Kamis, 10 September 2015

KENANGAN MASA LALU

Bulan bersinar terang. '' hei, kau sembunyi di sana.'' Dia bisa melihatku walau keadaan sangat gelap. Dia bisa melihat semuanya. Kini, kami berlima telah tertangkap. '' Kalian kena semua. Mari lakukan hompimpa.'' Kami langsung memuji keahliannya melihat. ''wah, hebat kau Jon, bisa menemukan kami.'' Yah, namanya adalah Jono. Seseorang yang menurutku memiliki keahlian melihat dalam gelap.

'' Nggak ah, aku mau ikhlas saja. Biar aku yang jadi. Satu.. dua...tiga.....'' Aku menghitung sampai sepuluh. Saat aku membuka mata, barulah saat aku mencari. Pada saat itu, keadaan masih tidak ada listrik. Kami berani bersembunyi di tempat gelap sekaligus sulit dijangkau. Aku mencari tidak ketemu. Dimana mana tidak kutemukan. Aku berusaha mencari dan terus mencari. Tiba tiba, mereka semua sudah menyentuh dinding tempat aku menutup mataku tadi.


Suroso, Bagong, dan Jono. Itulah teman teman yang selalu menghargaiku. Kalau aku tidak punya uang jajan, kadang mereka patungan untuk membelikan aku makan. Terkadang juga sebaliknya, saat mereka tidak bawa uang, giliran aku mentraktir mereka. Merekalah yang paling aku sia siakan. Mereka suka membantuku dan aku juga suka membantu mereka.

'' Oh, tidak. Aku menghilangkan sandal theklek nenekku. Bagaimana ini?''Terakhir kamu letakkan di mana?''Kurasa, aku meninggalkannya di sungai saat main tadi.'' kami berempat langsung saja pergi ke sungai untuk mengambilnya. Kami langsung nyemplung ke sungai itu untuk mengambilnya.

Sandal theklek itu sangat berharga. Kata nenek dulu, itu dibeli di toko abah Narto. Kebetulan orangnya juga kenal nenek, jadi orang itu memberikan nenek sandal theklek secara gratis. Sandal itu modelnya juga sangat tradisional dan sangat bagus ukirannya. Kalau dipakai, rasanya seperti menapak pada kasur.

''Gong, itu sandalnya, nyangkut di sela ranting itu.'' Iya, aku tahu Jon.'' Suroso pun tidak kalah cepat.'' aku duluan ya...'' Suroso mendapatkannya duluan. Lagi lagi aku kalah cepat. Mereka telah berbuat baik padaku. ''Iki, sandale.'' makasih ya so, aku benar benar tertolong.'' Aku mengucapkan terima kasih pada mereka.

Kami pun semakin bertambah umur. Dan juga bertambah semakin tua. Usiaku juga sudah memasuki senja. Aku pun merasa sangat terharu bila mengingat mereka. Kutatap foto temanku sambil menitikkan air mata. Mereka kini telah beralih ke Pulau Kalimantan untuk bekerja. Aku harus merelakan mereka untuk pergi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar