Harry dan Jacob adalah 2 sahabat yang sangat akrab. Di sekolah pun mereka juga sangat terkenal. Pada suatu malam saat masing-masing orang tua mereka dalam perjalanan pulang dari Singapura, pesawat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan. Masing-masing kedua orang tua mereka pun dinyatakan hilang. Hal tersebut membuat Harry dan Jacob merasa begitu terpukul. Mereka tidak terima bila orang tua mereka dinyatakan hilang dalam kecelakaan tersebut. Bahkan mereka juga menganggap bahwa berita kecelakaan pesawat tersebut hanya sebuah isu belaka. Namun karena banyak pihak yang menyatakan pernyataan bahwa kecelakaan itu benar-benar terjadi, akhirnya mereka hanya tinggal bersama dengan satu pembantu mereka. Lagi pula mereka berdua adalah anak tunggal. Memiliki kerabat pun juga berada jauh di luar negeri. Karena kejadian itu pula, mereka diperkenankan untuk tidak memasuki sekolah selama seminggu.
Setelah seminggu, mereka pun masuk ke sekolah dengan diantarkan oleh masing-masing pembantu mereka dengan sepeda motor. Sesampainya di sekolah, mereka sama sekali tidak konsentrasi selama pelajaran berlangsung. Mereka terus menerus dihantui pemikiran tentang kecelakaan tersebut. Saat jam istirahat pun mereka selalu terbayang-bayang orang tua mereka yang sedang berdiri di sudut-sudut kelas. Satu bulan berlalu dan mereka tetap tidak percaya dengan apa yang menimpa orang tua mereka. Pada akhirnya mereka mengalami insomnia, tidak mood makan, malas belajar, bahkan mereka berani melukai diri mereka sendiri dengan mengiris tangan dan kaki mereka. Karena banyak luka yang mereka buat, mereka pun selalu mengenakan jaket untuk menutupi luka-luka mereka, agar tidak dicurigai orang.
Hingga pada suatu malam, Jacob mengajak pembantunya Bi Ijah untuk bertamu ke rumah Harry. Bi Ijah pun mengantarkannya dengan senang hati, karena sudah lama semenjak peristiwa itu Jacob tidak pernah bersosialisai lagi dengan orang-orang di sekitar. Setibanya di rumah Harry, Bi Marni dan Bi Ijah berbincang-bincang di ruang tamu. Sedangkan Harry dan Jacob mengutak-atik sesuatu di dapur. Kemudian tiba-tiba lampu rumah Harry padam dan saat itu pula rencana mereka dipraktekkan. Jacob membungkam mulut Bi Ijah dan Bi Marni dengan serbet yang telah di beri obat bius. Sementara Harry, ia mengikat Bi Ijah dan Bi Marni yang telah pingsan. Beberapa saat kemudian, Bi Ijah dan Bi Marni pun bangun dan saat itu pula Harry dan Jacob melaksanakan rencana mereka berikutnya.
Harry memotong tubuh Bi Marni dan Bi Ijah dengan pisau daging menjadi beberapa bagian. Sementara itu Jacob bertugas untuk memasak daging tersebut menjadi semur dan steak. Mereka memberikan berbagai macam bumbu dan setelah masakan tersebut jadi, mereka memakannya dan menyisakan beberapa porsi untuk dijadikan makanan catering teman-teman mereka di sekolah. Keesokan harinya saat jam istirahat makan siang, mereka berdua membagikan makanan yang sudah mereka buat malam itu. Menurut teman-teman mereka rasa daging yang mereka masak itu sangat enak dan bumbunya juga sangat meresap.
Namun, pada saat itu ada salah satu teman mereka yang merasakan keanehan dalam daging yang ada di makanan tersebut. Karena orang tuanya adalah seorang dokter, ia pun menyisakan sepotong daging untuk di periksa. Setelah diperiksa ternyata daging itu adalah daging manusia. Kemudian keluarga anak tersebut pun melaporkan kejadian ini kepada pihak yang berwajib. Setelah itu Harry dan Jacob pun ditangkap polisi dan diselidiki. Kejadian ini pun sampai terdengar pihak wartawan dan memunculkan tanda tanya apakah itu sebuah pembunuhan yang dilakukan oleh anak di bawah umur.
Saat polisi di wawancarai pun, ternyata kedua anak tersebut adalah 2 pasien rumah sakit jiwa yang lolos dari rumah sakit beberapa bulan yang lalu. Mereka adalah tunawisma yang tampaknya disiksa oleh orang tua mereka hingga kejiwaan mereka terganggu. Mereka juga sebenarnya memiliki orang tua, namun orang tua mereka meninggal beberapa tahun yang lalu. Kabarnya, mereka memasuki dua rumah warga di sebuah perumahan dan membunuh seluruh penghuni rumah tersebut dan memasak daging mereka. Luka-luka irisan yang ada di kaki dan tangan mereka memang sudah ada sebelum mereka di masukkan ke dalam rumah sakit jiwa, dan diperkirakan bahwa luka itu berasal dari orang tua mereka yang menyiksa mereka dulu.
Namun, pada saat itu ada salah satu teman mereka yang merasakan keanehan dalam daging yang ada di makanan tersebut. Karena orang tuanya adalah seorang dokter, ia pun menyisakan sepotong daging untuk di periksa. Setelah diperiksa ternyata daging itu adalah daging manusia. Kemudian keluarga anak tersebut pun melaporkan kejadian ini kepada pihak yang berwajib. Setelah itu Harry dan Jacob pun ditangkap polisi dan diselidiki. Kejadian ini pun sampai terdengar pihak wartawan dan memunculkan tanda tanya apakah itu sebuah pembunuhan yang dilakukan oleh anak di bawah umur.
Saat polisi di wawancarai pun, ternyata kedua anak tersebut adalah 2 pasien rumah sakit jiwa yang lolos dari rumah sakit beberapa bulan yang lalu. Mereka adalah tunawisma yang tampaknya disiksa oleh orang tua mereka hingga kejiwaan mereka terganggu. Mereka juga sebenarnya memiliki orang tua, namun orang tua mereka meninggal beberapa tahun yang lalu. Kabarnya, mereka memasuki dua rumah warga di sebuah perumahan dan membunuh seluruh penghuni rumah tersebut dan memasak daging mereka. Luka-luka irisan yang ada di kaki dan tangan mereka memang sudah ada sebelum mereka di masukkan ke dalam rumah sakit jiwa, dan diperkirakan bahwa luka itu berasal dari orang tua mereka yang menyiksa mereka dulu.