Ku langkahkan kakiku dengan hati berdebar,ragu dan senang. Tetapi aku
tetap meneguhkan hati dan terus berjalan menuju gerbang sekolah.
Sambil berjalan ku melihat tulisan di atas gerbang itu, di situ
tertulis “SMP Nusa Bangsa” aku sangat bangga diterima di sekolah yang
cukup favorit. Aku bangga sekarang aku memakai seragam putih - biru
khas anak SMP. Tetapi, aku tetap ada yang kuragukan, yaitu teman.
Ku sangat ragu akankah aku akan mendapatkan teman baru disini,
akankah aku mendapatkan teman sebaik Citra, teman lamaku itu? Tak
sadar aku telah sampai di depan kelas, tiba – tiba aku merasa tidak
nyaman ketika meloihat wajah – wajah asing, di sini tidak ada seorang
pun temanku yang bersekolah di SMP ini. Aku bergumam “Aku harus bisa!”
, Dawn aku masuk ke dalam kelas. Akhirnya bel tanda masuk berbunyi,
dan aku merasa sangat tidak siap untuk di MOS dan memperkenalkan
diriku di depan orang – orang.
Ketika semua anak telah masuk kelas, pengurus OSIS pun menyuruh kita
memperkenalkan diri kita di depan kelas. Aku bergumam lagi “Tuh kan
bener, disuruh ngenalin diri nih! Gimana caranya?”, kebetulan namaku
adalah Adelia! Hurf abjad A! Pasti akan memperkenalkan diri awal-awal.
Kemudian ku dengar pengurus OSIS memanggil sebuah nama dan setelah ku
dengarkan dia memanggil namaku! Dengan gelisah aku maju kedepan, aku
merasa tidak PD. Setelah di depan aku berkata “Halo Nama saya Adelia
Susanto, tapi saya biasa dipanggil Aya!......” setelah menyebutkan
alamat, sekolah asal, dan nomer telepon, aku kembali duduk di kursi
dan merasa sangat lega.
Sekian banyak anak telah maju ke depan, tetapi hanya satu anak yang
membuatkan ingit berteman dan memulai persahabatan dengannya, namanya
adalah Santi. Setelah di MOS, saat pulang sekolah ku beranikan diri
tuk menyapanya.
“Halo! Kamu Santi yang kelas 7B itu kan?” kataku
Dia menjawab “Iya, lho bukannya kamu Adelia?Kita sekelas ya?
Percakapan pun berlanjut hingga kita menjadi sahabat.
Sekolah pun terasa menyenangkan, aku tak pernah terpisah olehnya.
Hingga suatu saat aku menerima kabar kalau Santi kecelakaan dan
dirawat di rumah sakit, aku sangat terpukul. Aku mengunjungi setiap
pulang serkolah, begitu seterusnya. Tetapi pada hari Sabtu aku merasa
ada sesuatu yang ganjil, aku pun menemani Santi sampai malam, ketika
aku mau pulang, aku merasa tidak enak, ternyata benar Santi tidak bisa
diselamatkan. Aku menangis dan menangis. Tetapi itu sudah takdir tidak
bisa waktu terulang lagi, semua itu tinggal kenangan. Sekarang aku
telah merelakannya tetapi tidak akan pernah melupakanya. Santi Aku
akan selalu mengenang mu.
By : Giovanita Ellen P.
7B / 13 / 5724
Tidak ada komentar:
Posting Komentar