Kamis, 17 November 2016

Kemarahan Para Temanku

Oleh : Zahra Arzeta dan Fransiska Felicia

            Semua ini berawal dari salah satu temanku tidak membayar uang kas. Awalnya ia hanya tidak membayar selama 2 bulan, nyatanya hingga sekarang, sudah 4 bulan ia juga belum membayar uang bulanan kelas tersebut. Padahal ia sudah diingatkan berulang kali oleh aku dan juga teman-teman yang lain. Hingga pada suatu hari kami telah putus asa menasihati dan mengingatkannya, akhirnya kami terpaksa melaporkan permasalahan kelas tersebut ke wali kelas. Sayangnya hal itu juga tidak ada gunanya, sehingga kami tanpa sadar membencinya. Tingkahnya yang cuek, dingin, dan juga tidak peduli lah alasannya. Meskipun beberapa sahabatnya masih setia dan tidak membencinya, tetapi tetap saja ada yang membencinya di kelas. Suatu hari, salah satu teman kami mengingatkannya lagi, tetapi ia masih saja bertingkah cuek dan dingin. Dan saat itu juga ia pun marah "kenapa sih, bayar enggak bayar ya terserah aku. Meskipun kalian menegaskan berulang kali juga aku gak peduli." itu yang membuat kami bertambah kesal dengan sikapnya.Lalu wali kelas kami juga memperingatinya dan dia hanya berkata " Iya bu." atau juga "Besok ya bu." itu lah kata-kata yang selalu dia ucapkan ketika kami menagih janjinya tersebut. Dan pada suatu ketika, ia tidak masuk sekolah dan pada hari itu pun guru pelajaran kami memberi sebuah ringkasan bahan ulangan suatu pelajaran untuk di fotokopi untuk seisi kelas kami. Ia tidak masuk hari itu, dan spontan saja salah satu teman kami berkata, "Sudahlah, anak itu tidak usah dikasih. Nanti kita yang tambah rugi." itu kata salah satu temanku. Para teman sekelasku yang lain langsung setuju dengan perkataannya dan ia pun melontarkan kata lagi, "Ya sudah ya, kita setuju bahwa anak itu tidak usah dikasih fotokopi ringkasan pelajaran tersebut." dan beberapa anak menjawab ya ada juga yang diam saja sepertiku. Karena aku hanya mengikuti saja apa yang ingin teman-temanku lakukan, karena hal itu juga ada benarnya. Dari kisah kelasku ini, aku telah menemukan satu jawaban tentang ia yaitu, jangan selalu memberi kebebasan berlebihan pada siapapun, justru hal tersebut malah membuat kita rugi sendiri dan orang lain dan juga jangan berkata janji bila kalian merasa tidak sanggup untuk berjanji pada siapapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar