Kamis, 20 Oktober 2011

PERJUANGAN SEORANG ANAK

Suatu hari, hiduplah sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan seorang anak laki-laki yang masih TK. Di dalam rumah keluarga itu terdapat seorang pembantu yang sudah lama bekerja disana. Si anak selalu di asuh oleh pembantu. Orang tuanya tidak pernah peduli terhadap apa yang dilakukan si anak tersebut. Karena kedua orang tuanya selalu sibuk bekerja. Suatu hari karena orang tuanya mempunyai uang, maka mereka membeli sebuah mobil. Mobilnya tidak pernah digunakan karena merasa itu adalah barang berharga. Maka mobilnya selalu berada dirumah.
Suatu hari ketika si anak pulang sekolah, pembantunya pergi ke dapur untuk melakukan pekerjaannya seperti biasa. Si anak bermain-main di halaman rumah. Si anak menemukan sebuah batu dan dia segera mengambilnya. Dia ingin menggambar sesuatu. Maka ia mulai menggambar di atas paving. Tapi ternyata gambarannya tidak terlihat. Maka si anak mencari tempat lain. Saat dia mencari tempat untuk menggambar, dia melihat mobil milik ayahnya yang di parkir di halaman rumah. Maka ia segera mencoret-coret mobil ayahnya itu. Dan alhasil, gambarnya terlihat sangat jelas. Si anak merasa bangga. Maka ia berinisiatif ketika ayah dan ibunya pulang nanti, dia akan menunjukkan gambar buatannya itu. Ketika ayah dan ibunya sampai di rumah, si anak berlari-lari dengan bangganya sambil berteriak, “Ayah!! Aku tadi habis menggambar. Gambarnya bagus deh Yah. Ayah mau lihat?”. Maka si Ayah megiyakan dan segera mengikuti anaknya.
Betapa terkejutnya si Ayah yang melihat mobilnya sudah penuh dengan goretan-goretan. Maka emosi Ayahnya naik hingga dia segera mengambil ranting yang ada didekatnya. Kedua tangan anaknya dipukul menggunakan ranting hingga tangan si anak terluka. Si anak menangis merintih kesakitan. Ibunya hanya bisa melihat anaknya dipukuli karena si Ibu tidak berani melawan si Ayah. Setelah puas memukul anaknya, si anak di perintahkan untuk tidur di kamar pembantu. Karena si Anak sudah sering diasuh oleh pembantunya, maka ia tidak keberatan. Si pembantu sudah sangat sayang dengan anak itu, maka ketika melihat tangan anak itu penuh luka, si pembantu mengobatinya sambil menangis.
Beberapa hari setelah kejadian itu, si Anak mengalami demam. Panasnya sangat tinggi. Karena si pembantu tidak tega, maka ia segera memberitahukan kepada juragannya. Tetapi ayahnya hanya menyuruh si pembantu memberikan obat demam. Tapi, sakit anak itu tidak kunjung sembuh. Si Ayah berkata, “Kalau besok masih demam, saya akan membawanya ke dokter”. Tapi si Ayah tidak pernah menengok anaknya. Hingga 3 hari sakitnya tidak juga sembuh. Si pembantu memberitahu juragannya. Maka hari itu juga si anak dibawa ke dokter. Tapi dokter itu tidah bisa mengetahui sakit si anak. Maka anaknya di bawa ke rumah sakit.
Setelah diperiksa oleh dokter di sana, ternyata tangan anaknya terinfeksi dan harus diamputasi. Betapa kagetnya si Ayah dan si Ibu. Akhirnya, hari itu juga tangan si Anak diamputasi. Setelah sadar, si anak menangis dan berkata, “Ayah. Tanganku mana? Tanganku janga diambil Yah. Aku janji kalau Ayah ngembaliin tanganku, aku nggak akan coret-coret mobil Ayah lagi”. Dengan polosnya ia berkata seperti itu. Ia tidak sadar bahwa tangannya tidak akan pernah kembali untuk selamanya. Akibat kejadian ini, si Ayah meninggal karena terlalu stres memikirkan nasib anaknya. Karena si Ibu sudah stres berpikir tentang nasib anaknya, ditambah lagi dengan meninggalnya si Ayah, tak lama stelah si Ayah meninggal, si ibu menyusul si Ayah. Kini anak itu menjadi yatim piatu. Si anak dirawat oleh nenek dan pembantunya.
Hingga suatu saat ketika dia dewasa, dia berjuang keras dan menjadi seorang yang sukses walaupun tidak memiliki dua tangan. Dia selalu berpikir bahwa, “Walaupun aku tidak normal, tetapi aku masih berguna bagi Nusa dan Bangsa”. (Ellen.V.S/9D)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar