Bulan
bersinar terang. '' hei, kau sembunyi di sana.'' Dia bisa melihatku
walau keadaan sangat gelap. Dia bisa melihat semuanya. Kini, kami
berlima telah tertangkap. '' Kalian kena semua. Mari lakukan
hompimpa.'' Kami langsung memuji keahliannya melihat. ''wah, hebat
kau Jon, bisa menemukan kami.'' Yah, namanya adalah Jono. Seseorang
yang menurutku memiliki keahlian melihat dalam gelap.
''
Nggak ah, aku mau ikhlas saja. Biar aku yang jadi. Satu..
dua...tiga.....'' Aku menghitung sampai sepuluh. Saat aku membuka
mata, barulah saat aku mencari. Pada saat itu, keadaan masih tidak
ada listrik. Kami berani bersembunyi di tempat gelap sekaligus sulit
dijangkau. Aku mencari tidak ketemu. Dimana mana tidak kutemukan. Aku
berusaha mencari dan terus mencari. Tiba tiba, mereka semua sudah
menyentuh dinding tempat aku menutup mataku tadi.
Suroso, Bagong, dan
Jono. Itulah teman teman yang selalu menghargaiku. Kalau aku tidak
punya uang jajan, kadang mereka patungan untuk membelikan aku makan.
Terkadang juga sebaliknya, saat mereka tidak bawa uang, giliran aku
mentraktir mereka. Merekalah yang paling aku sia siakan. Mereka suka
membantuku dan aku juga suka membantu mereka.
''
Oh, tidak. Aku menghilangkan sandal theklek nenekku. Bagaimana
ini?''Terakhir kamu letakkan di mana?''Kurasa, aku meninggalkannya di
sungai saat main tadi.'' kami berempat langsung saja pergi ke sungai
untuk mengambilnya. Kami langsung nyemplung ke sungai itu untuk
mengambilnya.
Sandal
theklek itu sangat berharga. Kata nenek dulu, itu dibeli di toko abah
Narto. Kebetulan orangnya juga kenal nenek, jadi orang itu memberikan
nenek sandal theklek secara gratis. Sandal itu modelnya juga sangat
tradisional dan sangat bagus ukirannya. Kalau dipakai, rasanya
seperti menapak pada kasur.
''Gong,
itu sandalnya, nyangkut di sela ranting itu.'' Iya, aku tahu Jon.''
Suroso pun tidak kalah cepat.'' aku duluan ya...'' Suroso
mendapatkannya duluan. Lagi lagi aku kalah cepat. Mereka telah
berbuat baik padaku. ''Iki, sandale.'' makasih ya so, aku benar benar
tertolong.'' Aku mengucapkan terima kasih pada mereka.
Kami
pun semakin bertambah umur. Dan juga bertambah semakin tua. Usiaku
juga sudah memasuki senja. Aku pun merasa sangat terharu bila
mengingat mereka. Kutatap foto temanku sambil menitikkan air mata.
Mereka kini telah beralih ke Pulau Kalimantan untuk bekerja. Aku
harus merelakan mereka untuk pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar