Mojokerto, 22 Februari 2012 ( WARTA TNH )
Rabu Abu adalah permulaan Masa
Prapaskah, yaitu masa pertobatan, pemeriksaan batin dan berpantang guna
mempersiapkan diri untuk Kebangkitan Kristus dan Penebusan dosa kita.
Di gereja katolik Mojokerto, misa Rabu
Abu dilaksanakan dua kali. Pertama pada pk 05.30 WIB. Kedua pk 18.00 WIB. Misa
pada saat Rabu Abu berbeda dengan misa – misa biasanya. Yang membuat berbeda
adalah dekorasi di altar yang sederhana ( hanya berhiaskan rangkaian daun ),
adanya abu. Abu yang digunakan adalah abu yang berasal dari daun-daun palma
yang telah diberkati pada perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya yang telah
dibakar.
Pada hari Rabu Abu kita diwajibkan
untuk berpuasa ( wajib bagi orang dewas` ) dan berpantang. Bagi orang dewasa
yang berpuasa, mereka hanya diperbolehkan untuk makan kenyang paling banyak
satu kali. Jika kita ingin berpantang, kita harus menahan nafsu dari segala
kebiasaan yang biasa kita lakukan. Sebagai contoh : Andi suka merokok. Andi
ingin berpantang, maka dia harus berhenti merokok selama 40 hari. Begitu juga
dengan makanan. Misal, kita suka makan daging. Kita harus berhenti makan daging
selama 40 hari. Kita bisa memakan sayur – sayuran atau tahu ataupun tempe.
Adapun jika kita suka “ jajan ” kita harus berhenti “ jajan ” untuk sementara.
Mungkin bagi sebagian orang 40 hari itu adalah hari yang sangat lama untuk
tidak melakukan hal – hal yang kita senangi. Namun, jika kita menganggapnya
seperti hari – hari biasa, kita akan tidak sadar jika puasa / pantangan kita
sudah berakhir.
Dalam masa prapaskah ini tindakan yang
tulus, mau bertobat adalah jalan menuju Kerajaan Allah. Namun, tidak hanya pada
masa prapaskah sikap kita harus selalu baik dan tulus. Setiap hari kita harus
selalu tulus, dan baik hati kepada siapa saja dan dimana saja.
Klemens Sunaryo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar