Kamis, 10 September 2015

"TES GOLONGAN DARAH"

Hari ini merupakan hari yang menegangkan untukku. Seperti yang dikatakan Bu Diah kemarin, hari ini akan diadakan tes kesehatan bagi peserta didik baru di sekolahku. Ada tes mata, telinga, gigi, dan lain-lain, termasuk tes golongan darah. Apa? tes golongan darah? Mungkin hari ini adalah akhir dari segalanya. Apa rasanya nanti? Hum, sudahlah aku tak mau memikirkannya.

Jam pelajaran pertama. Kulalui pelajaran ini dengan rasa tegang. Tegang? Memalukan. Gitu aja kok tegang sih? Mungkin pertanyaan itu yang kalian pikirkan. Iya, tegang. Aku belum pernah merasakan yang namanya tes golongan darah. Walaupun ini pelajaran kesukaanku namun, tetap saja aku tegang.

"Kringg" Bel berbunyi menandakan pergantian jam pelajaran. Aku merasa, inilah waktunya. Dag, dig, dug. Jantungku berdetak kencang. Namun ternyata bukan waktu ini kami akan melakukan tes kesehatan. Lega sekali rasanya. Aku segera pergi ke lab komputer untuk mengikuti pelajaran.

Ditengah pelajaran, terdapat suara ketukan pintu dari pintu lab. Awalnya aku tak menghiraukannya. Tetapi saat aku berbalik, aku melihat Bu Diah sedang membawa kertas kesehatan dan segera memanggil aku beserta teman sekelasku untuk melakukan tes kesehatan. Ha? Sekarang? Rasanya aku tak mau mengikuti tes untuk kali ini.

Jalan ke UKS adalah waktu yang tak mungkin kulupakan. Dengan rasa penuh kekhawatiran, aku berjalan menuju UKS. Dengan menutupi rasa khawatirku, aku hanya tersenyum saat melakukan tes kesehatan sebelum tes golongan darah itu. Pada akhirnya, tiba saatnya untuk tes golongan darah. Rasanya aku mau pulang. Aku gak mau tau rasanya di tes golongan darah. Tapi apa daya? Aku tetap saja diantarkan guruku untuk itu.

Sampai di UKS. Ada banyak alat dan salah satunya pasti untuk mengetes golongan darahku. Huh, ingin sekali aku menyembunyikan alat untuk tes golongan darah sehingga aku tak jadi diperiksa. Tetapi tetap saja aku mendapat giliran untuk itu. Saat duduk di bangku, aku lansung menutup mataku rapat-rapat. Walau diajak bicara, aku tetap saja merasa tegang. "Tanganku, sungguh malangnya kau. Kau akan mengeluarkan darah sebentar lagi", ujarku dalam hati. Sampai pada saatnya, Argh!!. Jeritanku kesakitan. Darah menyelimuti jariku itu. Segera pemeriksa itu menempelkan tanganku di suatu kertas yang aku tak tau apa namanya. Akhirnya aku diberi kapas untuk menghentikan darahku yang selalu saja ingin keluar dari jariku. Memang, darahku pikir, tubuhku ini tak pantas untuknya apa sehingga dia tak mau berada di tubuhku?

Huh, akhirnya aku telah di tes golongan darah. Hasihlnya, aku mempunyai darah "O". Rasanya, sakit sekali. Haha, tidak. Awalnya sih memang sakit. Namun akhirnya, kesakitan itu hilang kok. Sama seperti kesakitanku yang hilang saat tawa temanku datang menyerbuku. Mereka pikir aku sangat berlebihan. Tapi pada akhirnya, aku juga tertawa, sih. Ternyata kekhawatiranku itu tanpa sebab. Tak seharusnya aku berlebihan seperti itu. Toh, itu akan terjadi dan sudah terjadi.


Oleh : Zipora Kristanti Wibowo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar