Kamis, 14 Februari 2013

TENTANG KITA

Pagi itu, aku bertemu dengan seorang anak yang sedang berdiri bersandar di depan ruang kelasku. Dia tersenyum kecil ke arahku ketika aku lewat di depannya. Kriiiiiiiingggg..... begitu bel berbunyi, akupun segera masuk ke kelas. Sesaat kemudian, guruku masuk kelas bersama dengan anak yang tadi tersenyum kepadaku. Kevin, nama anak itu. Guruku menyuruhnya untuk duduk di bangku yang ada di depanku.

Saat pulang sekolah, Kevin menyapaku “Hai, boleh kenalan ngga?” “Boleh. Kamu anak baru yang di kelas 8A tadi itu kan?” sahutku. “Iya, nama kamu siapa?” tanyanya. “Namaku Fransisca, panggil aja Sisca.” jawabku. Di kejauhan kudengar suara klakson dari mobilku. Tandanya, aku harus segera pulang. “Pulang dulu yaa... Udah dijemput tuh,” pamitku. “Okay.. Hati-hati yaa... See you tomorrow...” balasnya. Aku segera berjalan menuju ke mobil, tak lupa kulambaikan tanganku kepadanya.

Satu minggu telah berlalu. Ternyata Kevin adalah seorang anak yang cukup cerdas. Dan, tempat tinggalnya hanya berjarak 2 blok dari rumahku. Kami sering belajar bersama, baik di sekolah maupun di rumah. Selain belajar, kami juga sering bermain bersama. Kevin sering bercerita tentang pengalamannya saat ia berlibur ke Jerman.

Tak terasa sudah setahun berlalu. Kini, aku berada di kelas 9. Kevin dan aku sudah tidak sekelas lagi. Kedekatanku dengan Kevin makin hari, makin renggang. Ia telah mendapatkan sahabat baru yang lebih cantik dan lebih populer dari aku. Angel, nama sahabat barunya. Bahkan, Kevin pun tak pernah menyapaku lagi. Aku sangat sedih dan terpukul. Aku hanya dapat mengungkapkan perasaanku dalam sebuah buku diary-ku.


Kenapa yaa sekarang kok Kevin tidak memperhatikanku lagi?
Apa karena sahabat barunya itu?
Hmm, kupikir ia adalah sahabat sejatiku....
Nyatanya, ia melupakanku hanya karena cewek yang lebih populer dariku...
Aku sangat sedih.. Aku akan sangat bahagia jika melihat Kevin bahagia meskipun hatiku sakit
Mungkin, kini aku mulai menyukainya lebih dari seorang sahabat


Tiba saatnya perpisahan kelas 9. Dalam acara itupun, Kevin tak mengucapkan sepatah kata pun kepadaku. Setiap saat ia selalu bersama Angel. Bahkan ketika aku meraih nilai tertinggi pun, ia tidak memberiku selamat. Tapi tak apa, kujadikan malam perpisahan itu sebagai hari pertemuan terakhirku dengannya yang paling indah.

Sepuluh tahun telah berlalu, kini aku telah bekerja di sebuah perusahaan ternama se-Jakarta. Anehnya, aku tak pernah bertemu dengan Direktur di perusahaan tempatku bekerja. Menjelang tahun baru, perusahaan tempatku bekerja mengadakan sambutan untuk Direkturku yang baru pulang ke Indonesia. Betapa terkejutnya aku ketika ternyata sosok Direktur perusahaanku itu adalah seorang Kevin. Yaaa, Kevin sahabatku dulu. Ekspresi Kevin berubah ketika menatap ke arahku. “Mungkin ia masih mengingatku,” gumamku.

Esok harinya, Direktur itu memintaku untuk menemuinya di ruang kerja. Meskipun aku gugup, tetapi aku tetap menemuinya. Ia pun mulai bertanya, “Kamu Sisca teman SMP-ku dulu kan?”. “Iya..” jawabku. “Kamu mau gak nemenin aku makan siang nanti ?” ajaknya. “Boleh, “ jawabku. Saat di restoran, kami berbincang-bincang tentang masa lalu kami ketika masih SMP. “Kamu udah pacaran belum? Apa jadian sama Ivan?” tanya Kevin. “Belum lah, apalagi sama Ivan, gak banget tau!!”jawabku sewot. “Hmm, kamu mau gak jadi pacarku?”tanyanya secara tiba-tiba. “Kamu yakin? Terus Angel gimana?” desakku. “Hahahaha... Angel itu sepupu aku, kamu salah sangka.” ejeknya. “Oooo...”jawabku. “Gimana? Kamu mau gak?” tanyanya sekali lagi. “Hmm, iya..” jawabku.

Dan pada akhirnya, kami pun hidup bahagia..................


Gracia Evania Santoso
Junezarra Thie Dea G

Tidak ada komentar:

Posting Komentar