Kamis, 07 November 2013

JAKET HALUSINASI

Warna biru yang tadinya mewarnai langit yang indah ini sekarang menjadi warna oranye. Angin siang pergi dan datanglah angin sore yang membuat rambut seorang perempuan yang duduk dibangku yang menghadap ke arah laut itu. Mayoritas semua orang yang berada disana melihatnya yang sedang melamun duduk dibangku itu.
“Dia sedang apa ya?” “Mungkin saja ia ditinggal pacarnya dan stress.” “Apakah dia gila?” Kata-kata itulah yang mayoritas terlontar dari orang-orang asing bagi wanita ini. Apa reaksi wanita ini? Hanya diam, mengacuhkan kata-kata yang jelek untuknya itu.
    Drttt.. Drrttt..
Getaran handphone miliknya menghancurkan lamunannya itu. Dia segera mengambil handphonenya yang berada dikantong celananya itu.
        From : Amber
        Soojung, sudahlah. Dia tidak akan datang! Cepatlah pulang.
Perempuan yang menerima SMS dari sahabat karibnya itu hanya membaca SMS itu tanpa dibalas oleh perempuan ini, dia tetap menunggu meskipun ada halangan.
Langit semakin lama-semakin gelap, kota ini nyaris gelap, orang-orang yang berada disanapun sudah ludes habis. Hampir tidak ada orang disana, bukan tidak ada, hampir tidak ada. Seorang lelaki yang sedang berjalan melihat keadaan perempuan ini, sepertinya lelaki ini mengenalnya.
“Soojung.. Apakah kamu mau menunggunya sampai larut malam begini?” Perempuan yang bernama Soojung itu hanya mengangguk-angguk kecil. Lelaki ini hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Kamu sudah tidak makan mulai pagi ini, tidak minum mulai pagi juga. Bibirmu juga pecah-pecah, wajahmu memucat! Keadaanmu sangat menghawatirkan, Soojung-!” Soojung tetap mengacuhkan lelaki itu, dia tetap memandang matahari yang mau terbenam sepenuhnya itu.
“Kau tidak pernah merasakan perasaanku, Jong In. Dia sangat special bagiku. Dia menemaniku saat duka maupun suka. Diapun berjanji hari ini dia akan bertemu denganku!” Akhirnya Soojung mengeluarkan suaranya juga. Lelaki itu–Jong In hanya menatapnya berkaca-kaca, tidak percaya cintanya kepada seseorang yang ditunggunya itu sampai sebegitunya.
“Kau juga tidak memikirkan perasaanku juga, Soojung! Aku juga mencintaimu!” Soojung dengan muka datar menatap Jong In. “Aku juga mencintaimu, tetapi aku lebih mencintainya. Entah cintaku kepadanya tiada batas.” Mata Jong In hampir meneteskan sebulir air mata yang akan melaju menuju ke pelipisnya.
“Janganlah menangis, carilah perempuan yang lebih baik dariku.” Suara Soojung mulai melemah dan serak, tangannya yang lembut itu menghapus air matanya itu. Lalu Soojung menghadiahkan Jong In senyuman yang manis, dengan sendirinya tubuh Jong In mendekati Soojung dan memeluknya.
“Kau memang luar biasa, Soojung.” Jong In berusaha menghentikan tangisannya itu.
“Tolong tinggalkan aku sendiri. Terima kasih telah mencintaiku.” Ucap Soojung membuat Jong In ‘tak sengaja mengukir senyumannya untuk Soojung, begitu juga Soojung. Lalu Jong In menuruti perkataan Soojung dan meninggalkan Soojung.
Langit sudah gelap, bulan sudah menutupi cahaya matahari dan sekarang bulanlah yang menyinari kota ini. Soojung tetap diam menunggu seseorang yang ditunggunya, dan ditemani oleh suara-suara ombak.
“Kenapa kau tidak muncul sampai sekarang?” Gumam Soojung sambil menggigil kedingin oleh karena angin laut yang berhembus kearahnya. Tiba-tiba ada yang melemparinya jaket, entah darimana asalnya. Jaket itu berukuran sangat besar dan berwarna biru tua.
Soojung menyadari sesuatu.
Mata Soojung mulai mengeluarkan air mata dengan tidak segan-segan, dan tidak segan-segan pula dia memakainya. Dia merasakan aroma khas dari jaket itu.
“Hei, jangan mengambilnya dengan sembarangan! Aku juga kedinginan.” Soojung kaget ketika dia mendengarkan suara itu. Berpikir dia berhalusinasi atau tidak, Dia pikir itu hanya halusinasi jadi dia hanya mengacuhkan suara itu dan melanjutkan kegiatannya.
Tunggu..
Soojung baru menyadarinya, darimana asal jaket ini? Jaket ini miliknya, tapi berasal darimana?
“Soojung!! Apakah kau tidak mendengarkanku?!” Ada seruan itu lagi, Kali ini Soojung yakin dia tidak berhalusinasi. Dengan cepat dia menoleh kebelakang.
Tidak ada siapapun.
Soojung dengan yakin dia berhalusinasi lagi.
“Soojung..” Terdengar bisikan dari telinga Soojung, Soojung pikir dia berhalusinasi lagi.
“Kau tidak menyadari keberadaanku?” Tiba-tiba ada suara dari bagian belakang Soojung, Soojung membelalakkan matanya lalu menoleh kebelakang.
Sosoknya yang tinggi..
Senyumannya..
Suaranya..
Soojung rindu dengan semua itu, Soojung meneteskan air mata lebih banyak sekarang. Dengan tidak segan-segan Soojung berlari menuju ke arahnya dan memeluknya.
“Kim Myungsoo.. Kau sungguh-sungguh Kim Myungsoo..” Suara yang didengar Soojung itu asli, bukan halusinasi. Kim Myungsoo–Pemilik suara itu mengelus-elus rambut Soojung yang terurai itu.
“Kali ini aku berjanji, Aku tidak akan meninggalkanmu.”
“Forever?“
“Forever.”
###
by : Sasha Kurnia (Cerita di ambil dari http://baddestsasha.wordpress.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar