Warta TNH adalah blog yang dibuat untuk memuat hasil karya para siswa SMP TNH Mojokerto yang tergabung dalam kelompok ekstrakurikuler jurnalistik.
Kamis, 29 Oktober 2015
Kamis, 22 Oktober 2015
TIPS RAJIN SHOLAT 5 WAKTU
Shalat itu merupakan salah satu kewajiban umat islam. Yah, sebagaimana yang diterangkan Allah SWT dalam Qur'an surah Al-haji ayat 77 berikut ini
“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujud-lah kamu, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah kebajikan supaya kamu mendapat kemenangan.” (QS.al-Hajj(22): 77)
Nah, tunggu apa lagi akan segera saya beri tipsnya.
- Ingatlah selalu Allah SWT
Mengingat Allah adalah bukti iman kepadanya
- Selalu melihat jam
melihat jam akan lebih memudahkan kita untuk mengetahui jadwal shalat. Misal pukul 15.00 waktu
untuk melaksanakan Shalat Ashar
- Saat waktu Adzan segera ambil wudhu
Jika adzan sudah berkumandang alangkah baiknya kita langsung mengambil wudhu sambil membaca
niat pastinya.
- Jangan tunda shalat
Jangan tunda shalat. Kalau sekali menunda, maka nanti akan malas untuk mengerjakan shalat.
Lebih baik jika shalat langsung daripada menunda - nunda
- Shalat Jamaah
Jika biasa tidak khusyuk beribadah saya sarankan untuk shalat berjamaah karena pahala yang
didapatkan lebih banyak daripada shalat sendiri. Selain itu akan menjadikan kita lebih khusyuk.
- Shalat di masjid
Alangkah baiknya shalat di masjid dibandingkan shakat di rumah. Masjid merupakan tempat
sesungguhnya untuk melaksanakan shalat.
Itulah beberapa tips saya untuk melaksanakan shalat 5 waktu. Jadi tolong amalkan tips saya
agar berguna untuk kehidupan
SweetHeart
“hua...hua...hua...”
suara tangis itu memecah keheningan malam hari yang sunyi itu.
Suaranya menggema sampai masuk ke kamarku. Aku yang tengah tertidur
pulas pun terbangun. Kulirik jam di sebelahku. Pukul 02.00. aku
mengusap mata karena masih mengantuk. Suara tangis itu terdengar
lagi. Lebih keras dari yang sebelumnya. Aku segera beranjak dari
tempat tidurku, berjalan perlahan menuju kamar putri kecilku.
Kunyalakan lampu kamarnya, dan kulihat dia sedang duduk bersila di
atas kasurnya sampil menangis terisak-isak. “mommy, aku ngompol”
ucapnya di tengah isakannya. Aku hanya bisa menghela napas. Putriku
bernama Patricia Anderson, berumur 4 tahun, memiliki muka bundar,
dengan pipi yang menggemaskan. Rambut pirang keemasan dan mata biru
laut yang dapat membuat orang jatuh cinta padanya. Sambil tersenyum,
kugendong dia, kuusap-usap punggungnya. “sudah, tidak apa-apa,
sayang. Ayo, kita ganti celanamu”. Ia hanya mengangguk, menuruti
kata-kataku. Aku membawanya ke kamar mandi, lalu menyuruh nya
mengganti celananya, sementara aku membersihkan bekas ompolnya. Aku
mendapatinya tengah melihatku di pintu kamarnya. Ekspresi menyesal
jelas terlihat di wajahnya. Aku tersenyum “sudah selesai. Sana
tidur lagi” ujarku, berusaha membuat dia tersenyum. Namun senyum
itu tidak nampak di wajahnya. “maaf, bu” ujarnya. Aku kaget
mendengarnya. Lalu sambil tersenyum kupeluk dia dan kukatakan tidak
apa-apa. Senyum kecil mengembang di bibirnya. Ia melepas pelukanku,
lalu berkata “selamat malam, bu. Aku sayang ibu”. Aku tersenyum.
Ia naik ke atas kasurnya, bersiap untuk tidur. Aku menghampirinya,
mengecup keningnya dan berkata “selamat tidur, sayang. Ibu juga
sayang padamu” aku mematikan lampu, lalu keluar dari kamarnya,
membiarkannya terlelap di kamarnya. Aku menguap. Kulirik jam yang ada
di ruang tengah. 03.00. sudah jam 3 pagi. Aku segera masuk ke
kamarku, melanjutkan mimpi indahku.
Klontang...klontang...klontang...
Aku terbangun. Suara berisik di dapur membangunkanku. Kulirik jam di
sebelahku, kebiasaan yang melekat padaku sejak aku kecil. 06.00.
sudah pagi rupanya. Aku beranjak dari ranjang menuju ke arah
keributan itu. Putri kecil ku sudah berada di dapur, sibuk bergulat
dengan panci-panci, dan rantang-rantang, yang ukurannya hampir
menyamainya. “selamat pagi,bu” ujarnya sambil tersenyum. Senyum
yang selalu bisa mengembalikan semangatku. “selamat pagi, sayang.
Sedang membuat apa?” tanyaku. “sarapan!” ujarnya bersemangat,
dengan nada ceria yang sangat kusukai. “sarapan? Sini ibu bantu”
“tidak, tidak, tidak! Ibu tidak boleh ikut-ikut. Aku ingin
membuatnya sendiri. Spesial untuk inu. Tanda terimakasih karena ibu
sudah membantuku semalam” ujarnya melarangku. Apa boleh buat?
Akhirnya aku mengalah. Sambil tersenyum, aku berjalan ke arah meja
makan.
30 menit kemudian..
“sudah jadi, bu” ucapnya
bangga. Nasi goreng itu terlihat sangat tidak enak. Telur gosong,
bawang putih yang tidak dipotong, ayam yang masih mentah, nasinya pun
warnanya tidak keruan. “ini masakannya?” tanyaku. Dia mengangguk
dengan semangat. “cicipi, bu. Cicipi!” ujarnya bersemangat. Aku
tersenyum, membayangkan bagaimana rasanya. “baiklah, ini dia” aku
mengambil sesendok nasi, lalu menyuapkannya ke mulutku. Ternyata
rasanya tidak seburuk yang kukira. Bisa dibilang enak, malahan.
Yah... cukup baik untuk anak seusianya. Ia menatapku tegang, sambil
melihatku mencicipi masakannya. “enak?” tanyanya ragu-ragu.
“enak!” jawabku mantap. Sinar kelegaan terpancar jelas di
matanya. “ayo, bu. Aku harus segera berangkat ke sekolah”
ucapnya. Ia memperlihatkan sederetan gigi putih bersih miliknya. Aku
tersenyum melihatnya. “Baiklah, ayo berangkat!”
Sepulangnya dari mengantar
Patricia, aku melihat nasi goreng buatan putriku. Yah... walau
dibilang rasanya enak pun, pasti tidak akan ada yang percaya. Akhinya
aku mengambil keputusan untuk membuat ulang masakan putriku.
Menambahi beberapa bumbu, membuang telurnya, merajang bawang
putihnya, dan menambahi saus nya. Akhirnya, penampilannya pun
berubah. Terlihat sangat menggiurkan. Aku hanya tersenyum, menaruhnya
di meja makan, melepas celemekku, dan pergi mandi. Aku melanjutkan
aktivitasku seperti biasa. “sebentar lagi Patricia akan pulang
sekolah” ujarku. Tiba-tiba.. “Mom!! nasi goreng buatan siapa
ini?” terdengar teriakan dari ruang makan. Oh iya! Nasi goreng itu.
Aku hampir saja melupakannya kalu dad tidak mengingatkanku. “makan
saja, dad!! buatan Patricia” seruku. Lalu aku pergi menjemput
Patricia di sekolah.
Sesampainya di rumah, ia
langsung berlari ke meja makan. “mom!! mana nasi gorengku?”
tahu-tahu dia sudah berada di ambang pintu depan. “entahlah,
sayang. Mungkin dad yang menghabiskannya” ujarku walau aku yakin
bahwa ayahnyalah yang menghabiskannya. “dia suka?” matanya
berbinar-binar. “dia sangat suka! Katanya masakanmu enak sekali!”
ujarku bersemangat. Senyum manis tersungging di bibirnya. Seketika,
ia berlari masuk ke dalam rumah. “Dad! Dad! Dad! Kau makan nasi
gorengku tadi pagi?” tanyanya langsung. “nasi goreng? Oh! Ya. Ya,
aku memakannya” “bagaimana rasanya?” tanyanya penuh semangat.
“Fantastis!!” jawab ayahnya. Membuat senyumnya semakin melebar. Ia tidak tahu kalau ibunya sudah memperbaiki rasa masakannya.
Ia berlarian ke sekeliling
rumah, memberitahu setiap orang yang ditemuinya bahwa ayahnya
menyukai masakannya. Ia bahkan memberi tahuku 2 kali. Aku hanya bisa
tersenyum melihatnya. Entah karena memang mengantuk atau terlalu
lelah sehabis berlarian di sekeliling rumah, aku menemukannya
tertidur di sofa ruang tamu. Wajahnya sangat polos dan menggemaskan,
membuatku ingin mencubit pipinya. Tentu saja, aku tidak melakukannya
karena dapat membangunkannya. Aku menghela napas,
menggeleng-gelengkan kepala, dan menggendongnya, menidurkannya di
kamarnya.
Sekarang, dia sudah besar. Ia bukan lagi gadis kecil imut menggemaskan yang pernah kukenal. Tubuhnya tinggi semampai, dan langsing seperti model. Rambut pirangnya tergerai di punggung. Wajahnya cantik memesona. Namun, ia tetap gadis yang periang, ramah, dan ekspresif. Ia sering membuatku tertawa, menyemangatiku dikala aku sedang bersedih. Ia bahkan sering menggodaku. Ia masih tetap sering memasak di rumah. Sekarang, masakannya benar-benar lezat. Cita-citanya memang menjadi koki. Betapa bangganya aku padanya.
Oleh : Cherish Ravella K
Sekarang, dia sudah besar. Ia bukan lagi gadis kecil imut menggemaskan yang pernah kukenal. Tubuhnya tinggi semampai, dan langsing seperti model. Rambut pirangnya tergerai di punggung. Wajahnya cantik memesona. Namun, ia tetap gadis yang periang, ramah, dan ekspresif. Ia sering membuatku tertawa, menyemangatiku dikala aku sedang bersedih. Ia bahkan sering menggodaku. Ia masih tetap sering memasak di rumah. Sekarang, masakannya benar-benar lezat. Cita-citanya memang menjadi koki. Betapa bangganya aku padanya.
Oleh : Cherish Ravella K
SMP TNH BERPARTISIPASI DALAM PAWAI TAARUF 2015
PESERTA PAWAI SMP TNH, foto by TONI K. |
BERSIAP BERANGKAT SESUAI RUTE. foto by TONI K |
MENDEKATI FINISH, foto by TONI K |
Dalam balutan baju adat Jawa, para siswa SMP TNH ini benar-benar tampil beda. Banyak orang tidak mengenali siswa-siswi yang turut serta dalam pawai ini. Terutama untuk para siswa putri benar-benar "mangklingi".
Walikota Mas’ud Yunus memberangkatkan para peserta pawai taaruf ini dari Jalan Benteng Pancasila Kota Mojokerto. Rute yang ditempuh adalah dari Jalan Benteng Pancasila ke arah barat melewati Jalan Bhayangkara, kemudian belok ke utara melalui Jalan P.B. Soedirman dan berlanjut ke Jalan Letkol Sumarjo serta finish di depan Rumah Dinas Walikota Jalan Hayam Wuruk.
Walikota Mas’ud Yunus dalam sambutannya mengatakan bahwa pawai ini merupakan cerminan muslim nusantara yang menyejukkan, yang menjunjung tinggi semangat persamaan di dalam perbedaan. Yang itu semua merupakan bagian dari karakter muslim nusantara. Muslim yang penuh toleran, muslim yang bisa menerima budaya lokal dan menghormatinya.
Walikota juga berharap agar kegiatan seperti ini bisa menjadi salah ikon wisata budaya Kota Mojokerto. Memang berdasarkan pengamatan WARTA TNH, masyarakat sangat antusias menyaksikan kegiatan pawai ini. "Dengan cara berpartisipasi seperti ini, kita sebenarnya telah ikut serta menggerakkan perekonomian di Kota Mojokerto," kata Pak Blas pendamping kegiatan pawai dari SMP TNH. "Coba lihat berapa orang yang mencari rejeki dengan cara berjualan di sepanjang jalan yang kita lewati," lanjut Pak Blas.
I Hate but I Love Him
by: Agnestasya Rosari P. and Eilien Levina S.
Elisa, itulah namaku. Aku adalah seorang anak yang
pendiam dan unpopuler. Di sekolahku ada murid baru bernama Albert. Dia adalah
anak yang berkebalikan dariku. Dia supel dan populer. Dia pintar dan juga
ceria. Jujur, aku sedikit kagum dengannya. Dia itu cowok yang menurutku
mendekati sempurna. Bayangkan, dia itu ganteng (menurut banyak orang), baik,
pinter dalam segala bidang, dan kaya. Tetapi, ada kekurangannya : dia tidak bisa baik padaku.
Aku tak tau apa penyebabnya. Tetapi, sejak awal dia selalu mengejekku. Berlina,
satu satunya temanku bilang dia seperti itu karena dia iri padaku. Menurutku,
tidak ada sesuatu yang bisa membuat dia iri padaku. Apa sih yang bisa
kubanggakan? Aku memang pintar tetapi dia kan juga pintar. Jadi, apa yang
membuatnya iri padaku? Bukannya harusnya aku yang iri padanya? Dia mempunyai
banyak temanku sedangkan aku tidak. Dia populer sedangkan aku tidak. Dia ceria
sedangkan aku pendiam. Mungkin, dia tidak iri padaku. Aku merasa, ada sesuatu
hal yang membuatnya dia melakukan itu tetapi bukan karna dia iri padaku.
Entahlah.
Aku tidak mau ambil pusing dengan urusan itu. Toh, aku tidak
mempermasalahkannya. Dari dulu aku selalu dihina walaupun tidak semua orang
yang menghinaku. Banyak yang bilang aku jelek lah, tidak tegas lah, dan
lain-lain. Hatiku sudah kuat dengan segala olokan itu. Aku cuek dengan semua
itu. Karena, inilah diriku. Diriku yang jelek, tidak tegas, dan ceroboh.
Menurutku, kita tidak harus menjadi orang lain hanya untuk menyenangkan orang
lain kan? Diri kita ya diri kita. Tidak perlu menjadi orang lain. Jika semua
orang tidak menjadi dirinya sendiri, apa mereka nyaman? Kurasa tidak.
Besoknya,
seperti biasa aku berangkat ke sekolah. Selesai menaruh tas di kelas, aku
langsung pergi ke tempat yang sepi. Menurutku, hanya aku yang tau tempat ini.
Tetapi, kurasa tidak. Saat aku tenggelam dalam dunia membacaku, tiba-tiba ada
yang datang. Well, dia adalah Albert. Konsentrasiku dalam membaca hilang
seketika. Dia bertanya padaku, kenapa aku ada disana.. Aku hanya bilang bahwa
itu adalah tempat rahasia bagiku dan tidak ada orang lain yang tau tempat itu
sebelumnya. Setelah itu dia langsung pergi tanpa berkata apa-apa. Dia itu aneh.
Dia aneh tapi aku bisa kagum padanya. Sebenarnya dia atau aku yang aneh?
Beberapa
minggu aku lalui semakin lama aku merasa bahwa dia semakin sering mengejek dan
menggangguku. Aku selalu berfikir “mengapa aku selalu diganggu olehnya.. aku
itu aneh? Jelek? Atau ada sesuatu pada diriku yang membuat dia begitu. Keesokan
harinya dia menyembunyikan tasku di sudut kolam berenang sekolah. Sudut kolam
berenang adalah tempat yang menyeramkan karena gelap dan sepi. Dia tau bahwa
aku tidak akan berani kesana. Lalu aku memberanikan diri dan langsung berlari
sekuat tenaga untuk keluar dari ruangan olahraga renang tersebut. Ternyata di
depan pintu dia sudah menunggu. Begitu aku keluar dari sana, dia mengagetkanku.
Aku yang kaget dan sangat takut terpeleset karena ada sedikit air kolam
berenang yang tergenang di lantai. Kakiku memar dan banyak luka bengkak di
tanganku. Dia yang mau menolongku tapi dengan wajah menahan tawa bercampur
wajah sesal mengulurkan tangannya. Aku yang marah langsung menepis tangannya.
Aku langsung membentak dia dan berkata bahwa aku benci padanya dan tidak mau
mengenalnya lagi. Waktu itu aku sangat marah dan langsung pergi meskipun
seluruh tubuhku terasa sakit. Jadi, aku tidak sempat melihat tampang mukanya.
Keesokan
harinya, disekolah ada anak yang tidak masuk yaitu Albert. Kata guru piket dia
tidak masuk karena dia mengalami kecelakaan waktu pulang dari sekolah kemarin.
Sepeda yang dia kendarai di senggol motor yang pengemudinya anak sekolah dan
dia terbentur pagar pembatas jalan. Jujur, aku shock mendengarnya. Setiap hari
aku berdoa, semoga Albert bisa sembuh secepat mungkin.
Satu bulan
kemudian, Seorang anak memakai topi dan jaket yang berjalan sedikit pincang
dengan kepala yang masih di perban menghampiriku. Yup, itu adalah Albert. Dia
hanya bilang “Aku hanya mengganggu orang yang aku suka” langsung pergi dan
kembali ke mobil dengan para bodyguardnya. Aku yang diam dan berfikir sejenak.
Aku baru sadar bahwa dia suka padaku, orang yang selalu ia ganggu. Aku mengejar
dia sesegera mungkin sebelum dia masuk ke mobil. Aku hampir saja jatuh karena
menyandung batu. Tapi, aku bisa menyeimbangkan diriku lagi. Dia melihatku dan langsung
berbalik arah. Aku bilang “orang yang kusukai adalah orang yang selalu
menggangguku”.
Kamis, 15 Oktober 2015
KISAH SEORANG PENGANGGURAN
Setiap malam, aku kesulitan untuk tidur. Selalu ada suara bising dan aroma tak sedap mengitari rumahku. Meskipun rumahku selalu dibersihkan dan ditutup rapat, tetap saja tak terjadi perubahan. Hal inilah yang membuatku untuk segera pergi dari sini. Tapi mau bagaimana lagi, ini satu-satunya tempatku untuk berteduh. Aku selalu berpikir untuk pindah rumah, tapi setelah aku membuka dompet, mungkin butuh puluhan bahkan ratusan tahun untuk bisa pindah rumah. Maklum saja, aku ini seorang pengangguran yang malas. Untuk kebutuhan makan, air, dan listrik saja dibayarin sama teman. Untuk membalasnya aku harus menjadi kuli penggangkut gabah di selepnya, dan mendapat bayaran Rp10.000,00 per harinya. Setiap hari aku meminta uang tambahan karena mengangkut sekarung gabah itu berat. Masa mengangkut karung seberat itu cuma dikasih gaji Rp.10.000,00. Tapi ia menolaknya karena semua kebutuhan hidupku ditanggung olehnya. Ia juga mengancam tidak akan membiayai kebutuhanku lagi dan memecatku. Aku pun pasrah dan menerima uang itu. Aku harus terus bekerja agar dapat membeli rumah baru yang jauh dari rel kerete api dan tempat pembuangan sampah.
Suatu hari, aku bertemu dengan seorang perempuan yang sedang mengirim gabah bersama ayahnya. Ia sangat cantik, bekulit putih, dan tinggi. Sudah 6 bulan ini, perempuan itu ikut mengirim gabah dengan ayahnya. Aku penasaran dan ingin tahu namanya. Aku pun mendekatinya dan berkenalan dengannya. "Hai, gue Randy. Nama loe siapa?" tanyaku. Baru saja ia mau menjawab ayahnya datang begitu saja dan berkata, "Kamu gangguin anak saya ya? Mau saya laporin polisi kamu?". "Huh, kayak petir aja, langsung nyamber tiba-tiba." benakku. "Nggak kok pak, saya cuma mau kenalan sama anak bapak aja." jawabku. Si perempuan itu langsung mengajak ayahnya masuk ke truk dan memberikanku sebuah kertas. Setelah mereka pergi, aku membuka kertas itu, dan isinya adalah beberapa pertanyaan. Seperti, :
1. Hai, nama gue Audy, nama loe siapa?
2. Loe tinggal dimana? Gue boleh kerumah loe gak?
3.Maafin perilaku ayahku tadi ya. Ayahku begitu soalnya ada suatu kejadian yang membuat beliau trauma. Jadi maafin ya. Besok aku ke selep, jam 09.00.
Jangan lupa dibalas, aku tunggu balasanmu. Salam manis Audy.
Jantungku langsung berdebar-debar setelah selesai membaca surat itu. Aku langsung pergi ke toko buku dan membeli kertas yang bagus untuk menjawab surat dari Audy. Setelah pulang dari toko buku, aku terus memikirkan kejadian apa yang membuat ayah Audy trauma sampai segitunya. Aku jadi makin penasaran. Sesampainya dirumah, aku langsung membuat surat balasan dan menambahkan beberapa pertanyaan. 'Ya ampun!!" teriakku. Aku bangun kesiangan dan sekarang ini sudah jam 08.30. Padahal berjalanan kesana itu membutuhkan waktu 35 menit. Aku pun langsung loncat dari tempat tidur. Kemudian menganbil handuk dan pergi mandi. Setelah selesai, aku langsung mencari angkutan umum. Memang sangat sulit mencari angkutan umum di sekitar rumahku, jarang sekali ada angkutan umum lewat. Untung saja ada rekan kerjaku yang kebetulan lewat. Aku mencegatnya dan minta izin nebeng dengannya.
Sesampainya disana, aku dimarahi oleh Audy. Memang pantas aku dimarahi, kami berdua janji bertemu jam 09.00, tapi aku malah datang jam 09.30. "Maaf ya, aku tadi kesiangan." ucapku. "Ya, tapi lain kali jangan diulang lagi." jawab Audy. "Siap!" ucapku. Aku langsung memberi surat balasanku lalu berpisah dengannya karena aku harus bekerja.
Sesampainya disana, aku dimarahi oleh Audy. Memang pantas aku dimarahi, kami berdua janji bertemu jam 09.00, tapi aku malah datang jam 09.30. "Maaf ya, aku tadi kesiangan." ucapku. "Ya, tapi lain kali jangan diulang lagi." jawab Audy. "Siap!" ucapku. Aku langsung memberi surat balasanku lalu berpisah dengannya karena aku harus bekerja.
RIKALA SANG HYANG ISMAYA TURUN KE BUMI
Dikisahkan seorang dewa yang menguasai jagad raya, yaitu Sang Hyang Tunggal yang tertarik pada kecantikan Dewi Wiranti sedang melamarnya. ''Maukah engkau menikah denganku?'' tanya Sang Hyang Tunggal. "Ya, tentu saja aku mau'' jawab Dewi Wiranti. Mereka kemudian menikah dengan penuh rasa sukacita. Kehidupan mereka disertai rasa cinta.
Tetapi mereka tidak kunjung dikaruniai seeorang anak. Dewi Wiranti memohon pada suaminya untuk mengaruniainya seorang anak. ''Kanda, apa kanda tidak melihat kesedihanku ini? Aku...''. ''Aku tahu isi hatimu adinda. Pada saatnya nanti pasti kita akan memiliki anak.'' Sang Hyang Tunggal menyabarkan hati Dewi Wiranti. Selang beberapa hari kemudian, Sang Hyang Tunggal harus berperang untuk memerangi raksasa yang ingin menghancurkan kahyangan tempat tinggalnya itu. Sang Hyang Tunggal tidak berperang sendirian melainkan dibantu oleh para dewa yang lain seperti Sang Hyang Wenang dan Sang Hyang Rekatama ayah Dewi Wiranti.
Dewi Wiranti bertapa untuk melindungi suami serta para dewa dan memohon untuk dikaruniai seorang anak. Tiba-tiba. saat Dewi Wiranti membuka mata, ada sebuah telur di hadapannya. Dan yang lebih mengejutkan lagi, Dewi Wiranti menerima pesan gaib untuk membelah telur itu menjadi tiga bagian, yaitu kulit telur, putih telur, dan kuning telur. Dewi Wiranti kemudian segera memecah bagian telur itu. Secara ajaib, bagian-bagian itu berubah menjadi 3 orang bayi. Kemudian segera dinamainya telur tersebut. Sang Hyang manikmaya atau Bathara Guru untuk kulit telur, Sang Hyang Antaga untuk putih telur, dan Sang Hyang Ismaya untuk kuning telur. Dewi Wiranti sangat bahagia untuk hal ini. Ketiga bayi itu kelak akan menjadi dewa yang akan dihormati.
Sang Hyang Tunggal kembali dari peperangannya melawan raksasa. Sungguh hati dewi Wiranti kini sangat bahagia. Ketiga bayi itu kini telah menjadi dewa. Seiring berjalannya waktu, mereka telah tumbuh dewasa. Bathara Guru diperintah untuk menjaga jagad raya dari kesesatan dan kemungkaran. Sedang kedua saudaranya diutus ayahnya untuk membantu kakaknya itu. Mereka menerima dengan sangat ikhlas. Mereka bertiga kemudian segera menjalankan tugas ayahnya itu.
Suatu hari, Sang Hyang Antaga berselisih dengan Sang Hyang Ismaya karena hal yang sepele yaitu berebut makanan. Tanpa sepengetahuan ayahnya, mereka mengadakan lomba menelan gunung. Sang Hyang Antaga pun menelan gunung dengan langsung melahapnya. Mulutnya kemudian robek, perutnya membesar, dan matanya melotot karena menelan gunung dengan langsung lahap. Lain halnya dengan Sang Hyang Ismaya. Dia menelan gunung dengan memakannya sedikit demi sedikit selama beberapa hari. Tetapi gunung itu tidak bisa dimuntahkannya kembali sehingga menyebabkan tubuhnya menjadi gemuk, mata dan mulutnya tetap seperti semula.
Ayah mereka telah mengetahui kejadian ini. Ayah mereka kemudian menghukum mereka dengan menjadi pengasuh bangsawan dan menyebarkan kebenaran di muka bumi. Mereka kemudian menyesal dan turun ke dunia utuk menjalankan perintah ayahnya. Sang Hyang Antaga mengganti nama menjadi Togog dan Sang Hyang Ismaya mengganti nama menjadi Semar. Mereka menjadi abdi kerajaan tertentu. Semar mendapat keuntungan karena mengasuh lima pandawa yang terkenal akan kejujurannya. Bumi yang awalnya porak poranda kini telah menjadi aman dan tenteram. Sang Hyang Tunggal melihat mereka dengan penuh rasa bahagia karena telah menyebarkan kebenaran.Sang Hyang Tunggal kemudian menciptakan Semar seorang teman dari bayanganya. Bayangannya itu dinamai ayahnya Bagong.
Setelah mengasuh lima pandawa itu, Bagong dan Semar kembali menyebarkan kejujuran di muka bumi. Di tengah perjalanannya, Bagong dan Semar mendapati pertarungan antara kedua ksatria yang gagah berani. Kedua ksatria itu bernama Petruk dan Gareng. Kedua ksatria itu saling menghajar, memukul, menendang, dan menginjak sehingga tubuh mereka berdua telah berubah sama sekali dari asalnya. Mereka kemudian bertemu Semar. Semar lalu mengajarkan tentang betapa buruknya bertengkar itu. Mereka berdua kemudian saling meminta maaf dan meminta Semar untuk mengadopsi mereka karena mereka tidak mempunyai ayah. Semar menerima mereka menjadi ayahnya asalkan mereka mau menyebarkan kejujuran.
Mereka berempat kini telah menjadi teman Pandawa dan sekaligus abdi mereka. Mereka berempat mendapat sebutan Punakawan. Para punakawan inilah yang juga membantu para Pandawa berperang melawan pasukan Kurawa dengan gagah berani. Akhirnya Pandawa berhasil menaklukkan seluruh kurawa berkat bantuan para Punakawan.
Kamis, 01 Oktober 2015
DESAKU, DESA PARA HANTU
Kata orang, desaku itu bekas kuburan zaman dahulu. Menurut cerita yang kudengar, orang-orang pada masa itu disiksa kemudian dibunuh. Lalu jasadnya dikubur tanpa diberi keterangan jelas siapa yang dikubur disana. Selain itu, di ujung desaku terdapat lubang besar untuk menampung orang-orang yang melakukan pemberontakan pada masa itu.
Beberapa tahun kemudian, kuburan itu diratakan dan dijual sebagai lahan kosong. Lalu ada seseorang yang membeli tanah tersebut dan menjadikannya sebuah desa yang aku tinggali bersama dengan masyarakat disana. Seiring berjalannya waktu, makin banyak orang yang membangun rumah dan tinggal disana. Karena sudah semakin banyak orang yang tinggal disana, desaku diperbesar dan diperindah lagi. Sekarang desaku lebih asri dan terdapat pemandangan sawah dan bukit di ujung desa.
Kata orang sih, lahan tempat berdirinya rumahku adalah tempat kuburan-kuburan orang-orang tak bersalah itu. Aku tidak percaya dengan perkataan mereka jadi aku tidak menghiraukannya. "Kuburan apa? Kuburan gila? Kalau bekas kuburan pasti sekarang aku sudah dihantui." ucapku dalam hati. Sejak saat aku berkata seperti itu, para roh yang masih bergentayangan menerorku. Saat ibuku selesai memasak, tiba-tiba saja masakannya membusuk. Padahal bahan-bahan yang digunakan sudah dicuci bersih. Saat aku hendak ke kamar mandi, ada sosok berjubah hitam yang mondar-mandir didepan pintu kamar mandi. Ada sosok yang tidur di tempat tidurku. Ada pula yang memanggil-manggil namaku saat aku begadang hingga tengah malam dalam keadaan yang waktu itu sangat sunyi. Juga ada sosok wanita berambut panjang dengan wajah penuh darah, bergelantungan pada pohon mangga yang ada dihalaman belakang rumahku. Dan masih banyak lagi hal-hal menyeramkan lainnya.
Semua kejadian janggal itu membuat rumahku menyeramkan dan terlihat tak terawat seperti rumah hantu. Padahal rumahku selau dibersihkan setiap hari. Aku jadi merasa takut tinggal dirumahku, tapi inilah rumahku. Aku harus tetap menyayangi rumah ini walaupun rumah ini begitu menyeramkan. Aku yakin, suatu hari nanti aku pasti terbiasa dengan keadaan rumahku ini. Lagi pula, jika hantu-hantu itu aku biarkan, pasti mereka akan lelah sendiri menerorku. Walaupun rasa takut masih menghantuiku, aku harus berusaha berani. Akan kuanggap ini sebagai kesalahanku karena berkata tidak sopan berkata seperti itu kepada para roh yang bergentayangan. Ini kan juga rumah mereka. Lagi pula mereka sudah ada disini sejak dulu dan aku ini hanyalah tamu yang membeli tempat tinggal mereka.
Oleh : ANASTASIA DEWANI PUTRIJANDRIO
Beberapa tahun kemudian, kuburan itu diratakan dan dijual sebagai lahan kosong. Lalu ada seseorang yang membeli tanah tersebut dan menjadikannya sebuah desa yang aku tinggali bersama dengan masyarakat disana. Seiring berjalannya waktu, makin banyak orang yang membangun rumah dan tinggal disana. Karena sudah semakin banyak orang yang tinggal disana, desaku diperbesar dan diperindah lagi. Sekarang desaku lebih asri dan terdapat pemandangan sawah dan bukit di ujung desa.
Kata orang sih, lahan tempat berdirinya rumahku adalah tempat kuburan-kuburan orang-orang tak bersalah itu. Aku tidak percaya dengan perkataan mereka jadi aku tidak menghiraukannya. "Kuburan apa? Kuburan gila? Kalau bekas kuburan pasti sekarang aku sudah dihantui." ucapku dalam hati. Sejak saat aku berkata seperti itu, para roh yang masih bergentayangan menerorku. Saat ibuku selesai memasak, tiba-tiba saja masakannya membusuk. Padahal bahan-bahan yang digunakan sudah dicuci bersih. Saat aku hendak ke kamar mandi, ada sosok berjubah hitam yang mondar-mandir didepan pintu kamar mandi. Ada sosok yang tidur di tempat tidurku. Ada pula yang memanggil-manggil namaku saat aku begadang hingga tengah malam dalam keadaan yang waktu itu sangat sunyi. Juga ada sosok wanita berambut panjang dengan wajah penuh darah, bergelantungan pada pohon mangga yang ada dihalaman belakang rumahku. Dan masih banyak lagi hal-hal menyeramkan lainnya.
Semua kejadian janggal itu membuat rumahku menyeramkan dan terlihat tak terawat seperti rumah hantu. Padahal rumahku selau dibersihkan setiap hari. Aku jadi merasa takut tinggal dirumahku, tapi inilah rumahku. Aku harus tetap menyayangi rumah ini walaupun rumah ini begitu menyeramkan. Aku yakin, suatu hari nanti aku pasti terbiasa dengan keadaan rumahku ini. Lagi pula, jika hantu-hantu itu aku biarkan, pasti mereka akan lelah sendiri menerorku. Walaupun rasa takut masih menghantuiku, aku harus berusaha berani. Akan kuanggap ini sebagai kesalahanku karena berkata tidak sopan berkata seperti itu kepada para roh yang bergentayangan. Ini kan juga rumah mereka. Lagi pula mereka sudah ada disini sejak dulu dan aku ini hanyalah tamu yang membeli tempat tinggal mereka.
Oleh : ANASTASIA DEWANI PUTRIJANDRIO
TAHUN BARU ISLAM 1437 HIJRIYAH
Tak terasa cepatnya waktu
bergulir. Ternyata sekarang sudah tanggal 1 Oktober 2015, wah.. tahun
baru Islam sudah dekat rupanya.
Tahun baru Islam atau tahun
baru Hijriyah diawali dengan peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW
dari Mekkah ke Madinah. Sedangkan bagi umat Islam sesudah nabi,
peringatan ini merupakan momen untuk hijrah dengan melakukan
perubahan menjadi pribadi yang lebih baik.
Jika menengok sejarah tentang lahirnya kalender Islam pertama kali, tentu arti tahun baru Islam menjadi meomentum pergantian tahun Islam dari tahun satu ke tahun berikutnya, misalnya dari tahun baru Islam 2014 menuju tahun baru Islam 2015 menuju tahun baru Islam 2016 dan seterusnya.
Tahun baru Islam memiliki arti tersendiri bagi umat muslim untuk merayakan tahun baru Islam dengan berbagai aktivitas Islami dan hal-hal yang bernilai positif. Bagi orang Jawa, tahun baru Islam bersamaan dengan malam satu Suro disambut dengan berbagai perayaan tirakat, begadang sampai pagi, dzikir, dan hal-hal yang dimanfaatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Malam menjelang pergantian tahun baru Islam dapat kita isi dengan melakukan muhasabah, perenungan diri atas apa yang telah kita lakukan dan merencanakan hal yang lebih baik untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.
Arti tahun baru Islam pada masing-masing orang tentu berbeda. Tapi, secara global arti tahun baru Islam diharapkan bisa memberikan angin baru bagi segenap umat Muslim untuk berbuat lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Islam telah
mengingatkan agar hari-hari yang kita lewati selalu menjadi lebih
baik dari hari sebelumnya. Seperti yang tercantum dalam Al Qur`an
surat Al Hasyr ayat 18 yang berbunyi ,
”Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan”
Oleh karena itu, mari kita merayakan dan memaknai tahun baru Islam dengan menyebarkan kebaikan, cinta, dan kasih sayang kepada segenap makhluk Allah di alam semesta.
Sekian dariku, terima kasih.
Oleh : Cherish Ravella K
Langganan:
Postingan (Atom)