''Hey, bangunlah anak muda!'' Gladius siuman dan masih menganggap dirinya seorang ksatria. "Kau bukan ksatria!" kata seorang tua disebelahnya. "Kau hampir tenggelam di sungai. Ternyata kau tidak bisa berenang, ya!". Gladius heran dan bertanya - tanya siapa orang yang ada di sebelahnya itu. "Kau siapa?"
Orang itu hanya terdiam dan kemudian mengucap tiga kata : "Aku tidak tahu".
Mereka kemudian sedikit bercakap - cakap sementara Pak Tua itu mengambilkan secangkir minuman alami. Pak Tua itupun langsung menyuruh Gladius meminum ramuan itu. "Pweeh, hey, apa kau mau membunuhku dengan ini?". Orang itu diam lagi. "Cepat bantu aku mengalahkan petarung yang telah mengalahkanku 2 hari lalu!". Si Tua itu menolak permintaan Gladius dengan 3 kata: "Aku tidak mau.''
Gladius berkata lagi" Ada apa denganmu Pak Tua?" Gladius meledek lagi. "Mengapa kau tidak mau menolongku? Tolonglah Pak Tua." Lagi lagi orang tua itu menjawab permintaan Gladius dengan 3 kata: "Aku tidak mau. Dalam hatinya, Gladius berkata "rasanya aku deja vu dengan orang ini. Tapi dimana, ya? Rasanya aneh juga. Aku tiba - tiba di sini dan bertemu dengan orang keren ini. Kalau dipikir-pikir rasanya aneh sekali."
"Kenapa bengong saja? Tenanglah. Besok kau ikut aku ke Gunung Olympus itu. Kita mengheningkan cipta disana." Gladius membalas "Besok, tapi aku lelah. Lihat kakiku, terkilir." Kakimu utuh kan?Ada dua kan? Jadi jangan mengeluh!" Gladius sungguh jengkel dengan orang itu. "Dasar, dia terus saja mengejekku."
Tibalah saat malam hari. Gladius sangat mengantuk dan ia butuh tidur sekarang. Tapi,Gladius tidak ingin tidur. Ia tidak ingin tertidur karena ia sudah menghabiskan harinya di ranjang. Tiba tiba ia melihat api. Api yang sangat besar sehingga rumah pun dibakarnya. Gladius berteriak "Pak tua, tolong aku!" Gladius melihat sesosok bayangan mendatanginya. " Untung kau disini pak tua. Ternyata, ia bukanlah bayangan yang dia harapkan. Dia adalah sesosok bayangan besar dan bersenjatakan pedang rantai. Dari punggungnya samar samar keluar bunyi " Sacoles agung." Gladius ketakutan. Giginya berderit.
"Hahaha, Gladius. Engkau akan berakhir di sini." Sacoles memutar pedang rantainya. Gladius menghindar. Pedang itu hanya mengenai ranjangnya. Ranjang itu berubah menjadi abu. Gladius semakin takut. Pak tua yang berada di belakang sacoles langsung mengepalkan sebelah tangannya dan memukulkannya ke punggung Sacoles agung. Sacoles mengaduh kesakitan. Sacoles mengayunkan pedang rantainya ke arah pundak Pak Tua. Seketika itu pundak pak tua berubah menjadi abu. Si pak tua kembali mengerahkan jurusnya. "Aku memanggil kekuatan kebaikan di muka bumi. Datanglah.. padaku" Tangannya yang terkepal seketika bercahaya. Pak tua memukulkan tangannya ke dada Sacoles. Sacoles meraung raung kesakitan dan langsung terpental entah mengarah ke mana.
"Wuih, hebat kau Pak tua." Pak tua itu lagi lagi tidak berkomentar. Seketika api, pak tua dan ranjangnya hilang. Kemudian terdengar suara "Nak, bangunlah. Kita akan mendaki gunung Olympus!" Ah, ternyata itu hanya mimpi. Tetapi, kenapa mimpi itu terlihat seperti nyata, ya? Dan lagi kenapa Pak tua ada di situ dan diam diam menolongku." Gladius terheran heran. Dan siapakah orang itu yang mengaku bernama Sacoles? Bagaimana cerita kelanjutannya? Tunggulah kisah lanjutannya.
To Be Continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar