Keesokan harinya, Gatot sudah siap disekolah. Tetapi , ia harus ketoilet buat ngaca. Ia
sengaja datang pagi agar tidak ada yang tau bila ia suka mengaca.
"sekarang sudah selesai, karena sebentar lagi teman-teman pasti datang" .
Katanya seraya berjalan. 'KRIIIIING', bel sekolah berbunyi. Akhirnya
semua murid masuk kekelas. "Selamat pagi anak-anak" kata pak Joni, guru B&K .
"Kenalkan, ini pak Eddy. Pak Eddy ini yang nantinya akan mengajar tata
boga" kata pak Joni lagi. tiba tiba saja terdengar suara "YEEEESSSS...".
Semua murid memandang Gatot. "Gatot, kenapa kamu sangat kegirangan ?"
tanya Elim sahabatnya. "yaaaaaah. Tidak apa-apa, hanya senang pelajaran
tata boga tetap berjalan, walaupun bu Lena sudah pensiun!"
Kata Gatot sambil menahan malu.
'TING...TUUNG....' Bel itu menandakan waktunya istirahat. Itu saatnya Gatot kembali ketoilet hanya
untuk mengaca. Sesaat kemudian, Elim datang mencari Gatot. Tanpa
sepengetahuan Gatot tiba tiba saja Elim datang dari belakang Gatot.
"Gatot. Sedang apa kamu disini? Kenapa kamu mengaca? Apa kamu ingin
menjadi perempuan?". Pertanyaan itu membuat Gatot sakit hati. Maklum,
Gatot adalah anak yang paling sensitif dikelas.
Mulai saat itu Gatot tidak mau berkomunikasi dengan Elim. "Gatot. Kamu
marah ya soal perkataanku tadi? Kalau kamu marah aku terima kok. Aku
janji deeh gak akan mengatakan itu lagi. apa aku
terlihat serius?" kata Elim. Akhirnya, karena tidak mau memiliki musuh,
Gatot memaafkan sahabatnya.
"Bener lohhhh tidak mengatakan hal itu lagi, janji".
"Tapi Gatot. Ada satu yang aku mau katakan sama kamu" Saut Elim.
"Apa?". "Tolong jangan mengaca lagi. iItu saja". Kata Elim seraya
meninggalkan Gatot untuk pulang. "Akan aku usahakan" Seru Gatot.
Keesokan harinya, Gatot berusaha meninggalkan kaca kaca yang ada
dikamarnya. Akhirnya dari situlah Gatot mulai meninggalkan kaca yang
selam ini menjadi teman hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar