Kamis, 11 Agustus 2016

ULANG TAHUN TERINDAH

Hari itu, aku bangun kesiangan. "GAWAT!!!" pikirku. Untung saja hari ini tidak ada pelajaran, hanya lomba-lomba yang diselenggarakan sekolah. Aku segera bersiap-siap dan ngebut ke sekolah. Meski begitu, aku tetap terlambat. Sedihnya. Aku juga melihat beberapa temanku terlambat. "Wah, ada teman. Untung tidak sendirian" pikirku. Aku berlari mengejar teman yang ada di depanku. "Pagi" sapaku. Namun ia mengacuhkanku dan berjalan cepat menghindariku. Aku heran. Kuputuskan untuk tidak menghiraukan hal itu dan terus berjalan menuju kelas. Sesampainya di kelas, Pak Budi telah berada di dalam menerangkan lomba-lomba hari ini. "DAVE, KAU TERLAMBAT!!!" ujarnya galak. "maaf, pak" kataku. Aku menyalaminya dan segera berjalan ke tempat dudukku. Tiba-tiba ada tangan menahanku, aku pun berbalik. "Eits.. eits... eits... mau kemana???" tanya guruku ini. "Mau duduk, pak..." kataku. "Duduk, duduk. Enak saja kau duduk. Pergi berdiri di luar, sampai bapak selesai menjelaskan!" katanya. "Tapi, pak..." "tidak ada tapi-tapian! sana, pergi!" potong beliau. Akhirnya aku menjalani hukumanku dengan berat hati. "Biasanya beliau tidak begitu" pikirku. "Teman-temanku juga bersikap aneh hari ini. Padahal biasanya mereka membelaku". Selesainya Pak Budi menjelaskan, teman-temanku berjalan keluar bersama. Aku bertanya tentang lomba itu, namun tak ada satupun temanku yang mau menjelaskan. Akhirnya aku tidak dapat mengikuti lomba. Itu terus berlanjut hingga bel pulang sekolah. Aku ingin segera pulang karena teman-temanku tidak ada yang memperhatikanku.
Sesampainya di rumah, aku melihat rumahku kosong dan gelap. Aku mencoba menyalakan lampu, tapi tak bisa. Akhirnya aku berjalan tertunduk lesu menuju kamar.
"SURPRISE!!!" teriak teman-temanku, begitu aku membuka pintu. Ayah dan ibuku membawa kue tar masuk ke kamar. Aku terkejut dan baru menyadari ini hari ulang tahunku. Pak Budi yang menghukumku juga ada di sana. "Teman-teman..." ujarku haru. "Dave, bapak minta maaf ya, soal tadi pagi. Tapi kamu tidak baleh mengulanginya lagi" kata Pak Budi. "Iya, pak! Tentu saja" ujarku. Hari itu hari yang paling menyenangkan dalam hidupku.

BODOHNYA AKU, TIDAK INGAT ULANG TAHUNKU SENDIRI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar