Kamis, 20 November 2014

SMP TNH MERIAHKAN PAWAI TAARUF KOTA MOJOKERTO 2014

FOTO BERSAMA PESERTA PAWAI

TETAP DALAM BARISAN MESKIPUN ANTRE

BERHENTI SEJENAK UNTUK BERFOTO BERSAMA

START DARI ALUN-ALUN KOTA MOJOKERTO

YANG TAMPAN DAN CANTIK

MESKIPUN PANAS TETAP SEMANGAT

DI SUDUT ALUN-ALUN

FOTO DULU SAMBIL MENUNGGU ANTREAN

Rabu, 19 November 2014

Cara Mudah Menulis Berita Dengan 5W+1H

Ide ada, peristiwa juga ada, tapi untuk menuangkannya dalam sebuah tulisan atau berita ternyata tidak semua orang dari kita bisa melakukannya. Rumus menulis berita yang dikenal dengan istilah 5W+1H juga sering kita dengar, tapi terkadang masih bingung untuk menerapkannya. Ingat, What (Apa), Where (Di Mana), When (Kapan), Who (Siapa), Why (Mengapa) + How (Bagaimana) adalah hal – hal yang tidak boleh diabaikan dalam penulisan sebuah berita.
Berikut langkah – langkah mudah cara penerapan 5W+1H lengkap dengan contohnya. Pertama, buatlah judul berita yang kita kehendakai, misalnya ; Yayasan Nadziriyah Gelar Peringatan Tahun Baru Hijriyah.
Kedua, isilah/gantilah 5W+1H dengan peristiwa yang akan kita jadikan berita, misalnya kita akan menulis berita tentang peringatan Tahun Baru Hijriyah, maka kita isikan datanya sebagai berikut; What (Peringatan Tahun Baru Hijiriyah), Where (halaman SMP Salafiyah Banyumas), When (Selasa, 5/11/2013), Who (Yayasan Nadziriyah Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas Jawa Tengah), Why (untuk menteladani semangat hijrah Nabi Muhammad SAW) + How (jalannya acara)
Ketiga, menyusun 5W menjadi sebuah lead berita dalam satu paragraf agar pembaca yang membaca lead berita tersebut langsung paham dengan isi beritanya. Susunan 5W itu tidak harus baku sesuai dengan urutan What (Apa), Where (Di Mana), When (Kapan), Who (Siapa), Why (Mengapa), tapi kita bisa mengganti urutannya sesuai dengan kebutuhan kita. Untuk contoh di atas bisa disusun sebagai berikut; “untuk menteladani semangat hijrah Nabi Muhammad SAW Yayasan Nadziriyah Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas Jawa Tengah Peringatan Tahun Baru Hijiriyah Halaman SMP Salafiyah Banyumas Selasa, 5/11/2013”
Keempat, susunan lead berita di atas tentu masih kaku, kurang enak dibaca dan masih belum jelas maksudnya sehingga perlu disusun ulang dengan menambahkan beberap kata / kalimat untuk menyambung point yang satu dengan point yang lain, misalnya menjadi seperti ini; “Dalam rangka untuk menteladani semangat hijrah Nabi Muhammad SAW, Pengurus Yayasan Nadziriyah Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas Jawa Tengah menggelar Peringatan Tahun Baru Hijiriyah yang dipusatkan di Halaman SMP Salafiyah Banyumas pada Selasa, 5/11/2013 yang lalu
Kelima, setelah semua data 5W terangkum dalam lead berita pada paragraf pertama, selanjutnya kita tinggal menulis 1H (How) pada pargaraf kedua dan seterusnya sesuai dengan keinginan kita apa – apa saja yang perlu dan penting untuk disampaikan kepada pembaca.
Demikian tips sederhana menulis berita dengan rumus 5W+1H untuk para penulis pemula yang belum/tidak memiliki latar belakang pendidikan jurnalistik, silahkan mecoba dan semoga bermanfaat. Untuk para penulis/kompasianer senior, ditunggu saran dan masukannya. Terimakasih sudah berkenan mengunjungi tulisan sederahana ini. (Artikel ini ditulis oleh Abd. Ghofar Al Amin dari Kompasiana) Untuk membaca sumber tulisan ini silakan klik di sini

Rabu, 12 November 2014

Suasana Peringatan Hari Pahlawan SMP TNH Mojokerto

Penampilan yang penuh pesona dari Kelas VII C
Penampilan atraktif dari mantan pengurus OSIS

Penampilan yang padu, meyakinkan, dan didukung dengan teknik memadai menjadikan kelas VIII A berhak menyabet gelar juara lomba

Penampilan yang menghentak dan spektakuler dari kelas VIII C
Penampilan Penuh Percaya Diri dari Kelas IX A
Dari kiri Pak Blass, Pak Petrus, dan Pak Jaka menjadi Juri Lomba Menyanyikan Lagu Wajib Nasional antarkelas
Persembahan Lagu "Indonesia Pusaka" oleh Bapak Yuli Hananto, S.Pd.

Kamis, 30 Oktober 2014

OUT BOUND, SALAH SATU KEGIATAN LDKMS SMP TNH



Tanggal 15- 17 Oktober 2014, SMP TNH mengadakan LDKMS (Latihan Dasar Kepemimpinan dan Manejemen Siswa) yang bertempat di Puri Gendis Trawas, Mojokerto.
     Banyak sekali kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa-siswi SMP TNH. Salah satunya adalah Out bound. Out bond ini dilaksanakan 2 kali, yang pertama dilaksanakan tanggal 16 Oktober 2014. Seperti yang Anda ketahui bahwa out bond itu adalah permainan yang menantang. Dan kali ini para panitia LDKMS membuat 8 pos yang disetiap pos ada satu panitia dengan satu jenis permainan yang akan dimainkan secara berkelompok dan harus melawan kelompok lain.
Sebelum permainan demi permainan dilakukan setiap kelompok harus mengucapkan yel-yel kelompok mereka. Jika suatu kelompok menang dalam sebuah permainan, mereka akan diberi 8 koin yang akan dimasukkan dan dikumpulkan dalam sebuah  kantong. Kelompok yang memperoleh akumulasi koin terbanyak, itulah pemenangnya.
Dari 8 kelompok yang mengikuti out bound saat itu,  kelompok Dewata-lah yang menjadi pemenangnya dengan perolehan koin sebanyak 58 buah.
Setelah Out Bond ini selesai pukul 17.00 WIB, para peserta beristirahat dan membersihkan diri memasuki kamar masing-masing.
    Keesokan harinya out bond kedua,yang dilakukan dengan mendaki dan menaiki 182 anak tangga menuju ''Reco Lanang'' yang diduga merupakan bakal Patung Buddha atau ada juga yang berpendapat bahwa patung itu merupakan Patung Patih Gajah Mada.
Ketika sampai di tempat patung tersebut, peserta yang beragama Buddha diijinkan untuk berdoa di tempat itu. Setelah itu para peserta kembali ke Puri Gendis dan melanjutkan kegiatan berikutnya.  (TALITHA F.R/7B)

Kamis, 23 Oktober 2014

BERSAMA DALAM KERAGAMAN

Suasana Pengambilan Nomor Urut Pawai Ta'aruf 2014
Dalam rangka menyambut datangnya 1 Muharam 1436 H dan memperingati Sumpah Pemuda 28 Oktober 2014, Pemerintah Kota Mojokerto berencana mengadakan kegiatan Pawai Ta'aruf. Menurut rencana, kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada Sabtu, 25 Oktober 2014.Kegiatan tersebut mengambil tema Islam Nusantara. Tema ini sebenarnya merupakan peleburan dari dua inti kegiatan yaitu Islam untuk peringatan 1 Muharam dan Nusantara untuk substansi peringatan Sumpah Pemuda.

Peserta kegiatan pawai ta'aruf tersebut akan dibagi ke dalam lima kelompok, yaitu (1) SD dan MI, (2) SMP dan MTs, (3) SMA, MA, dan SMK, (4) TPQ, DINIYAH, PESANTREN, dan (5) ORMAS/Organisasi Pemuda/ Karang Taruna

SMP Taruna Nusa Harapan (TNH) akan mengikuti kegiatan tersebut dan tentu saja masuk dalam kelompok SMP. Subtema yang akan dibawakan SMP TNH adalah BERSAMA DALAM KERAGAMAN. Subtema tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan realitas yang ada di SMP TNH. SMP TNH ini beruntung karena para siswanya sangat heterogen dari segi agama, ras, dan suku. Siswa yang beragama Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keluarga besar SMP TNH. 

"Dalam kondisi seperti di SMP TNH, anak-anak sudah terbiasa hidup membaur sejak dini. Ini tentu akan sangat bermanfaat jika kelak mereka terjun ke masyarakat," demikian kata Ibu Dra. B.S. Soelistyowati U. ,Kepala SMP TNH.




Kamis, 16 Oktober 2014

CAMPING ACTIVITIES

“Libur telah tiba...libur telah tiba...Horee!!!” Yah begitulah geng hina, mereka emang lagi seneng banget, karena spesial liburan kali mereka lagi camping bersama. “Gaisss!! Tungguin dong, capek nehh!!” Keluh Sheill dari kejauhan. “Haish kamu tuh lemah banget sih, cepetan dong,kalo nungguin kapan nyampenya?” Balas Monica. “Alah kamu sendiri juga lemah, buka tutup botol air mineral aja gak bisa-_-” Sela Carla. “Shhh...Anda buka aib, buka baju aja seger, bercanda deng :)”. “Lhoo mau berenang ta? Kok buka baju?” Sahut Feli. “Ehh udalah cepetan udah mau malem nih!” Ucap Lani dengan bibir monyong 5 cm.

Saat hari mulai gelap, akhirnya mereka sampai ke tempat camping mereka, pemandangan di sana bisa dibilang sangat “apik” saat sedang menikmati suasana yang indah itu tiba-tiba Sheill nyaut “Duhh pengen BAB nih kebelet, gimana dong?” Sontak semua anak melihat dengan pandangan speechless campur bengong ke Sheill. “Capek deh, itu disana ada toilet umum kamu bisa melakukan kegiatan menjijikanmu itu disana.” Kata Carla. “Helloww kata mamaku nahan BAB bisa alot nanti keluarnya.” Balas Sheill. “Oh ya? Mamaku kok ga bilang gitu? Ntar kalo pulang tak tanya mamaku deh.” Ucap Feli dengan tampang polos. “Ya iyalah, itu mamamu bukan mamanya Sheill! Emang kalian 1 embrio hah?” Seru Monica dengan gemas ke Feli. “Brohh gimana nih nasib gue? Udah diujung tanduk nih!! Malah tahlilan-_-” Kata Sheill dengan muka absurd. “Ya okey ayo kita cari tempat buat kamu membuang hajat jangan bocor dulu loh ya!” Timpal Lani.

Setelah muter-muter se-Paris, akhirnya Lani sama Sheill menemukan tempat yang strategis buat membuang hajat. “ Nah akhirnya ketemu juga.... Eh Sheill yang lain kemana kok cuma kita berdua si?” Tanya Lani panik. Sejenak Lani celingak – celinguk , ke kanan ke kiri.. “ Alah gapapa lah.. ntar mereka juga balik.. aku sekarang lagi kebelet.. aku mau nuntasin ini dulu..” Jawab Sheill. “Nggeh deh cepetan tak tunggu di sini.” “Loh kamu gak ikut ta?” tanya Sheill. “Ya gak lah, ngapain ngeliatin kamu buang hajat-__-” “Ayolah takut aku, kalo ketakutan malah gak keluar-keluar.” “Udahlah cepetan malah tak tinggal loh.” Ancam Lani. “Iya deh jangan ditinggal loh ya, awas aja.”

Setelah sekitar 15 menit Sheill balik menghampiri Lani. “Laniii aaaaaaaaaa” Teriak Sheill. “Hahh kenapa Sheill??” tanya Lani sambil melotot. “Teheee gapapa cuma nyapa. Hai” balas Sheill dengan muka flat.
“Hihhhhhhh dasar sarap!!” Umpat Lani
“Sarap bukanya merk tv?” Tanya Sheill dengan tampang sok bodohnya
“SHARP MBAK SHARPPPP!!” Teriak Lani dengan muka poker facenya
“Ooh udah ganti toh maap.” Jawab Sheill dengan muka sok nyesel.
“Ya udah daripada aku pengen nabok orang, mending kita balik aja yuhh”
“Siap bos.”

“Gaessssssss, ayem hirrrr!!!!!” seru Sheill dari jarak 2 meter. Biasa, Sheill emang hobi nya teriak-teriak. Buktinya, pas rumah tetangganya kebakaran dia teriak-teriak “Hehh aduhhh kebakaran aerrr aerrrr.” Ya iya sih ya.
“Udah plong Sheill?” Tanya Carla
“Sudah makasih sudah bertanya.. sekian dan terimakasih.. Wassalam..” Ucap Sheill gaje.
“Plong apanya sih?” Tanya Monica yang sudah ketularan virus lepo dari Feli.
“PLONG... OPLONG.. OPLONG.. ADA OMPLONG KECEBUR KOMPLONG...” Sahut Sheill dan Carla kompak gaje.
“Udah jangan ngamen lagi, cepet buat tenda aja.” kata Lani
“Aduh kepala ku pusing tiba-tiba” ucap Carla
“Aku lagi sariawan, ga bole kecapekan kata pembantuku.” celetuk Sheill
“Pinter...Bilang aja males, udah cepetan sini bantuin.” judes Monica
“Emang kalo sariawan ga bole kecapekan ya? Aku juga sariawan soalnya, 3 lagi, dibawah lidah 1, di bibir 1, di gigi 1. Ada 3 kan??” sahut Feli

Sontak, semua yang mendengar ucapan Feli, langsung ngowo tidak percaya mereka punya teman sepolos itu.
“Kamu enelan temenku ta Fel?” Tanya Carla. JLEB!!
“Loh iyakan... Kita kan emang uda jadi temen sejak dalam kandungan.. Kamu lupa ya? Masa uda pikun siii... IHHHH Capekdeh aku ngomong sama kamu.. Kepolosanmu sudah keterlaluan Car...” Balas Feli
“Hah ga kebalik ta gaess?” Sela Sheill.
“Aiss udahlah ga usa dibahas siapa yang paling polos... Mending kita bantuan Lani yang mukanya uda kayak cabe merah itu!!” Ajak Monica
“Emang Lani kenapa kok mukanya sampek merah gitu?” Tanya Feli
“Ya gara-gara kita ga bantuin dialah buat bangun tenda... Haduhhh...” Balas Carla dengan muka flat.
“Iyaa.. Mending kita bantu sekarang deh gaess.. daripada kita pulang nanti hanya tinggal nama.” Sela Monica.

Akhirnya setelah menjalani debat rutin, mereka mulai membantu Lani membangun tenda. Rupanya mereka takut ketika pulang nanti, mereka akan tinggal nama karena sudah dihajar sama Lani dan tidak bisa ikut acara camping.... END

By : Vania Carla D ( IXA /28/5666)
Zelda Shaellia W (IXB/29/5674)

Kamis, 25 September 2014

CONTOH TULISAN PROFIL3



Liputan6.com, Ambon - Beragam bahasa yang diucapkan Gayatri Wailissa, seperti dalam membawakan tagline Liputan 6, barulah separuh dari jumlah bahasa yang ia kuasai. Padahal poliglot atau orang yang mampu menguasai banyak bahasa asal Ambon, Maluku, ini baru berusia 17 tahun.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (25/5/2014), sejak kecil Gayatri Wailissa sudah menunjukkan kelebihannya. Ketertarikan Gayatri pada bahasa dimulai sejak usia 7 tahun. Di tingkat SD saja sudah 6 bahasa dikuasainya secara otodidak.

Tak kurang dari 11 bahasa seperti Perancis, Jepang, Korea dan Spanyol dikuasai Gayatri. Ia kini juga dalam tahap pendalaman bahasa dan aksara Thailand serta Rusia. Kemampuan bahasa inilah yang mengantarnya ke Thailand menjadi Duta Asean untuk anak tahun 2012.

Langkah yang besar bagi seorang anak dari pengrajin kaligrafi di kaki lima ini. Tahun lalu dengan lantang Gayatri menyuarakan hak anak Indonesia dalam konferensi internasional di Kathmandu, Nepal.

Diwaktu luang, Gayatri gemar bermain biola, membaca puisi dan aktif berteater. Ke depan, Gayatri akan terus berjuang mewujudkan cita-citanya menjadi duta besar Republik Indonesia.


JAKARTA 9Pos Kota) -  Usianya baru 16 tahun, tetapi Gayatri Wailissa, gadis belia asal Maluku sudah memiliki segudang prestasi. Anak kedua pasangan Deddy Darwis Wailissa, pengrajin kaligrafi dan Nurul Idawaty, terpilih menjadi duta ASEAN untuk bidang anak. Ia sekaligus mewakili anak-anak Indonesia dalam forum dunia tersebut. 

“Gayatri anak yang luar biasa. Indonesia beruntung memiliki generasi muda seperti dia,” kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP dan PA) Linda Amaliasari usai menerima Gayatri Wailissa di kantornya.

Kekaguman Linda terhadap Gayatri sangat beralasan. Sebab siswi kelas 2 SMA Siwalima Maluku tersebut, selain berprestasi dalam bidang akademik, juga mampu menguasai 11 bahasa asing dengan baik dan fasih.

Mulai dari  bahasa Inggris, Italia, Spanyol, Belanda, Mandarin, Arab, Jerman, Perancis, Korea, Jepang, hingga bahasa India. Saat ini ia tengah belajar Bahasa Rusia dan Tagalog.
Kemampuan linguistiknya tersebut diperoleh Gayatri bukan dengan kursus. Ia hanya belajar melalui lagu, film dan buku-buku secara otodidak.

“Orangtua saya tak punya banyak uang untuk membiayai segala keinginan dan cita-citta saya,” katanya.
Tak hanya kemampuan linguistik, Gayatri juga menguasai banyak kesenian seperti baca puisi, teater dan drama. Lihai pula memainkan biola dan menulis.

Bagi Gayatri, kehidupan ekonomi orangtua yang pas-pasan tak lantas membuatnya patah semangat. Segala cara dilakukan agar ia memiliki kemampuan dan prestasi yang luar biasa.
Gayatri mulai mendunia saat berhasil masuk seleksi untuk menjadi duta anak, mulai dari tingkat provinsi hingga tingkat nasional. Melalui seleksi kepribadian hingga kemampuan intelektual, ia berhasil masuk 10 besar siswa yang bakal mewakili Indonesia menjadi Duta ASEAN untuk anak tahun 2012-2013.

Dari seleksi tersebut akhirnya Gayatri terpilih mewakili Indonesia ke tingkat Asean dan mengikuti pertemuan anak di Thailand dalam Convention on the Right of the Child (CRC) atau Konvensi Hak-Hak Anak tingkat ASEAN.

Dalam forum internasional tersebut ia mendapat gelar doktor dari peserta forum karena kemampuannya menguasai 11 bahasa. “Saya banyak ditunjuk menjadi penerjemah,” lanjutnya.
Prestasinya yang mendunia tersebut bukan tanpa halangan. Gayatri boleh dikata memiliki motivasi untuk maju dari diri sendiri. Sebab Pemprov Maluku sendiri hampir-hampir tak memberikan bantuan apa-apa. Bahkan support pun tidak.

“Apapun halangannya, life must go on, hidup harus terus berjalan,” ungkapnya.
Untuk memotivasi dirinya, Gayatri selalu mencoba berpikir dan berbuat di luar kotak. Sebab jika masih berpikir di dalam kotak pasti akan terbentur empat sisi kotak, tak akan bisa ke mana-mana.
“Tapi jika bisa berpikir out of box, kita akan menjadi manusia merdeka yang mampu berpikir terbuka,”pungkasnya. (inung/d).

SUMBER: http://poskotanews.com/2013/07/07/gayatri-wailissa-fasih-11-bahasa/

CONTOH TULISAN PROFIL 2



Nl WAYAN MERTAYANI, AYAM, DAN MIMPI JADI WARTAWATI

Dengan langkah malu-malu, Ni Wayan Merta-yani, 14 tahun, menemui sejumlah wartawan di Radio Netherlands Training Centre di Hilversum, Belanda, Kamis pekan lalu. Dia hanya mengenakan jumper- jaket tipis bertutup kepala-berwarna abu-abu, kaus oblong, dan sepatu kets. Matanya langsung berbinar melihat para kuli tinta menyingkirkan udara dan angin dingin yang berembus kencang menggigit kulit. Maklum, Wayan amat terobsesi menjadi wartawati.

Buku The Diary of Anne Frank, tentang Annelies Marie FVank alias Anne Frank, menginspirasinya untuk rae-matri cita-cita terse-but Dolly Amarhosoija, tuns asal Belanda. adalah orang yang memperkenalkan gadis asal Ban-iar Biasiantang, Desa Purwakerti. Kecamatan Abang. Karangasem, itu dengan sosok Anne yang menjadi korban Holocaust di Amsterdam, Belanda.

Tak cuma buku, Wayan juga meminjam kamera foto milik Dolly. Dia membuat 15 foto dengan kamera itu. Jepretan terakhirnya adalah sebuah potret pohon ubi karet denganda -han tanpa daun yang tumbuh di depan rumahnya. Seekor ayam bertengger di salah satu dahan, serta handuk berwarna merah jambu dan baju keseharian yang dijemur di bawahnya.

Tak dinyana, foto sederhana itu memikat 12 fotografer kelas dunia dari World Press Photo yang menjadi juri lomba foto internasional 2009, yang digelar Yayasan Anne Frank di Belanda. Tema lomba yang yang diikuti 200 peserta itu adalah “Apa Harapan Ter-besarmu?” Wayan menjelaskan, ayam itu simbolisasi diri dan kehidupannya. “Ayam itu kalau panas kepanasan, hujan kehu-janan. Sama seperti saya,” ujarnya.

Sulung dari dua bersaudara ini memang berasal dari keluarga miskin. Ibunya, I Nengah Kirem, 52 tahun, sudah bertahun menderita ginjal dan ha-rus bekerja serabutan. Ayah Wayan telah meninggal. Mereka tinggal di gubuk berdinding bilik bambu dengan satu kamar tidur.

Untuk menopang kehidupan, tiap sore hingga gelap menyergap, pelajar kelas HI SMP Negeri 2 Abang, Karangasem, itu berjualan kue jajanan di Pantai Kadang. Jika dagangannya laku, dia bisa memperoleh pendapatan hingga Rp 50 ribu. Tapi lebih sering dia rugi karena banyak yang tidak bayar. “Atau kalau tak habis saya makan sendiri, jadi ya rugi,” ujar Wayan tersipu.

Dia mengaku punya puluhan ayam dan bebek serta beberapa ekor kambing. Ayam-ayamnya pun dibiarkan berkeliaran tak dikandangkan. Terkadang Wayan harus menyabit rumput untuk memben makan kambingnya sebelum berjualan. Namun, di sela kehidupan keras yang dilaluinya, Wayan biasa meluangkan waktu dengan membaca di perpustakaan milik Marie Johana Fardan, tetangganya yang warga Belanda pemilik vila Sinar Cinta di Pantai Amed.

“Sudah dua tahun dia menjadi langganan tetap perpustakaan. Dia menyukai buku Anne Frank itu,” ujar Marie, yang mengantar Wayan dan adiknya, Ni Nengah Jati, terbang ke Belanda.
Negeri Kincir Angin menjadi tempat pertama Wayan mengenal dunia di luar Bah. Wayan mengaku .senang bisa menjejakkan kaki di Belanda, yang menurut dia bersih, ramai, meski cuacanya kurang bersahabat. “Senang tapi makanannya tidak enak, mentah-mentah. Lebih enak jajanan saya,” ujarnya disambut tawa hadirin.

Dari Yayasan Anne Frank, Wayan menerima hadiah berupa kamera saku dan sebuah komputer jinjing dari Radio Netherlands Wereldomroep. Rencananya, jika Yayasan Anne Frank mengadakan acara di Bali, dia akan diundang untuk memamerkan foto-fotonya. Radio Netherlands juga menawarkan tempat untuk Wayan mengirim cerita pendek atau tulisan-tulisannya untuk disiarkan.
Wayan berharap bisa menyelesaikan sekolah dan mewujudkan cita-citanya menjadi jumalis. Sepulangnya dari Belanda, ia mendapat kabar gembira berupa kelulusannya dari ujian nasional. “Saya ingin membahagiakan ibu saya,” ujarnya sendu. Matanya bulat menerawang. Dia sangat sadar kemiskinan mengancam kelanjutan pendidikannya. “Anne Frank lebih susah hidupnya. Jika dia tak mengeluh, saya juga seharusnya tidak,” ujarnya kemudian.
Sumber: http://bataviase.co.id/node/213068