak-anak jurnalistik merasa senang berada di pasar itu walaupun kebanyakan anak- anak jurnalistik perempuan banyak yang mengeluh karena tidak tahan oleh bau daging dan beceknya pasar tersebut. Ada yang memotret, ada yang mewawancarai penjual, dan lain-lain. Sempat juga salah satu anak jurnalistik perempuan diteriaki oleh salah satu penjual. Rasanya waktu itu memang emosi, tetapi mereka menahan emosi itu demi kepentingan jurnalistik mereka.

Setelah selesai melakukan hunting, mereka harus kembali sesuai waktu yang telah ditentukan. Sebetulnya, tujuan mereka tidak hanya Pasar Tanjung, tetapi juga menyusuri jalan raya yang ada di kota Mojokerto. Sayang sekali saat mereka mau meneruskan perjalanan, turun hujan yang menyebabkan mereka tidak bisa melanjutkan perjalanan dan harus kembali ke sekolah.

Saat perjalanan tersebut, wajah mereka terlihat sedih karena tidak bisa melanjutkan perjalanan. Mereka berpikir dalam hati bahwa seharusnya kalau mau menjadi wartawan profesional, mereka harus tahan dalam kondisi cuaca apapun.

Akhirnya, mereka kembali ke sekolah. Di sekolah, mereka mendengarkan perkataan dari Pak Blas dan Pak Jaka sebelum pulang. Akhirnya saat pulan telah tiba. Mereka berdoa dahulu sebelum pulang dan akhirnya pulang ke rumah masing-masing. Teruslah berusaha anak-anak jurnalistik, kalian pasti bisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar